BAB 4

105 2 0
                                    

Nazifa melangkahkan kakinya ringan ditaman kampus, hari ini dia senang karena Cuma ada satu mata kuliah hari ini, hingga ia bisa pulang. dari kejauhan nazifa melihat riza tengah duduk sendiri didepan danau kampus. Ia pun melangkahkan kakinya menemui, ia berjalan mengendap-endap berniat untuk mengagetkan Riza, namun niatnya ia urungkan setelah mendengar helaan nafas frustasi Riza. Sahabatnya itu sepertinya memiliki masalah.

"Assalamualaikum Riza" riza benar memiliki masalah walau pun ia alam dengan suara yang sedikit pelan, riza tetap terlonjak kaget. Ia sedang melamun.

"eh Zifa waalaikum salam" jawab riza menggeser duduknya memberikan ruang pada Nazifa.

Setelah itu sunyi. Tak ada yang memulai bicara, mereka larut dalam pemikiran masing2 dengan mata lurus kedepan menatap danau didepannya. Sebenarnya Nazifa tak suka keadaan ini, ia ingin bertanya pada Riza masalah apa yang sedang dipikirkannya. Tapi nazifa memberikan waktu Riza agar ia sendiri yanag bercerita padanya.

Sedari tadi duduknya tak nyaman. Ia benar2 benci keadaan seperti ini. nazifa akhirnya tak tahan dan memutar duduknya menghadap Riza, dan menyedekapkan tangannya didepan dada.

"aku gak tau masalah apa yang sedang kamu pikirkan saat ini, selama kamu gak mau membaginya dengan ku. Aku tidak memaksanya. Tapi jangan diem dan terus2 menghela nafas seperti itu. aku bener2 gak tau mau berbuat apa Riza. Aku khawatir sama kamu" cerocos nazifa panjang lebar

"maaf" sesal riza menundukkan kepala.

Nazifa kembali memutar otak setelah kalimat panjangnya hanya dibalas satu kata yang membauatnya kesal. Ia harus melakukan sasuatu untuk menghibur sahabatnya ini. ia punya satu ide yang bagus.

"Riza" panggil nazifa sambil menggenggam sebelah tangan riza. Riza pun mengangkat kepalanya menatap nazifa

"aku sahabat kamu benar?" Tanya nazifa dijawab dengan anggukaan riza. "kalau kamu ada masalah kamu bisa membaginya dengan ku, mungkin aku punya solusi untuk menyelesaikannya. Tapi kalau pun aku tak bisa, setidaknya kamu tidak memendamnya sendiri. Aku siap mendengarkannya kapan pun kamu siap. Dan untuk saat ini gimana kalau kita pergi ke kedai Korean Drama. Mau? Lanjut Nazifa ia tau bahwa sahabatnya ini ingin mengunjungi kedai itu beberapa hari yang lalu. tapi sampai sekarang mereka tak belum kesana, karena tugas yang menumpuk.

Mata Riza berbinar setelah mendengar nama kedai es cream itu. ia pun langung mengangguk membuang masalahya sementara. Setelah mendapat persetujuan Riza, akhirnya mereka berjalan beriringan menuju motor Nazifa untukmeluncur kesana.

Sekitar sepuluh menit merek sudah didepan kedai es cream&coklat itu. mereka pun masuk memilih duduk didekat jendela. Mereka sedikit bingung dengan nama menu2 yang tertera di daftar menu.

"Zif namanya unik2 ya, bingung deh mau pesan yang mana"

"iya Riz, gimana kalo ini. penasaran aku kayaknya unik deh kayak ceritanya." nazifa menunjuk menu bernama "Goblin Chocolate". Nama goblin yang diadopsi dari drakor "Goblin" beberapa waktu yang lalu pernah sangat boming.

"kalo aku mau yang ini aja" riza menunjuk menu yang bernama "Descendants Of The Sun" judul drakor yang terkenal dengan song2 couple nya yang sayangnya hubungan kedua actor itu harus kandas.

Setelah memilih pesanannya masing2 nazifa pun mengatakannya pada pelayan yang sejak tadi setia disamping meja mereka.

"Zif maaf ya yang tadi, aku gak belum bisa cerita sama kamu" ucap riza mengawali pembicaraan

"udah tenang aja, jangan dipikirkan. Kamu tau harus kemana saat membutuhkan tempat bercerita"

Dijawab dengan anggukan dan senyuman, tak perlu waktu lama pesanan mereka pun datang. Mereka takjub dengan penyajian es creamnya. Punya Nazifa berbentuk boneka goblin yang dominan dengan es cream coklat, benar2 mirip seperti di drama. Edangkan punya Riza berbentuk hati yang bertuliskan DOTS dan tak lupa ada miniatur kedua pemain dokter dan tentara yang terbuat dari coklat. Sangat menarik membuat sayang untuk dimakan.

"Riz setelah ini mau ikut aku ke panti? Udah lama gak kesana aku"

"hhhmmm boleh-boleh" Riza menggangguk semangat

"yes gitu aku mau pesan sedikit es cream buat mereka"

"oke zif"

Nazifa pun berlalu menuju kasir menanyakan apakah disini menyediakan es cream dalam wadah cup2 kecil dan bisa di bungkun. Setelah selesai dengan pesanannya ia kembali.

Setelah mereka menghabiskan es cream masing2. Mereka segera menuju kasir untuk membayar dan mengambil pesanannya.

"mbak semuanya jadi berapa, sama pesananya tadi?" Tanya Nazifa.

"semuanya gratis mbak" ucap falyn-kasir kedai. Yang membuat nazifa berhenti membuka dompetnya. Balik menatap kasir itu kaget.

"hah apa mbak? Saya gak salah dengar" Tanya nazifa lagi mungkin ia salah dengar tadi.

"hah gratis mbak" Riza juga kaget mendengar kalimat kasir.

"iya mbak semunya gratis karena hari ini kedai kami ada hadiah special untuk pelanggan ke 100 kami, dan mbak orangnya. selamat" ucap falyn dengan senyum mengembang. Ia sudah melaksanakan apa yang diperintahkan bosnya tadi.

"oh begitu. Terima kasih mbak" Riza menjawab duluan

"sekali lagi terima kasih banyak mbak" tambah Nazifa

"ini pesanannya. Semoga mbak senang dengan pelayann kami. Datang kembali" ucap Falyn serta menyerahkan pesanan Nazifa.

"terima kasih" ucap Nazifa lalu mengambil pesananya dari falyn.

Nazifa keluar dengan pikiran yang bingung. Sedangkan Riza keluar dengan senyum semringah. Hari ini benar2 beruntung bisa makan es cream gratis.

Beberapa waktu sebelumnya. Zhaffar tengah memarkir mobilnya didepan Kedai, namun sebelum ia keluar ia melihat gadis kemarin tengah duduk menikmati es cream dengan temannya. Teman yang sama saat di warung beberapa waktu lalu.

sebelum kasirnya menyapa ia sudah menempelkan telunjuknya didepan bibir mengisyaratkan untuk diam. Ia langsung masuk menuju dapur. Lalu dipanggilnya Falyn untuk ikut masuk

"mereka memesan apa lyn", falyn kebingungan "mereka siapa pak?"

"dua gadis yang duduk dedekat jendela itu" tunjuk Zhaffar dari pintu yang bagian atasnya berupa kaca. Flyn mengangguk mengerti lalu menyebutkan apa saja pesanannya.

"oke lyn, semua pesanan mereka jangan dihitung, semuanya gratis. Bilang saja mereka pelanggan keseratus dan semua pesananya gratis" Falyn hanya mengganguk mengerti. Dan kembali ke meja kasir. Sedangkan Zhaffar menuju ruangannya setelah melihat sekilas gadis itu.


Maaf cuma dikit, semoga masih mau lanjut baca. Jangan lupa sholat dhuha hari ini dan baca Al-Quran nya.

oh ya besok Tahun baru ya.

Semoga semua tujuan di tahun 2019 ini sudah tercapai semua, dan semua harapan di tahun 2020 juga tercapai. Aaaamiiin

DecisionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang