¬ A Toi Pour Toujours [Forever Yours]

16 : Tea Truth

Forever Yours : 16
(Tea Truth)

▪️

We are the granddaughters of the witches they couldn't burn

▪️

(vote before you read please)

[aku juga kaget kenapa aku update. sumpah susah mau hiatus. Terbayang kalian terus]

🔹🔹🔹

Jungkook terhenyak tanpa daya di lantai ruangan kantor begitu waktunya terlempar kembali ke masa kini. Nafasnya berantakan, tangannya gemetaran menopang diri sementara dingin merayapi tulang-tulangnya. Mata omega itu basah oleh kemilau air mata, setengah kebingungan sementara bagian lain dari dirinya merasakan kengerian yang tidak terbendung. Dengan lekas jemarinya melepas kalung di lehernya dan melemparnya ke lantai; lantas dengan kaki gemetaran bangkit berdiri. Sudah siap untuk berlari keluar sebelum sosok di pintu menghentikannya. Bersedekap tenang dengan tatapan yang jatuh lurus padanya.

Nafas Jungkook seperti tertahan,"Ma-madam Lou."

"Jungkook,"senyum kecil,"Aku rasa kita perlu bicara, bukan?"

¢

A Story by Galaxypuss

¢

Pemuda Jeon menunduk saja saat Madam Lou menyuruhnya duduk sesaat, tidak mau menatap sama sekali pada sang profesor yang tersenyum kecil sembari menuang teh dan lantas menghempas diri di kursinya tepat dihadapan Jungkook; terbatasi oleh meja kayu kantornya.

"Minum tehnya dulu Jungkook,"Madam Lou berujar ramah, ia melepas jubah dan seluruh hiasannya; untuk pertama kalinya terlihat luar biasa normal dengan helaian almond yang terurai dan wajahnya yang nyatanya cantik tanpa hiasan gipsinya."Aku tahu kau mengalami sesuatu yang buruk."

Pemuda Jeon hanya mengguman, setengah merasa takut akan ditegur dan setengah lainnya adalah luapan rasa bersalah karena kelancangannya.

"Aku tidak akan memarahimu,"profesor itu mendorong cangkir tehnya yang masih mengepul pada Jungkook,"Aku tahu kau akan menemukan benda itu saat membersihkan ruanganku. Benda itu memang mengeluarkan magis, membuat semua orang yang melihatnya akan tergoda. Itu bukan salahmu."

"Ya,"Jungkook masih menunduk."Maaf madam."

Madam Lou tersenyum saja,"Melihat masa depan terkadang memang mengerikan. Karena sebagian dari mereka tidak menyenangkan untuk dilihat. Aku tumbuh dengan melihat ilustrasi masa depan dari ribuan orang dan masa. Aku tahu kau mempertanyakan dandanan gipsiku,"-wanita itu tersenyum kecil kala melihat Jungkook mendongak kaget-,"Aku juga tahu kau tidak menyukai kelasku;"

"-madam itu,"

"-tidak apa-apa,"profesor ramalan itu tertawa ringkas,"Kau bukan orang pertama yang melakukannya. Tapi aku akan memberitahumu putra werewolf, aku lahir dari sebuah suku di tengah laut atlantik. Pulauku adalah yang paling dekat dengan lautan terkelam di bumi; bermuda."

"Maksud anda segitiga bermuda?"Jungkook menyela,"Tempat pesawat hilang itu? Maksudnya, ada sekelompok orang yang tinggal disitu?"