Takdir tak terlawan

3.4K 332 33
                                    

"Kamu kenapa sih dibangunin susah betul, anak kamu dari tadi nangis pengen dipeluk ayahnya," Prilly menatap kesal pada Ali yang kini terbaring, namun di satu sisi hatinya lebur berantakan. Pernikahan tinggal menghitung hari, namun kabar duka jauh lebih menghampiri. Ali menjadi korban kecelakaan beruntun yang sebenarnya tidak ada korban jiwa. Namun pada waktu itu mobil milik Ali di belakangnya ada sebuah truk gandeng tentu saja truk itu menabrak mobil Ali hingga penyok tak beraturan, Ali terjepit di dalam mobil mengalami benturan. Dari tadi tiga hari yang lalu Ali belum juga kunjung sadar.

"Sabar ya nak, Ali pasti bakal sadar dan sembuh sebelum hari pernikahan kalian tiba." Bukan hari pernikahan lagi yang Prilly pikirkan, tapi kesembuhan Ali. Ia tidak perduli pernikahannya batal ataupun apa, tapi yang ia inginkan sekarang adalah kesadaran dari Ali.

"Ummi, Prilly pulang dulu ya. Kasihan Aghan di rumah pasti nyariin Prilly,"

"iya nak, kamu fokus rawat Aghan ya, jangan khawatirkan Ali di sini. Ia pasti baik-baik saja." Sahut Umi.

❣️❣️❣️

"Mbak Aghannya sudah minum susu belum?" tanya Prilly.

"Gak tahu dek, Aghan dari tadi rewel gak mau minum susu, tidud juga enggak mau." Sahut Mbak Hesty.

"Anak bunda rewel ya, uhmmm sini sama bunda yuk," Prilly mengambil Aghan dari gendongan pengasuhnya. Begitu Aghan sudah di dalam gendongan Prilly ia langsung menangis keras, seolah mengadu pada sang bunda. Prilly sedikit terkejut namun dengan kesabarannya ia mencoba menenangkan Aghan.

"eh ini bunda nak, kenapa sayang. Marah sama bunda kah, gara-gara bunda tinggal lama. Maaf ya," Prilly mengajak Aghan berbicara guna menenangkannya. Di beri ASIP yang di dalam botol pun Aghan tidak mau.

"coba dek dikasih Asi secara langsung aja, kali aja mau tenang." kata Mbak Hesty dituruti oleh Prilly. Prilly berjalan ke luar kamarnya lebih tepatnya ia menuju balkon, duduk di situ sambil menikmati desau angin sore yang menyejukkan. Prilly menarik ritsleting yang terdapat di pinggir dada, baju yang Prilly pakai memang baju khusus busui jadi memudahkan Prilly jika suatu waktu Aghan rewel. Aghan terus digoyang-goyangkannya selagi ia menarik full ristleting itu.

"udah dong sayang jangan nangis terus, nih mimik cucu ya." Prilly mengarahkan mulut Aghan ke puting payudarannya beberapa detik Aghan masih menangis namun setelahnya tangisnya mulai mereda. Prilly menepuk-nepuk bokong Aghan yang montok itu sesekali mengelus kepalanya dengan kasih sayang menyalurkan ketulusannya pada sang anak.

Lima belas menit berlalu, Aghan dengan sendirinya melepaskan mulutnya dari payudara Prilly. Prilly langsung memperbaiki posisi Aghan yang sedikit merosot, lalu kembali menutup bajunya.  Aghan menatap Prilly lekat dan tiba-tiba tertawa membuat Prilly senyum kesenangan.

"gini ya anak bunda kalau manjanya kambuh, lebay banget minum asip gak mau, harus langsung dari bunda ya nak. Dih dikasih tau malah ketawa lagi, kebiasaan nih manja banget sama bunda." Prilly sering sekali mendapatkan laporan dari Mbak Hesty ataupun Ibu Zulfa, Aghan akan jauh terlihat lebih manja jika ada Prilly. Diganggu sedikit saja bisa nangis, kalau sudah di gendongan Prilly nempel terus gak mau lepas.

"dadadaaa," Aghan mengucapkan kata-kata itu saja sambil tangannya menarik kalung yang Prilly pakai.

"aduh jangan ditarik sayang kalung bunda nanti putus loh," Prilly berusaha melepas tangan Aghan yang memegangi kalungnya namun anak itu malah memegang erat, ketika berhasil dilepas malah cemberut kemudian menangis.

Golden BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang