Angin menelusup meresapi rongga. Mengalir dalam nadi.
Bersama iringan suara hujan diluar
Masih dengan hati yang berantakan
Pikiran yang masih bisa terkendali
Dalam tiap detik detak jarum jam
Aku diam, meratapi semua yang sudah terjadi
Mengapa selalu sama?
Kamu terlalu jahat
Atau aku yang terlalu bodoh
Jangan anggap aku ada, jika hanya menjadi boomerang untukmu
Biarkan aku sendiri dalam dekapan sepi tanpa lukaArlakeyri
Bandung, 12 Januari 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Penantian Bersama Kata
PoesíaMenantimu bersama deretan kata yang terukir hanya tentangmu # 359 pada 9 maret 2018' #40 prose pada 29 maret 2020