Who Are You #7 (Masa lalu)

440 37 12
                                    

Jangan lupa, tekan bintang dipojok kiri guys;) and janlup buat ninggalin jejak kalian dikolom komentar biar aku lebih semangat buat up-nya.

Happy reading....

******

RISKY keluar dari dalam kamarnya dengan pakaian yang terbilang cukup rapi. Hanya celana jeans panjang dan baju putih polos yang ia kenakan bisa membuat seorang Risky Nugrahawa nampak terlihat tampan.

Di sana, terlihat pria yang seumuran dengannya sedang menggonta-ganti Chanel di televisi. Tangannya memencet remote control itu berulang kali sambil berdecak kesal. "Njing acaranya sinetron semua bangsat" umpatnya kesal.

Risky memasang jam tangan dipergelangan tangannya sambil menuruni tangga "cocok sama lu. Idup lu kan persis kaya di sinetron. ALAY" Balas risky dengan nada penekanan dikata terakhir.

Rifqi menatap risky sinis "jawab ae lu pantat Dugong"

"Gw punya mulut"

"Gak guna punya mulut dipake komen komen idup orang. Dasar netijen"

Risky mengambil jaketnya di atas sofa kemudian memukul wajah Rifqi menggunakan jaket tersebut. "Ngaca bangsat" jawabnya yang langsung duduk di samping Rifqi.

"Buat apa ngaca. Gw udah ganteng"

"Gak peduli gw"

"Betewe mo kemana lu rapi gini? Malah pake minyak rambut gw lagi. Aelah pake dandan segala. Mo kencan lu?" Tanya Rifqi yang melihat penampilan risky dari atas sampai bawah.

"Minyak rambut ndasmu. Gw gak suka yang begituan"

"Bukan itu pertanyaan gw JANCOK"

Risky menatap Rifqi aneh "Gosah ngegas bisa ga sih nyet?"

"Lu mah kalo ga digas ga bakalan jalan"

Risky hanya memutar bola matanya malas "Cuma mau ngunjungin suatu tempat aja" jawabnya singkat.

"Kemana?"

"Cerewet lu bangsat. Yaudahh gw pergi dulu. Ntar inget kerumah sakit jemput mama" risky beranjak dari duduknya dan langsung pergi meninggalkan Rifqi sendirian diruang tamu.

"Cihh. Masi ae belom bisa move on itu anak" cibirnya.

******

BUNGA mawar merah itu tergeletak begitu saja di atas sebuah gundukan yang mungkin sudah tak terawat. Satu persatu dicabutnya tumbuhan tumbuhan liar yang membuat tempat pemakaman itu terlihat buruk.

Risky membersihkan kuburan seorang gadis yang masih ia cintai hingga saat ini. Tidak. Mungkin bukan perihal cinta lagi. Melainkan rasa bersalah yang sampai kapanpun akan selalu menghantui risky.

Pria itu duduk di samping makam Rissa kemudian memanjatkan doa sebentar, lalu mulai bercerita cerita. Risky terdiam beberapa saat. "Riss..." Panggilnya pelan.

"Gw kangen" ucapnya jujur.

Risky tersenyum getir "Kangen banget"

WHO ARE YOU?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang