Malam ini Chaeyeon masih berlatih diruang dance agensinya, musik masih mengalun tidak perduli dengan keringat yang sudah membanjiri tubuhnya, Chaeyeon masih bergerak mengikuti irama lagu.
Eunbi selaku teman satu grup sekaligus leader digrup yang kini menjadi tempat Chaeyeon bernaung sudah mengingatkan Chaeyeon untuk berhenti tapi Chaeyeon tidak mau, dia butuh pelampiasan untuk emosinya.
"Lee Chaeyeon berhenti! Menurutmu apa yang sedang kamu lakukan sekarang?" suara berat dengan bentakan dari seseorang kini berdiri dipintu ruangan tidak digubris oleh Chaeyeon
"Lee Chaeyeon!" bahkan Chaeyeon tidak perduli ketika orang tersebut sudah menutup pintu dengan bantingan yang sangat keras, pertanda jika emosi orang tersebut sudah mulai naik
Tubuh Chaeyeon seketika lemas, air mata yang sedari tadi ditahannya akhirnya menetes ketika melalui cermin besar tepat dihadapannya matanya beradu pandang dengan seseorang yang kini memeluknya dari belakang, yang bertujuan untuk menghentikan kegiatan Chaeyeon.
"Chaeyeon ada apa? Kamu harusnya senang comebackmu yang sempat tertunda akan segera dilanjutkan" ucapan seseorang yang kini menatap Chaeyeon melalui cermin besar tersebut membuat air mata Chaeyeon semakin deras
"Hey jangan menangis, kamu tahu aku tidak suka melihatmu menangis" seseorang itu kini menghapus air mata Chaeyeon menggunakan ibu jarinya, posisi mereka masih belum berubah
Chaeyeon segera berbalik dan memeluk orang tersebut dengan erat, dia menyembunyikan wajahnya didada orang tersebut dan menangis sejadinya setelah merasakan rambutnya diusap dengan sangat lembut.
"Hangyul aku merasa dunia ini tidak adil" Chaeyeon berujar lirih dalam perukan seseorang yang ternyata bernama Hangyul, tepatnya Lee Hangyul
"Mau duduk? Aku pegal setelah berlari ketika mendapat kabar dari Eunbi, katanya kamu melakukan hal gila" kekehan dari Hangyul tidak terdengar lucu sama sekali, bagi Chaeyeon kekehan itu malah membuatnya merasa semakin sakit
Hangyul menuntunnya untuk duduk dilantai ruangan, tidak terasa dingin karena Hangyul sudah menaikan suhu ruangan sebelumnya.
Hangyul masih membiarkan Chaeyeon menangis hingga puas, Hangyul dengan setia mengelusi rambut dan punggung Chaeyeon sebagai penenang.
Baru setelah sekitar dua puluh menit kemudian Chaeyeon menjauhkan wajahnya dari dada Hangyul, tangan Chaeyeon yang sebelumnya terulur bertujuan untuk menghapus air mata dan merapihkan rambutnya tertahan oleh tangan Hangyul yang sudah lebih dulu melakukannya.
Hangyul menatap Chaeyeon dengan senyum yang selalu membuatnya candu, tangan Hangyul masih setia merapihkan helaian rambut Chaeyeon yang menutupi wajahnya.
"Menurutmu dibagian mana dunia tidak adil?" Hangyul bertanya dengan senyumnya yang belum hilang
"Banyak, contohnya adalah dia tidak adil padamu dan teman satu grupmu. Hangyul apa bedanya kalian dengan peserta yang lain? Kalian sama-sama ingin meraih cita-cita dan membanggakan orang yang kalian sayangi, tapi kenapa hanya kalian yang dibenci?" Chaeyeon menyuarakan isi hatinya dengan berapi-api dan Hangyul hanya tersenyum
"Itu berarti bukan dunia yang tidak adil tapi manusia yang kejam dan serakah. Chaeyeon ini resiko yang harus kami tanggung karena perbuatan kotor, kami mengecewakan peserta yang lain, kami menodai kepercayaan peserta yang lain" jawab Hangyul dengan nada tenang
"Tapi kalian tidak tahu jika ternyata melakukan hal kotor, kalian hanya korban mereka juga korban, kalian dijadikan kambing hitam demi kepentingan beberapa pihak. Tapi yang dikenal publik adalah kalian, yang akan terlihat buruk dimata publik adalah kalian. Itu bukan salah kalian tapi kenapa harus kalian yang menanggung itu semua?" tangis Chaeyeon kembali, dengan sigap tangan Hangyul kembali terulur untuk menghapus air mata Chaeyeon
KAMU SEDANG MEMBACA
Almost is Never Enough
FanfictionKatanya laki laki sama perempuan itu gak bisa sahabatan? Jadi gimana nasib Chaeyeon, Hangyul, Hyewon dan Yohan?