🥀🌹🥀

4.6K 320 20
                                    

Turun dari mobil milik bosnya, Prilly sangat senang karena ia melihat pengasuhnya sedang berdiri di depan teras rumah sambil menggendong anaknya. Dengan semangat Prilly langsung berjalan cepat mendatangi pengasuh tersebut untuk mengambil anaknya.

"Aduh anak Bunda udah wangi aja nih, udah mandi ya nak?" tanya Prilly.

"Tadi rewel enggak sih mbak Aghannya?" tanya Prilly

"Ya seperti biasa dek, anteng-anteng aja," sahut Mbak Hesty membuat Prilly tersenyum.

"pintar ya anak bunda," ucap Prilly

"Eh kasihan ya bu Zulfa masa anak satu-satunya belum nikah malah sudah punya anak, pantesan selama ini tertutup eh tau-tau bunting,"

"hsstt jangan suudzon gak baik, siapa tau itu anak bukan anak kandungnya,"

"aduh kalau bukan anak kandung seharusnya itu jadi anaknya bu Zulfa dong," Prilly tersenyum saja mendengar bisikan-bisikan namun terdengar keras di telinganya. Karena posisinya sedang di teras rumah walau yang ngerumpi ibu-ibu di seberang rumah namun tetap kedengaran di telinga Prilly.

"sabar ya dek, mereka cuma enggak tahu aja keadaan sebenarnya," ucap Mbak Hesty yang ikut jengkel mendengar para ibu-ibu yang suka menghibah itu.

"Gapapa mbak asal jangan anak saya aja yang di usik," ucap Prilly

"kita masuk aja yu," sambung Prilly lagi.

¤¤¤

"Aghan bobo oh Aghan bobo, kalau tidak bobo di gigit nyamuk," Prilly bersenandung dengan lagu turun temurun penghantar tidur sambil menimang-nimang Aghan dalam gendongannya.

"Sayang apapun yang terjadi suatu saat jangan pernah benci ataupun tinggalin bunda ya sayang, kalaupun nanti kamu ketemu sama orangtua kandung kamu, kamu harus tetap ingat bunda ya," ucap Prilly sambil berbisik lirih tidak sadar air matanya menetes haru.

"bunda janji selama orangtua kandung kamu belum ditemukan, bunda akan penuhi semua kebutuhan kamu apapun itu bunda usahakan," ucap Prilly sambil mengelus kepala bayi tersebut matanya terbuka namun tidak menangis.

"kok enggak mau tidur sih sayang, kamu masih lapar ya?" ucap Prilly kemudian menyelipkan jari telunjukknya ke dalam mulut Aghan dan langsung dihisap oleh Aghan.

"em ternyata anak bunda masih laper ya, yaudah kita mimik cucu dulu ya," ucap Prilly kemudian duduk di pinggiran ranjang sambil membawa botol bayi yang berisi Asi peras. Prilly tidak bisa terlalu sering memberi Asi kepada Aghan secara langsung karena dia memang belum pernah mengalamu proses kehamilan jadi air Asi agak sulit keluar dari tubuhnya kalau tidak melalui tahapan-tahapan stimulasi payudara dulu. Jadi Prilly selalu menyetok Asi nya ke dalam botol dan menaruhnya di lemari pendingin.

Mengingat ia akan meninggalkan Aghan selama tiga hari ke Bali membuat Prilly harap-harap cemas. Semoga selama di tinggal oleh Prilly Aghan tetap baik-baik saja. Bagaimanapun seorang ibu tetaplah ibu ia akan merasa cemas serta gelisah bila berpisah dengan anaknya sama saja seperti Prilly.

"Ayah," ucap Prilly yang sempat terkejut ketika pintu kamarnya berderit dan masuklah Pak Imran.

"belum tidur nak?" tanya Pak Imran

"belum yah, ini Aghan aja belum mau tidur, melek terus." sahut Prilly.

"ganteng ya Aghan ternyata, bulu matanya sama alisnya tebal sama kayak kamu loh," komentar Pak Imran.

Golden BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang