Dikamar Zhaffar sedang mondar mandir memikirkan cara untuk mengetahui semua hal tentang gadis tadi. ia sangat penasaran dan tertarik padanya. Tiba2 sekelebat tawaran papanya kemarin terlintas dipirannya bukan kah Ridwan jadi Dosen disana. Dan gadis itu juga kuliah disana. Ini kesempatan yang bagus. Zhaffar keluar kamar untuk segera mencari papanya. Bibir tak pernah surut dari senyum sejak memikirkan itu.
"pa" panggil Zhaffar ketika sudah menemukan papanya yang tengah duduk diruang tamu membaca Koran.
Merasa dipanggil Hasan mengangkat wajahnya menatap anaknya yang tersenyum menatapnya juga.
"Zhaffar mau bicara" zhaffar kembali bicara setelah duduk disebelah papanya. Dan hanya deheman yang didapatnya.
"apa tawaran papa yang kemarin masih berlaku?" Tanya Zhaffar langsung pada intinya tanpa basa basi lagi.
Hasan sedikit mengerutkan dahinya. Tawaran apa yang dibicarakan anaknya ini. karena tak ada sahutan yang didapatnya. Zhaffar sedikit kesal pada papanya yang udah lupa dengan tawaran itu.
"haduuh papa, yang jadi dosen di Univeritas A" terang Zhaffar yang sudah tidak sabar.
"oh itu. sekarang tanggal berapa?"
"tanggal 29 pa. kok malah Tanya tanggal kan zhaffar Tanya penawaran papa kemarin, masih berlaku nggk?"
"iya2. Untuk penawaran kemarin sudah terisi, tapi bulan ini fakultas Sains membuka lowongan dosen,seperti yang lain kamu harus kirim CV dan lamaran dulu kesana. Papa lupa mau beritahu kamu, jadwalnya sampai hari ini kayaknya deh, coba deh kamu cek dilamannya" setelah menjelaskan panjang lebar Hasan kembali membaca korannya.
" yah papa. Kok gak beritahu zhaffar sih, jadi sekarang zhaffar harus kirim lamaran kesana dong dan ikut seleksi"
"ya maafin papa, kan lupa. Iy kamu harus ikut seleksi"
"yaudah kalo begitu. Zhaffar pamit dulu." Hanya ditanggapi deheman papanya. Zhaffar langsung kembali ke kamarnya. Membuka laman universitas A bagian fakultas Sains membaca sedetail2 nya apa saja berkas yang harus dikirimkannya. Setelah itu ia harus cepat2 mengirimnya ke fakultas.
******
Nazifa baru saja selesai kelas ia berencana untuk membeli buku. Ia akan mengajak Riza untuk menemaninya."semoga kelasnya sudah selesai" gumam Nazifa berjalan menuju gedung jurusan Riza. Ternyata kelas Riza belum selesai Ia akan menunggu sahabatnya itu dikursi depan kelasnya.
Sekitar sepuluh menit, akhirnya pintu kelas terbuka menandakan kelas berakhir. Satu persatu mahasiswa keluar dan Riza menjadi yang terakhir. "Nazifa" Riza terkejut melihat sahabatnya sudah disana. Nazifa tersenyum dan menghampiri Riza
"eh kamu kemana Riz, kok luka2 gini" Nazifa melihat sudut bibir Riza terluka dan memar2 di beberapa tempat.
"gak papa kok Riz, tadi kamu kesini mu ngapain?" Tanya Riza mengalihkan pembicaraan
"tadinya aku mau ngajak kamu ke toko buku, tapi melihatmu seperti ini aku gak tega"
"aku gak papa Zif, ayo. Aku juga mau beli sesauatu"
"beneran kamu gak papa"
"haduh iya. Ayo" Nazifa akhirnya menyerah, merak berjalan menuju parkiran. Setelah mengeluarkan dari parkiran, nazifa mulai menyalakan motornya. "Riz ayo naik" tak ada sahutan atau gerakan pada motornya. Ia pun menoleh kebelakang melihat Riza yang melamun belakang motornya.
"Riz" Nazifa menyentuh tangan Riza yang berada si jok belakang.
"eh iya" setelah sadar, Riza langsung naik motor Nazifa dan mereka pun keluar kampus.