7. Sedikit Gombal

104 29 44
                                    

Beberapa bulan tidak hadir dengan cara mempublish part baru. Maaf, aku terlalu malas untuk melakukannya. Aku sempat hiatus sebulanan namun kini, aku kembali membawa janji yang telah di tepati. Selamat membaca!! #stayathome #Dirumahaja

***

Malam telah tiba, itu artinya pesta akan di mulai sebentar lagi.

Sembari menunggu, aku duduk di bawah pohon lebat yang tidak ku tahu namanya. Aku melamun seraya menyenderkan punggungku ke arah batang keras itu.

Suasana hening, karena posisiku agak jauh dengan aula istana. Entah kenapa, kali ini aku ingin menyendiri. Apalagi, setelah kejadian menyebalkan itu membuatku menghembuskan nafas frustasi. Tapi untungnya perasaan itu hanya sementara, karena kali ini aku sudah merasa aman.

Benar saja ucap Lura di perpustakaan tadi. Dia memang memanggil Marda dan menyuruhnya untuk memberiku sedikit sihir yang dia punya.

Flashback~

"Asla, aku beri kau beberapa kekuatan yang sangat kau butuhkan. Diantaranya, kau bisa menghilang di balik udara, kau bisa membaca pikiran seseorang, kau mampu mengadakan dan meniadakan benda, serta kau dapat membuat mimpimu menjadi kenyataan. Apa itu cukup?"

Flashback off~

Aku kembali tersenyum setelah mengingatnya. Bagaimana bisa aku seorang wanita biasa mempunyai kekuatan hebat seperti itu? Aku sangat berterima kasih dengan Marda.

Tak lupa aku mencoba mengetes salah satu kekuatanku, yaitu menghilang di balik udara. Tanpa butuh waktu yang panjang, aku menyaksikan tubuhku yang tengah transparan, seakan menyatu di udara. Aku tersenyun senang. Kemudian mencoba utuh kembali, dan dengan cepat aku dapat menampakan diri.

Tidak sampai situ, aku juga mencoba membaca pikiran seseorang yang tengah lewat di hadapanku. Dan dengan hanya menatapnya, aku bisa tahu kalau dia ingin pergi ke toilet saat ini juga.

Aku kembali tersenyum, dan tanpa sadar orang yang ku baca pikirannya itu menoleh ke arahku.

"Kenapa kau senyum - senyum sendiri? Kau gila ya?" Tanyanya.

Aku gelalapan dan sedikit gagap menjawabnya, "Eh, umm, anu.. Tidak kok, aku hanya.. eh..itu.. apa namanya.."

Pria itu menggelengkan kepalanya, "Dasar aneh. Kau tersesat ya?"

"Tentu saja tidak! Aku memang menghadiri pesta ini." Ucapku antusias padanya.

"Ah baiklah. By the way, kau cantik juga. Boleh kita kenalan?" Tuturnya sambil tersenyum singkat.

Aku tidak ambil pusing, langsung saja aku mengulurkan tangan dan memperkenalkan namaku. Dia juga menyambutnya sopan dan mengenalkan dirinya padaku. Dan di saat itu juga, kami merasa cocok satu sama lain.

Dalam arti, berteman.

Setelah ku teliti dari parasnya, aku sudah menduga bahwa dia adalah pria baik. Tapi, bukan berarti aku tidak mengawasinya. Aku masih trauma dengan kejadian di dalam istana. Lebih tepatnya, Byan yang hampir ingin menciumku itu. Oleh karena itu aku sedikit jaga jarak dengannya.

"Namaku Alan Hannery Gihfshi, panggil saja Alan. Siapa namamu?"

"Namaku Asla." Ucapku dengan senyum lepas.

I'll Find YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang