tanpa wacana tapi Indah

4.8K 410 56
                                    

Selesai meeting, Ali dan Prilly langsung masuk ke dalam mobil. Prilly sudah bergerak tidak nyaman karena ia merasa lapar. Ali melirik ke arah Prilly yang gelisah.

"Pak ke restoran biasanya ya," ucap Ali

"siap tuan," sahut si supir itu. Dalam hati Prilly tersenyum ketika Ali menyebut tempat tujuan mereka selanjutnya. Cacing di perut Prilly sudah meronta ingin di beri makan.

Ali dan Prilly sama-sama diam sampai tempat tujuan mereka tidak ada obrolan yang berarti. Prilly tahu sebenarnya Ali yang dingin itu hanya imagenya saja, tapi kenyataannya tidak begitu, terbukti saat di luar jam kerja, waktu di Bali, Ali lebih sedikit banyak bicara. Tapi Prilly juga bingung ingin membuka topik obrolan apa.

¤¤¤

"tumben diam, biasanya bawel." komentar Ali membuat Prilly mencibirnya.

"Saya banyak bacot dikatain bawel, saya diem ditanyain juga, jadi mau pak bos apa?" tanya Prilly yang sudah mulai terpancing untuk membahas suatu topik obrolan.

"apa ya, jadi istri saya kamu mau enggak?" tanya Ali. Ali tahu mungkin Prilly pasti akan terkejut dengan cara bicaranya kali ini. Terbukti Prilly langsung menganga tidak percaya.

"Pak bos bercanda?" tanya Prilly yang tidak menyangka bosnya itu bisa juga melawak, walapun receh sih atau terlalu dolar ya.

"kalau mau serius ayo, besok saya lamar kamu," sahut Ali kemudian tertawa padahal bagi Prilly tidak lucu sama sekali, malah membuat ia deg-deg an. Prilly tahu itu hanya sekadar candaan tapi kenapa rasanya kena di hati.

"Pak Bos candaannya dolar banget, apalah daya saya kaum receh begini." sahut Prilly dramatis membuat Ali terkekeh. Benarkan pemikiran Prilly, Ali dingin itu hanya image, mungkin aura menyenangkan dari Prilly membuat Ali berani mengeluarkan sisi lain dari dirinya.

"Kaum rebahan enggak kan ya tapi?" tanya Ali

"ya boro-boro mau rebahan, pulang kerja ada bayi yang ngerecokin saya. Tapi itu adalah hal yang menyenangkan," sahut Prilly.

"kalau mau rebahan, santai di rumah jadi istri saya aja di jamin deh enak," sahut Ali

"aduh pak bos bercandannya jangan dolar banget dong, nanti saya baper pak bos tampan berani tanggung jawab?" tanya Prilly.

"berani lah, tinggal nikahin ini," sahut Ali dengan nada yang serius, membuat Prilly menelan salivanya.

"udah ah pak bos, bercandanya jangan gitu." ucap Prilly

"ya sudahlah daripada bercanda mending serius ya enggak," sahut Ali diangguki oleh Prilly.

"Pril ada yang mau saya omongin sama kamu tapi ini di luar pekerjaan, apa boleh?" tanya Ali

"boleh banget, hal apa itu?" tanya Prilly. Ali menarik nafas dalam-dalan ingin mengeluarkan suara, namun pelayan yang membawakan makanan pesanan mereka membuat perhatian Prilly teralihkan, karena Prilly sudah keroncongan.

"oh iya pak bos mau ngomong apa?" tanya Prilly

"nanti aja, mending makan dulu." sahut Ali.

"mungkin memang belum tepat,"

"oh begitu, mari makan," ucap Prilly. Mereka berdua yang duduk berhadapan sama-sama fokus untuk menikmati makan siang yang kesorean.

Golden BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang