PROLOG

594 67 10
                                    

Luna Patrecia Angelic, gadis yang duduk disebelahku ini sangat tertutup dan pendiam. Sejak aku pindah ke sekolah ini, aku tak pernah sekalipun melihatnya bergaul atau bahkan hanya menyapa teman sekelas.

Ku kira, ia hanya sombong dengan sikapnya tak mau mengacuhkan ucapan selamat pagiku. Ternyata, ia lebih dari itu.

Dan, kemanapun ia pergi walaupun itu ke toilet. Ia tak pernah meninggalkan buku berwarna hitam dengan gambar bulan di kedua sisi cover buku itu.

Sekilas, ku pikir itu hanyalah diary yang biasa di tulis para teman perempuanku. Tapi aku salah, mereka tidak pernah membawa diary mereka ke sekolah dengan alasan takut terbongkar rahasia mereka.

Jika Luna juga seperti itu, kenapa ia harus repot-repot membawa buku itu kemana saja? Ia seharusnya menaruh di tempat tersembunyi jika takut di rumahnya, rahasianya akan terbongkar juga.

Luna juga sepertinya tidak tertarik denganku. Aku akan sedikit membanggakan diriku karena aku ini memang tampan dengan tubuh tinggi dan tidak kurus. Tubuhku berbentuk karena usahaku latihan di setiap pagi dan sore. Teman perempuanku juga sering bilang aku ini ada hot-hotnya seperti artis yang mereka bicarakan padaku.

Tak jarang, mereka meminta nomor ponselku atau id line dan bahkan pin bbm yang menurutku bersifat privasi. Tentu saja, aku tidak memberikannya pada mereka.

Kembali lagi, aku semakin penasaran dengan buku itu ketika tidak sengaja membacanya. Ada sebuah kalimat yang membuatku bingung sendiri.

Rahasia kinerja otak manusia
Menguatkan kekebalan tubuh manusia

Baiklah. Waktunya seorang Devano Christan Dee, laki-laki tampan ini pasti akan menemukan misteri buku itu, misteri sang bulan.

 Waktunya seorang Devano Christan Dee, laki-laki tampan ini pasti akan menemukan misteri buku itu, misteri sang bulan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
La Luna (duee)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang