🔱
“Selamat Pagi, jangan lupa bernafas, karena percuma kalo tersenyum jika tidak bernafas hehe.”
🔱
Lelaki itu mematikan mesin motornya, lalu melepas helm yang masih melekat dikepala. Menyisakan rambut hitam yang sudah sedikit panjang hingga menutupi dahi, sedikit berantakan tak menutupi ketampanan yang dimiliki. Diikuti ketiga temannya yang lain.
Turun dari motor besar yang tadi ia tunggangi. Menenteng tas ransel dengan sebelah tangan yang terikat oleh kain berwarna merah tepat diatas lengan kirinya.
Membalas setiap sapaan yang diberikan padanya dengan anggukan kecil. Hanya dengan hal sederhana itu saja mampu membuat para gadis yang menyapanya tersipu bahkan menjerit ditempat.
"Pangeran! Stop ngedipin mata ke cewe-cewe, lo sengaja bikin mereka gagal jangtung?" celetuk Zalfa kepada kapten geng sekolahnya.
Pangeran terkekeh pelan, "salah mereka, toh gue cuman balas nyapa". Ujar Pangeran enteng, tak membawa pusing hal tersebut.
"Lo lupa Ran?" tanya Zalfa mencoba mengingatkan. Pangeran menaikkan alisnya, seakan bertanya ‘paan?’
"Lo pernah bikin anak orang mimisan dengan sekali tatap, ditengah lapangan". Jelas Elang singkat. Pangeran pun segera mengingat kejadian saat SMP dulu. Seketika Pangeran, dan Zalfa tergelak. Sedangkan Elang terkekeh singkat.
"Gak kuat kali iman nya". Tambah Pangeran.
Tanpa mereka sadari, setiap siswi SMA Rajawali memperhatikan interaksi keempatnya. Atau mungkin wajahnya. Terkagum-kagum dengan paras yang dimiliki anggota geng Ravendra, salah satu geng terkenal di sekolah mereka ataupun disekolah tetangga.
Ravendra sendiri pun bukan perkumpulan yang mengajak siswa untuk tawuran seperti geng-geng lainnya. Malah mereka seperti beramal dengan cara menyumbangkan uang simpanan yang mereka kumpulkan setiap beberapa minggu sekali untuk disumbangkan kepada panti asuhan, panti jompo dan juga yang membutuhkan. Meski penampilan tetap seperti berandalan pada umumnya.
"Woy! Kapten!" teriak Regan, salah satu dari puluhan anggota Ravendra yang berada di sekolah ini. Regan adalah murid kelas sepuluh yang sudah menjadi anggota selama beberapa bulan.
"Yo!" sahut Pangeran. Melambaikan tangan singkat pada Regan beserta teman-temannya yang lain.
Pangeran pun disegani para anggota lainnya, bukannya karena takut tetapi sebagai kapten yang ramah dan solid kepada anggotanya yang lain. Bahkan tak memandang bulu setiap anggota.
"Tempat biasa?" tanya Zalfa, diangguki Pangeran.
Mereka bertiga pun berjalan menuju bangku panjang yang berada tepat dibawah pohon dipinggir lapangan. Disana sudah berkumpulnya anggota Ravendra yang lain, duduk sambil berbincang-bincang santai. Menunggu bel upacara berdenting.
"Ran!" sapa Arjuna, menepuk sisi kiri bangku yang sengaja dikosongkan.
Pangeran tersenyum, bersalaman dengan setiap anggota Ravendra lainnya.
"Tumben lo gak pake bandana?" ujar Arjuna setelah melihat Pangeran tidak memakai barang keramat lelaki itu.
Pangeran merengut kesal, melirik jambul khatulistiwa yang biasa terhalang oleh bandana merah malah jatuh menutupi dahi mulusnya. Tapi, tanpa Pangeran sadari tentunya, hal sederhana itu semakin membuat para gadis tidak tahan akan visual Pangeran. Kalau kata mereka sih, Pangeran itu oppa nya SMA Rajawali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pangeran
Teen Fiction[Gatara Series #1] Pangeran adalah siswa berandalan di sekolah nya sekarang. SMA Rajawali, ia menjadi kapten perkumpulan nya ‛RAVENDRA'. Lelaki dengan seribu pesona yang mampu melemahkan keimanan para wanita dengan sekali tatap. Tentu itu bukan tuju...