Sebenarnya

4.5K 353 44
                                    

Kini Prilly sedang berada di dalam sebuah minimarket yang mana letaknya hanya bersebelahan dengan hotel yang menjadi tempat menginap Prilly selama berada di kawasan tersebut. Prilly memutari rak-rak yang dipenuhi makanan dan juga cemilan. Prilly memilih beberapa cemilan dan makanan lainnya serta juga beberapa minuman dalam kemasan. Setelah mengambil beberapa barang yang memang ingin ia beli, Prilly kemudian mengantri di kasir untuk melakukan proses jual-beli.

Setelah itu Prilly pun ingin kembali menuju hotel, keluar dari minimarket Prilly merasa udara sangat panas, karena di minimarket tadi udarannya begitu dingin. Prilly mendengus lalu berjalan cepat agar segera sampai hotel karena sudah sangat kepanasan.  Prilly menghela nafas lega ketika sudah di depan hotel, ia pun segera melangkah masuk ke dalam hotel dan menuju ruangan yang menjadi tempat peristirahatannya.

Prilly masuk ke dalam ruangan presidensial suite tersebut. Ketika masuk Prilly ingin ke ruang tamu, siapa tahu masih ada Ali, namun tidak ada nyatanya. Prilly pun duduk di sofa ruang tamu sambil membuka cardigan yang ia pakai. Percayalah, saat ini Prilly masih merasa kepanasan.

"Sudah selesai belanjanya," kemunculan Ali yang tiba-tiba membuat Prilly hampir melemparkan ponsel yang ada ditangannya.

"Astaga pak bos udah kayak setan aja muncul tiba-tiba." ucap Prilly asal. Membuat Ali seperti biasa menajamkan tatapan matanya.

"Sini pak bos duduk dulu," ucap Prilly mempersilakan Ali duduk.

"Hmm lain kali pakai pakain tertutup, karena bagaimanapun kita bukan pasangan," tegur Ali karena melihat Prilly hanya menggunakan sebuah gaun santai yang benar-benar mengekpos bahu mulu Prilly. Membuat Prilly nyaris menganga dibuatnya, ternyata bosnya tidak seburuk yang ia pikir.

"hmm maaf pak bos. saya tadi kepanasan," ucap Prilly langsung mengambil cardigan miliknya lalu memyampirkan di pundaknya.

"Hm iya lain kali jangan seperti itu lagi, karena saya laki-laki sudah kodratnya suka pemandangan terbuka, tapi seharusnya kamu wanita jauh lebih sadar dan menutup akses buat laki-laki memandang apa yang seharusnya bukan untuk kamu pamerkan," Prilly kali ini benar-benar ternganga karena bosnya itu berbicara panjang lebar, pertama kalinya, catat baik-baik jika Ali ngomong panjang lebar dengan Prilly untuk pertama kalinya. Jujur Prilly sangat terkesima akan Ali yang ternyata adalah dambaan setiap wanita.

"iya, makasih pak bos." sahut Prilly di balas Ali dengan sebuah senyuman, catat senyuman. Bukankah itu adalah hal yang sangat langka untuk seorang Ali tersenyum.

"Pak Bos senyum ternyata cakep banget," komentar Prilly membuat Ali langsung kembali mengontrol mimik wajahnya.

"yah kenapa langsung berhenti senyum sih, padahal senyum itu ibadah," ucap Prilly namun Ali hanya melirik sebentar, kemudian beralih menatap laptop yang ternyata kembali ada di pangkuan Ali.

¤¤¤

"Tadi siang panas banget, ini malam kenapa dingin banget kayak sikapnya pak bos," ucap Prilly kemudian terkikik menyadari dari belakang ia telah menghina atasannya sendiri.

Prilly menarik selimut untuk menutupi tubuhnya, Prilly mengambil ponsel miliknya. Baru sehari Prilly sudah sangat merindukan Aghan. Prilly pun mencari kontak wa dari Ibu Zulfa. Prilly amemutuskan untuk melakukan panggilan video terhadap Ibu Zulfa.

"Assalamu'alaikum bu," Prilly mengucapkan salam ketika panggilannya telah di angkat.

"wa'alaikumsalam, pasti mau lihat Aghan kan. Aghannya sudah tidur nih,  " Ibu Zulfa mengarahkan kameranya pada Aghan yang sedang terlelap.

Golden BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang