Chapter 15

386K 21.7K 849
                                    

Double update hehe

Happy Reading❤❤

Reni dan mantan suaminya memandang punggung Devan menuju kamarnya dengan pandangan lesu. Keduanya pun tersentak saat Devan membanting pintunya cukup keras.

"Sedih juga mendengarnya anakku tidak memanggil aku papi lagi,"

Reni menoleh menatap mantan suaminya itu yang menampilkan wajah sedih.

"Aku minta maaf karena ucapan yang Devan lontarkan tadi,"

"Tidak, apa yang dia katakan memang benar, aku tak pantas berada di sini dan menampilkan wajahku di depan kalian setelah membuat kalian tersakiti,"

"Sudahlah, jangan kamu masukkan dalam hati ucapannya, Devan hanya emosi sesaat karena melihat kamu setelah sekian lama, aku juga yakin pasti anak itu juga merindukan kamu,"

"Aku mengerti perasaan Devan, anak mana yang tidak terluka saat melihat ayahnya menikah lagi,"

"Andai saja kamu tidak melarangku mengatakan yang sebenarnya mungkin Devan akan memahami kamu dan tidak membenci kamu,"

"Jangan katakan sekarang,"

"Kenapa? Dia suduh cukup dewasa untuk mengerti hal itu, alasan mengapa kita bercerai,"

"Aku tau, tapi jangan katakan untuk saat ini, aku takut akan ada yang terluka saat dia mengetahui semuanya,"

"Baiklah kalau begitu,"

"Sepertinya sudah larut aku pamit yah, perasaanku lega melihat anak kita sudah besar,"

Reni merasa hangat mendengar dua kata itu 'anak kita'. Reni tau jika mantan suaminya itu orang yang sangat baik, dan rela berkorban. Dan ada alasan mengapa dia tidak bisa membenci mantan suaminya itu meskipun Devan akan kecewa padanya.

Reni juga sebenarnya belum mampu untuk menjelaskan kebenaran itu pada Devan. Reni takut jika putranya tidak bisa menerima fakta itu.

"Pulanglah, nanti istrimu curiga jika kamu berada di sini terlalu lama,"

"Dia sudah tau jika aku ada di sini, dia selalu mengizinkan aku untuk ke sini, kamu tau kan dia memahami keadaan ini?"

Reni mengangguk, memang benar jika istri mantan suaminya itu adalah wanita yang baik. Itulah mengapa Reni membiarkan mereka menikah, lagipula keduanya saling mencintai.

"Titipkan aku salam padanya dan untuk putrimu,"

Pria itu mengangguk lalu berjalan keluar diikuti Reni di belakangnya. Deru mesin mobil telah menghilang di pekarangan rumahnya.

Reni hanya menatap mobil itu sampai menghilang dengan perasaan sedih.

"Aku ikhlas merelakan kamu dengan wanita lain mas, hanya itu yang bisa ku lakukan atas kebaikan dan pengorbananmu padaku dan Devan," ucap Reni menyeka air matanya lalu menutup pintu.

Dan itu semua tak luput dari pandangan Devan dari pintu kamar yang dia buka sedikit.

"Inilah mengapa aku semakin membencinya mih, aku tak sanggup melihat mami yang menangis diam-diam,"

●●●

Sementara di sisi lain, ada Alena yang tengah bersiap-siap untuk menghadiri pesta perusahaan.

Alena sudah berdandan sangat cantik, dia mengenakan dress yang senada dengan mama dan Nisa adiknya.

"Kenapa kamu memakai baju yang sama dengan kami?" Tegur Sonya saat melihat Alena di ruang tamu.

Lilin [TELAH TERBIT & DISERIESKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang