BAB 6

122 2 0
                                    

Sholat jumat sudah selesai dilaksanakan 10 menit yang lalu. Waktunya para mahasiswi untuk melaksanakan sholat dhuhur. Dimasjid masih ada beberapa mahasiswa, dosen dan warga sekitar yang menetap untuk sekedar beristirahat, berdiskusi maupun mengaji.

Nazifa berjalan menuju tempat wudhu dan segera masuk ke masjid bagian kiri-diperuntukan untuk wanita- untuk melaksanakan sholat dhuhur. Setelah sholat Nazifa selalu membiasakan untuk berdzikir. Sebuah suara menghentikan kegiatan Nazifa yang sedang membereskan perlengkapan sholatnya. Bukan hanya suara yang lantang dan lembut itu saja yang membuat Nazifa berhenti namun surat yang di baca juga membuat Nazifa mengingat sesuatu. Ia lupa membaca surat tersebut. Al-Kahfi. Iya pemuda itu membaca surat yang disunnah kan Rasulullah membaca nya setiap malam jumat dan hari jumat itu sendiri

"astaghfirullah aku lupa"

Ia lalu menyimak dan menirukan bacaan pria tersebut. Suara merdu itu benar2 membuat Nazifa hanyut dalam bacaannya.

"shodaqallahuladzim" mereka selesai membaca surat alkahfi bersama walau pria itu tak tau bahwa ada gadis yang sejak tadi menirukan bacaannya.

"siapa pria itu. Selama ini tak pernah ada yang membaca surat alkahfi dengan suara semerdu itu" batin Nafiza bertanya-tanya.

Daripada memikirkan pria itu. Nazifa lebih memilih rapikan barang2nya dan beranjak dari masjid, 20 menit lagi kelasnya dimulai. Ia pun bergegas menuju gedung fakultasnya.

"Zif"

"bentar Zif... Huf... Huf...bentar". Nafas Riza terenggah-terenggah.

"kamu kenapa sih lari2 kaya gitu. Udah ayo Riz. Udah mau masuk nih. Tinggal 7 menit lagi" ucap nazifa sambil menepuk pundak Riza dan berlalu menuju kelas. Riza pun berjalan mengikuti nazifa setelah nafasnya mulai normal.

Mentari mulai terlihat memerah. Nazifa dan Nuriza sudah keluar kelas sejak sepuluh menit yang lalu. Mereka berjalan menuju masjid universitas. Sudah menjelang maghrib. Dan mereka memutuskan pulang setelah maghrib saja. Dihari jum'at semua mata kuliah memang dimulai setelah sholat jum'at dilaksanakan hanya khusus untuk mata kuliah agama non islam yang ada dijam pagi.

"Zif tau gak ada dosen baru difakultas kita lho" Riza memulai percakapan setelah beberapa menit mereka hanya diam. Mereka memasuki serambi masjid setelah melepas sepatu dan kaos kaki.

"hhhmmm". Tanpa minat menyahuti perkataan Riza, ia memang tidak sika bergosip layaknya perempuan-perempuan lain. Lebih baik ia berdzikir daripada harus membicarakan orang lain.

"gosip2nya masih muda zif, ganteng lagi" ucap Riza lagi. Yang sebelumnya hanya dibalas Nazifa deheman. Mereka tetap berjalan menuju tempat wudhu

"hhhhmmm"

"kok ham hem mulu sih zif. Iisshh" kesal Riza. Mukanya sudah cemberut mengekspresikan kekesalannya pada Nazifa. Dengan menghentak-hentakkan kaki berlalu lebih dulu dari Nazifa. Melihat sahabatnya kesal Nazifa sedikit berlari mensejajarkan langkahnya untuk menenangkan sahabatnya

"lha kamu kan tau aku gak suka bicarain orang. Apalagi ini yang lawan jenis. Kita kan gak boleh memikirkan yang bukan muhrim" tutur Nazifa. Ia memang menjaga dirinya dengan sebaik-baiknya.

Namun bukan berarti ia benar-benar menjauhi laki-laki. ia tetap akan berbicara dengan teman laki-lakinya bila memang dibutuhkan.

"iya2 zif maaf. Gak lagi deh. Tapi aku penasaran banget" ucap Riza masih dengan ekspresi kesal dan penasaran.

"Za. Gak boleh mi..." sanggah Nazifa cepat. Ia bener2 gak suka pembahasan ini berlanjut

"iya2 zif iya. Gak mikirin lagi dan gak ngomongon yang gk muhrim" sahut Riza cepat. Memotong kalimat nazifa yang belom selesai.ia akan menghentikan pembahasan ini sebelum nazifa akan menceramahinya.

Mereka pun mengambil air wudhu dan kembali berjalan menuju kedalam masjid sambil menunggu adzan maghrib dikumandangkan. Daripada bicara gak bermanfaat lebih baik menghabiskan waktu dengan membaca AlQuran dan iktikaf didalam masjid.

*********

Matahari mulai tergelincir, seperti hari-hari sebelumnya kampus selalu panas. Dan Nazifa harus memacu motornya dengan cepat. Yap ia terlambat lagi. nanti jangan lupa ingatkan nazifa untuk membeli jam beker sebanyak-banyaknya. Karna kalau sudah ngadep laptop dan buku dunia terasa milik sendiri hingga ia tak menyadari jam sudah menunjukkan pukul setengah satu. Dan ia ada kelas jam 1.

Namun belum sampai didepan fakultas. Ia melihat ada tabrakan motor. Dari arah selatan depan fakultasnya seorang pria mengendarai motor dengan sangat kencang. Sedangkan dari arah fakultas seorang gadis keluar menyebrang tanpa melihat kanan kiri karena sibuk dengan hp nya. Dan tabrakan pun tak terelakan. Gadis itu tertabrak dan terlempar lumayan jauh.

Nazifa langsung berhenti dan berlari menolong gadis itu. melupakan kalau ia sudah telat masuk kelas.

"Mbak tidak apa-apa?" tanya nazifa sambil mengangkat kepala gadis tadi keatas pangkuannya.

Tak banyak orang yang tau kejadian tersebut. Karena memang jam satu semua kelas berlangsung. Hanya beberapa orang yang menolong mereka. Beberapa menghampiri si pria yang juga terjatuh.

"mas.boleh minta tolong telfonkan rumah sakit terdekat?" Zifa menunjuk pria didepannya. Lalu ia mengambil air minum yang ia bawa dan membantu gadis tadi untuk minum,karena pasti ia mengalami syok. Untuk luka-luka yang dialami gadis tadi ia tak bisa melakuka hal banyak, karena ada luka dikepalanya.

Tak begitu lama mobil ambulan datang. Zifa langsung membantu mengangkat gadis itu untuk masuk kedalam ambulan.

"apakah ada keluarga atau teman dekatnya disini?" tanya petugas kepada mereka. Dan mereka hanya menggeleng.

"apakah mbak teman dekatnya?" tanya petugas pada Nazifa

"nggk juga mas?" sesaat zifa langsung faham

"saya akan ikut untuk mengurus administrasinya" ucap nazifa dan langsung ikut masuk kedalam ambulan.

Sesampainya dirumah sakit ia langsung kebagian admnistrasi. Untuk masalah uang ia punya simpanan. Setelah selesai dibagian administrasi ia menunggu didepan ruang perawatan. Menunggu dokter selesai merawat luka-luka gadis itu.



--------------------------------------------------

Ceritanya membosankan? sudah ketebak? ya namanya masih amatir jadi maklum i aja. yang masih nunggu ceritanya update makasih banyak. tapi gak bisa janjiin lanjutannya soalnya pikiran masih  buntu

aku tau menunggu itu gak enak. tapi masalahnya aku juga belum bisa selalu nulis terus jadi maaf banget ya.

selamat membaca dan menunggu :)

DecisionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang