"Jangan pergi untuk kembali, lagi. Harapan takkan jadi kenyataan."
》Devano《Pagi ini aku sungguh dikejutkan dengan pemanggilan diriku ke ruang kepala sekolah.
Apa yang terjadi? sampai-sampai pria tua itu memanggilku ke ruangan kebesarannya. Sebelum aku lanjutkan, perkenalkan namaku Devano Christan Dee, seorang siswa SMA di NHS (Noon High School).
Aku tinggal di kota Noon, distrik 7. Sedikit informasi ke kalian, negara Busta ini memiliki 9 distrik. Distrik ini diurutkan berdasarkan tahun merdekanya.
Balik lagi, aku berjalan cepat menuju ruangan kepala sekolah yang berada di lantai 2.
Aku menatap sejenak pintu yang bertuliskan ruangan kepala sekolah itu, dan kemudian membukanya perlahan.
Terlihat seorang wanita paruh baya duduk di sofa, dia ibuku. Wanita yang selama ini selalu saja mengatasnamakan kesibukan ketika aku butuh orang tua, wanita yang menjadi tulang punggung keluargaku saat ini.
Aku melangkahkan kaki masuk begitu ada perintah dari pria tua yang duduk di balik meja besar itu.
"Devano, mulai besok kamu akan pindah ke sekolah lain, silahkan kosongkan lokermu sepulang sekolah nanti," ucap lelaki tua itu.
Aku sedikit terkejut, yah hanya sedikit. Aku sudah pernah dengar ibuku bertanya tentang kepindahanku ke distrik lain karena pekerjaannya.
Aku terkejut, ia pernah menjanjikanku pindah sekitar 2 bulan lagi. Belumkah kukatakan jika ibuku ini sering mengingkari janjinya?
Aku masih diam berdiri di dekat pintu, enggan mendekati ibuku. "Baiklah, saya akan mengosongkan loker sepulang sekolah nanti. Bisa saya pergi sekarang? Saya tidak ingin meninggalkan pelajaran." Ini hanya alibiku.
Jujur, aku selalu tidak nyaman ketika berdekatan dengan ibuku sendiri.
Terlihat ibuku menghela napas perlahan dan kemudian mengangguk pada kepala sekolah. Aku dipersilahkan keluar, dan segera kulangkahkan kakiku menuju kantin.
Banyak pasang mata yang menatap kearahku, bukan, mereka bukannya tak menyukaiku.
Malah mereka menyebut dirinya sendiri fansku, aneh memang. Beberapa dari mereka bahkan sering memintaku bahkan memaksaku untuk memberikan nomor handphoneku, tentu saja beberapa kejadian ini sedikit tidak nyaman.
"Bu, pesan nasi goreng satu ya," ucapku sambil sedikit teriak pada ibu kantin seperti murid yang lainnya. Ibu kantin mengangguk padaku dengan sekali kedipan matanya.
Suara notifikasi handphoneku berbunyi sedikit berisik, sepertinya aku lupa mematikan suaranya. Untung saja tidak lagi di kelas.
Beberapa pesan terlihat dari teman-temanku yang memiliki nomor ponselku. Salah satunya, Nora. Satu-satunya gadis yang kusimpan nomornya, dia sepupuku.
Nora
Ibuku tadi bilang, kau akan pindah ke distrik ini. Benarkah?Ah, tak heran ia tahu. Ibuku baru saja kembali dari distrik 9, ia pasti menyempatkan waktunya untuk melihat keluarganya disana.
Segera ku balas pesan-pesannya yang masuk seterusnya.
Me
Benar, kemungkinan malam ini aku akan berangkat.Nora
Really? Kau tahu akan sekolah di mana?Me
Aku tak begitu memperdulikannya.
Apa ibumu tidak memberitahumu?Nora
Tidak, dia hanya mengatakan kau akan tinggal disini sampai selesai sekolah.Me
Kemungkinan aku akan diberitahu nanti.
Sudah ya, sampai ketemu di kota Mylan.

KAMU SEDANG MEMBACA
La Luna (duee)
Misteri / Thriller15+ 》》》《《《 Luna. Gadis pendiam itu selalu menarik perhatianku. Dengan tingkahnya yang selalu membawa sebuah buku bercover bulan dikedua sisinya. Apalagi dengan sikapnya yang selalu menganggapku tidak ada. Padahalkan aku ini bisa dikatakan cukup tamp...