21 : Pretty Lies

7.4K 1.4K 320
                                    

Forever Yours : 21
(Pretty Lies)


▪️

Aku tak akan memberikan hatiku dengan mudah. Aku melelehkanmu dengan janji manis, seperti coklat panas di musim dingin.

▪️




(vote before you read please)

[bilang dulu kalo Galy baik]




🔹🔹🔹


Yang mengejutkan Jungkook beberapa hari belakangan ini adalah fakta bahwa ternyata musim di Vante Akademi juga berubah. Melewati bulan dan musim gugur yang berangin kencang—dimana Jungkook merayakan ulang tahunnya dengan pesta kecil di danau bersama kawan-kawannya dan sebuah malam panas bersama Taehyung sesudahnya—dingin salju mulai menyentuh daratan secara perlahan.

Rumor mengenai Jungkook sudah berakhir—walau Jungkook curiga ini adalah ulah Taehyung lagi karena semua orang mendadak merasa semua terlihat wajar—tapi Pemuda Jeon bersyukur; karena ia tidak lagi diusik oleh bisik meresahkan di lorong. Yang jadi permasalah bagi omega itu sekarang adalah mengenai betapa dekatnya ia dengan jalur neraka.

Saat hubungannya dengan Taehyung menapak di level yang lebih jauh, kehidupannya juga mulai berubah. Irene sering menempelinya kemana-mana, bergabung dengan kelompok Jungkook saat waktu senggang yang membuat semua orang dan kawan-kawannya keheranan. Untungnya sikap ceria demon itu meluluhkan semuanya; terutama karena Irene ternyata tidak lebih dari tukang gosip kelas kakap, yang kemudian membuatnya cepat sekali akrab dengan Seulgi. Jimin juga sering menggodanya saat mereka -berjumpa; lebih-lebih profesor Min sering mengundangnya untuk makan siang bersama di kantornya.

Yang mengusiknya adalah Sehun dan Jennie; karena sejujurnya makhluk hidup jenis apapun juga tidak akan suka berada di sekitar mereka dan juga Namjoon. Demon dengan tubuh semapai dan lesung pipit itu sepertinya memiliki dendam tersendiri kepada Jungkook, ia selalu tersenyum—dan itu masalahnya—tapi jenis senyum itu bukanlah sesuatu yang benar; jika diibaratkan bisa membunuh, maka lengkungan bibir Namjoon sudah pasti membuatnya menemui alam baka lebih sering.

Jungkook sering bertanya-tanya apa ia pernah melakukan sebuah kesalahan pada demon itu; tapi nihil, karena mereka bahkan tidak pernah sekalipun berjumpa. Maka tidak masuk akal jika demon itu membencinya seperti ini; itu jauh terasa seperti tidak adil.

“Kenapa melamun Jungkook?”

Pemuda Jeon menoleh, menemukan Irene yang menopang dagu sembari menatapnya lekat. Matanya yang berkilau menggerjab; dengan kepala meneleng menunggu jawaban.

“Hai Irene ..,”

“Kau sakit?” gadis itu menaikkan sebelah alis, “Kau bisa pergi ke ruang kesehatan.”

“Tidak, aku baik-baik saja,“ Pemuda Jeon menggeleng, “Apa kau sudah menyelesaikan pekerjaanmu?”

Irene mencebik, mengalihkan badan ke depan dan bersedekap, “Aku ada di sana saat perang dunia dua terjadi. Aku bahkan berkenalan dengan Hitler secara pribadi, jadi aku tidak mengerti bagian mana yang harus aku rangkum.”

¬ A Toi Pour Toujours [Forever Yours] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang