Our Valentine

658 54 3
                                    

Menjelang hari yang sudah dinanti sejak beberapa bulan lalu, kegiatan grupnya yang sempat diundur karena sebuah masalah besar yang berhasil membuat hatinya hancur menjadi serpihan tak beraturan ketika melihat orang yang dicintainya tersenyum dibalik perasaan yang sama hancurnya.

Chaeyeon bersantai di dorm grupnya, menjelang perilisan album yang sempat tertunda, gadis itu dan tentu saja teman satu grupnya yang lain mendapatkan jatah libur sebelum hari Senin album dan musik video mereka resmi dirilis.

"Kak, ada rencana pergi untuk valentine besok?" Chaeyeon menatap adik bungsunya digrupnya yang kini sedang menemaninya menonton film sambil merebahkan diri di sofa rumah, dengan dahi mengernyit

"Tumben kamu nanya gitu, ada apa Wonyoung?" tanya Chaeyeon, kini dirinya fokus menatap sang adik yang sedang menggigit cokelat batangan

"Kak Chaeyeon kan sekarang punya kak Hangyul, gak mau merayakan hari kasih sayang bersama?" Wonyoung mengangkat kedua bahunya dan kembali bertanya

"Hangyul sibuk promosi di acara musik, lagi pula hari kasih sayang gak harus dirayakan setiap tanggal empat belas bulan Februari kan? Hari kasih sayang itu seharusnya dirayakan setiap hari, menurutku" Chaeyeon sibuk menerawang, mengingat daftar panjang jadwal padat milik Hangyul

"Kak Hyewon uring-uringan karena kak Yohan sibuk di hari valentine. Jadi aku kira kak Chaeyeon yang emang juga udah punya pasangan akan berkencan seharian sama kak Hangyul, dan berdiskusi masalah perform kak Hangyul di fanmeet yang bikin kak Chaeyeon uring-uringan"

Chaeyeon merubah raut wajahnya ketika sang adik menyinggung tentang penampilan Hangyul dan Dohyon di acara Fan Meeting saat menampilan lagu You Got It beberapa hari lalu.

"Jangan ungkit itu lagi Wony" Wonyoung terkekeh ketika melihat kakak yang sudah seperti ibunya, seperti Eunbi, menekuk wajah dengan kesal

...

Setelah hari itu memang Chaeyeon hanya uring-uringan ketika melihat timeline sosial media yang ditunjukkan oleh Yuri, gadis yang sering diibaratkan sebagai sebuah bulu itu langsung mengetik pesan panjang untuk dikirim kepada Hangyul, sebagai pelampiasan rasa kesalnya kepada sang kekasih.

Menjelang tidur, ponselnya terus berdering tanpa henti. Teman satu kamarnya sampai berseru kesal ketika dering ponsel Chaeyeon tidak berhenti berbunyi, sedangkan si pemilik tidak ada niatan untuk menerima panggilan masuk tersebut.

"Kak tolong angkat, kita harus tidur" Yuri berkata dengan sinis, membuat Chaeyeon dengan terpaksa menerima panggilan yang sudah pasti dari Hangyul

Chaeyeon merasa semakin kesal ketika pria diseberang sana hanya terkekeh sambil meledek karena rasa cemburu Chaeyeon, sampai entah keberanian dari mana kalimat yang tidak pernah Chaeyeon harapkan keluar dari mulutnya, akhirnya didengar oleh Hangyul.

"Kamu memang bukan cuma punyaku, bahagia sekali bisa membuat ratusan gadis menjerit heboh. Selamat"

Nada bicara Chaeyeon kelewat datar dan dingin, Hangyul tentu menyadarinya. Tapi tidak ada rasa marah sama sekali atas sindiran tidak langsung yang disampaikan gadis kesukaannya.

Hangyul tersenyum meski kekasihnya tidak bisa melihatnya, menghela nafas sebelum menjawab ucapan kekasih menggemaskannya.

"Tapi hatiku cuma punya kamu, yang boleh peluk aku cuma kamu, yang boleh cium aku cuma kamu, mereka cuma bisa lihat tapi kamu bisa pegang"

"LEE HANGYUL"

Hangyul tertawa lepas, tanpa melihat pun dirinya tahu jika kini pipi bulat sang kekasih pasti sudah merah sampai ke telinga.

Almost is Never Enough  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang