Dia rajaku.
Pemilik raga dan jiwa ini.Yuki
18+
Di dalam kamar aku menunggu gelisah, mondar mandir depan lemari. Bagaimana nggak gelisah? ini akan menjadi malam terakhirku bergelar perawan. Iya mungkin, jika benar malam ini terjadi proses di mana burungnya rio bertamu ke sanggarku.
Membahagiakan suami itu pahala nak, lebih besar pahalanya jika kamu yang menawarkan diri. Contohnya pakai baju yang terbuka, dandan, wewangian. Insya Allah suami akan betah dan bahagia tentunya.
Iya mak iya. Tapi malu juga harus pake lingerine hitam menerawang, gimana kalo rio memandangku murahan? Jangan jangan sampai terjadi. Tapi sudah kewajibanmu yuk melayani rio sewajarnya istri, ayok lah. Ku amati diriku sekali lagi di cermin, oke warna hitam kontras dengan kulitku yang putih. Lalu rambut sudah tiga kali aku sisir. Kemudian ketiak, bersih. Minyak wangi juga sudah tiga kali semprotan. Tinggal nunggu lawan, duh rio mana lama lagi. Katanya 'mas main ke temen bentar yah yang, jam sepuluh udah pulang kok' dasar omdo. Omongan doang. Buktinya ngaret sudah lima belas menit.
Ceklek pintu kamar terbuka membuatku berbalik arah menatap sosok yang sudah berdiri di depan pintu. Rio mematung di tempat, mulutnya membuka. Tatapannya ke bawah ke badanku. Shit. Aku lupa dengan keadaanku yang bisa terbilang seksi.
Perlahan rio mendekat, aku mundur hingga mentok cermin di belakangku. Rio meraih badanku lalu dia balikan menghadap cermin. Tangannya menyibak rambutku ke samping, dagunya dia sandarkan ke bahu telanjangku dan tangan kirinya memeluk perutku."Kamu sangat menggairahkan" bisiknya, tangan kanannya mengusap lembut paha dalamku lalu merembet ke atas "pakai lingerie"
"Ugh" lenguhku saat jari telunjuknya dengan lembut melintasi area vitalku yang terbalut celana dalam.
"Apalagi lenguhanmu, seksi" bisiknya lagi. Kali ini suaranya sedikit serak.
Tangannya pindah ke area dada, jarinya mengitari dari tulang selangka turun ke bawah belahan dadaku.
Bibirnya mengecup ringan tengkuk ku. Gusti.. perasaan apa ini?
Kemudian rio mengangkatku lalu menurunkanku perlahan ke atas kasur. Dia membuka satu persatu kancing kemejanya, membuangnya sembarang. Gila.. tubuhnya begitu manly, ototnya tercetak jelas. Sixpack bray !
Rio menarik gespernya, lalu tangannya dengan terburu buru membuka celana jeansnya. Kini dia hanya menggunakan boxer biru, tatapannya seperti singa yang kelaparan. Aku menciut, melipir ke ujung ranjang. Namun dengan gesit rio menarik kakiku membuatku terlentang lagi.
Perlahan dia naik, posisinya di atasku. Tatapannya kini begitu sayu dan sekejap bibirku telah berada di kendalinya. Mengulum dalam, lidahnya menari mengaksen rongga mulutku. Lalu ciumannya berganti ke dagu kemudian turu ke leher, menyesapnya dalam. Aku yakin besok akan timbul yang namanya kissmark.
Setelah puas ke leher ciumannya turun lagi ke belahan dadaku, rio menyesapnya. Tangannya terulur membuka lingerie ku menyisakan dalaman saja."Boleh mas minta hak sekarang?" Tanyanya lembut disertai kecupan kecupan ringan di belahan dadaku yang menyembul.
"Aku udah halal bagimu mas"
Pergumulan terjadi. Namun saat akan ke babak terakhir semua mendadak berubah, suasana intim dan romantis yang tadi tercipta mendadak bubar jalan dikarenakan sikap ajaibnya.
"Yang lubangnya mana sih?" Tanyanya disela sela mengarahkan manug nya ke sarangku.
"Ya disitu yang, aku juga nggak tau. Aku nggak pernah nengokin soalnya"
"Nggak ada lubangnya yang.."
Segera aku bangkit dari posisi tiduran, dia bergeser memberiku tempat duduk.Rio mengambil hp ku di nakas, menyalakan senter lalu mengarahkan senter ke area vitalku. Oh gustii.. sengaja aku suruh dia matikan lampu biar nggak malu, ini malah dicongcong pake senter.
"Ada kok yang lubangnya, kecil banget . Pantes susah masuk"
Astaghfirullah.. gusti gusti.
"Alhamdulillah ih berarti kamu masih perawan" kemudian dia membuang hp ku sembarang. Aku langsung melotot, gila bae susah susah kerja buat beli itu hp dengan gampangnya dia buang? "Nanti mas beliin yang baru. Sekarang yah, urgen ini"
Sejurus tanpa persiapan perlahan rio memasukan manug nya, shit ! Sakit cuk. Dan satu hentakan rio berhasil masuk sepenuhnya, gawang pun jebol. Sakit sakit sekali.. bahkan air mataku dengan gampangnya meleleh.
Rio mengusap air mataku lalu mencium seluruh wajahku. Bibirnya membungkam mulutku dengan ciuman lembut, tangannya mengusap ujung dadaku. Perlahan ciumananya menuntut dan usapannya berganti remasan kasar. Pinggulnya bergerak pelan maju mundur. Rasa sakit yang aku rasakan berubah sebuah kenikmatan. Dan inilah surga dunia..Ritme yang semula pelan kini menjadi cepat dan teratur, bibirnya beralih ke puncak dadaku . Menghisapnya seperti bayi. Akhirnya pelepasan itu terjadi meleburkan dua insan dalam satu wadah.
Cup rio mengecup bibirku, badannya beralih ke sampingku mendekapku dalam pelukan hangat.
"Makasih sayang.. i love you" bisiknya.
"I love you too mas" setelahnya kami terlelap bersama.
*
Suara adzan mengumandang menarikku dari alam mimpi. Saat ku buka mata pertama kali yang aku lihat bukan wajah rio melainkan sebuah benda mirip terong yang setengah berdiri. Aku mengerjap beberapa kali untuk menajamkan pandangan. Allahu robbii.. bukan terong ungu ternyata tapi manugnya rio.
Penasaran aku bangun dari posisi tidur di dada rio lalu mengamati dari dekat manugnya. Ku toel manugnya berharap kembali tiduran namun bukannya tidur si manug malah ngacung. Berdiri tegak bray. Onde mande."Pengen lagi ya yang?" Suara rio mengagetkanku. "Kalo mau lagi ayok, sekalian mandi bareng"
"Boleh nanya?"
Rio mengangguk.
"Beneran yang semalem masuk itu gedenya segitu?"
Rio mengangguk.
"Kok muat gitu"
"Hahaha ya muatlah punya wanita itu elastis sayang.." rio mengusap rambutku.
"Terus kenapa ini berdiri?" Ku tunjuk manugnya yang masih berdiri tegak.
"Karena emang setiap pagi begitu, aku yakin setiap lelaki pasti kaya mas"
"Tandanya apa?"
"Tandanya pengen lagii.."
Lalu rio menggendongku ke kamar mandi, bukan untuk mandi. Tapi untuk melanjutkan aktifitas semalam, dibawah guyuran shower. Berbagai cara yang dia lihat di situs berbau anuan dia praktekan padaku pagi ini.
Kampret."Sejujurnya tadi malem mas masih pengen tapi kasian kamunya yang, masih sakit" ucapnya di sela sela menyabuni badan depanku
"Tadi juga masih sakit dodol."
Aku juga menyabuni badan depannya.
"Masa? Kok tadi ada yang desah desah nikmat?"
"Ih siapa? Nggak ada"
Lalu tangannya meremas gemas kedua dadaku. "Ahh"
"Itu tadi"
Dan kami bercinta lagi.
Sungguh aku baru tau rio begitu mesum, selagi ada celah dia manfaatkan untuk menggumuliku. Saat ganti baju, tidur siang dan malamnya. Gila.. bisa gila aku meladeni nafsunya yang gede.Huaa... aku malah bikin yang beginian😭 maafkan daku jika ada salah salah kata. Mohon kebijakan bagi yang dibawah umur😣
Selamat malam.
Salam yuki the bukan virgin😙
KAMU SEDANG MEMBACA
Kapan Punya Anak ?
De TodoTerkadang apa yang kita inginkan belum tentu yang terbaik untuk kita. begitupun kehidupan yuki dan rio yang baru saja mendeklarasikan hubungan mereka dalam sebuah ikatan pernikahan. Berbagai cobaan mereka harus hadapi bersama. Seputar yuki dan rio...