Aku tersenyum pada siapa saja yang kujumpai,
di kampus, di halte dan di sepanjang jalanan memori.
Aku tertawa bersama rekan-rekan yang kukenal,
di cafe favorit kami, di pusat perbelanjaan kota dan di sudut-sudut terminal.
Aku terenyuh melihat mereka yang begitu tangguh,
di kampung, di kolong jembatan dan di pemukiman kumuh.
Aku terkagum kepada siapapun yang begitu memesona,
di media cetak, di media tabung dan di media maya.
Namun,
aku menangis pada sendirian
aku terisak dimanapun
setiap akan tumpah, aku tak punya wadah maupun cawan.
Aku penat, hampir jerah
namun belum kutemui tempat nyaman untukku merebah.
Aku bisa tersenyum, tertawa, terenyuh dan terkagum dengan mengingat dimana aku berada.
Namun belum ada yang dapat kujadikan rumah.
______
Pada akhirnya, kutemukan diriku sendiri
Rumah ternyaman kala ini
Rumah itu adalah tulisan ini
Tak ada yang lebih jujur dan mengerti daripada puisi.