Bab 7

86 3 2
                                    

Terima kasih masih mau membaca dan menunggu cerita ku.

Maaf kalo lamaaaa banget, namanya juga masih pemula nyari ide sudah banget apalagi kalo lagi gak mood. sebenernya aku mau berhenti nerusin cerita ini. tapi karena masih ada yang mau baca sampe bab 6 kemarin walaupun hanya lewat aja gak papa kok. aku tetep seneng ada yang mau baca.

Semoga menikmati

"Assalamualaikum. Maaf telat pak"

Zifa menunduk didepan pintu menunggu eksekusi dari dosennya.

"nama kamu siapa?". Zifa mengernyit heran, ini bukan suara Pak bimo lagipula pak bimo pasti sudah tau dirinya kenapa masih menanyakan nama. Karena penasaran zifa mendongakkan kepalanya, dan matanya langsung bertemu dengan mata tajam pria didepannya. Mereka bertatapan sedikit lama hingga zifa mengalihkan pandangannya kembali menunduk.

"egghmmm, jadi nama kamu?"

"Nazifa Nauri Krasiva pak"

"NIM akhir?"

"045 pak"

"baik kamu keluar!." Ucap dosen baru tegas. Membuat zifa tersedak ludahnya kaget mengangkat kepalanya menatap dosennya. Dan kembali menunduk lemah sambil memutar badan keluar kelas.

"setelah kelas selesai langsung keruangan saya!" ucap dosen baru itu sebelum zifa benar2 keluar kelas.

"ish bodoh kamu fa, ish" Nazifa menggerutu menyelahkan diri sendiri. Setelah selesai mengumpat dan sebagainya Nazifa kembali beristighfar dan berjalan menuju perpustakaan. Ia harus menunggu kelasnya selesai satu setengah jam lagi. dan ia memutukan menghabiskannya dengan membaca buku.

Sampainya diperpustakaan Zifa langsung menuju lorong karya tulis, menyusuri setiap buku yang mungkin bisa ia baca. Hingga ia menemukan sebuah buku yang menarik perhatiannya, namun sebuah tangan sudah terlebih dahulu mengambil buku itu yang letahnya di rak paling atas.

"eh itu buku ku!" ucap Zifa sedikit keras karena pria tadi sudah mulai berjalan

Tak ada jawaban. Tapi pria itu berhenti ditempatnya tanpa berbalik

"buku itu aku yang menemukan dulu. Jadi tolong kembalikan" Ucap zifa menambahkan

"gue dulu yang mengambilnya jadi buku ini milik gue" suara bas pria itu tegas

Belum sempat Zifa menimpali ucapan pria itu. dia kembali berjalan tanpa memperdulikan ucapan zifa tadi. yang bisa zifa lakukan hanyalah menghembuskan nafas kasarnya dan memperhatikan langkah pria itu sampai dibelokan.

Dan ia sedikit kaget karena wajah pria tadi mirip dengan Rafa. "apakah rafa tidak mengenaliku? Ah sudah lah" Zifa akhirnya kembali menyusuri rak-rak buku.

Tak terasa 2 jam zifa habiskan di perpustakaan. Tak ada penyesalan setelah dia menyelamatkan mbak2 tadi walau ia tidak bisa mengikuti kelas ia bisa mengejarnya dengan bertanya dengan temannya yang lain. Beda cerita kalau dia tidak mengetahui kecelakaan itu. setelah ini ia harus menuju dosen baru itu. tadi ia sempat chat teman kelasnya bahwa dosen tadi bernama Zhaffar dosen baru. Setidaknya ia bisa bertanya ke pegawai atau dosen yang lain untuk keruangan pak zhaffar.

"eh zif mau kemana?" tanya riza saat berpapasan dengannya dibelokan.

"eh riza, mau keruang dosen nemuin pak Zhaffar" jawab Zifa

"mau ngapain?" tanya lanjut gak biasa sahabatnya ini ke ruang dosen "eengg maaf ya riz nanti aku ceritain aku harus kesana takutnya pak zhaffar nunggu lama" ucap zifa sambil berjalan "eh zif.." mungkin dia dipanggil untuk membantu dosen itu batin riza.

DecisionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang