14

477 23 1
                                    

(Siwon POV)

Aku panik saat kulihat ada darah di sela kakinya Rara.
Saat ini aku sedang membawa Rara kerumah sakitM

"Mr. Kim cepatlah."

Aku khawatir, aku kehilangan anakku, jika terjadi seperti itu, akan ku musnahkan Liu Wen.

Setibanya dirumah sakit, dokter dan suster membawa Rara keruangan, saat hendak ku temani, suster itu bilang..

"Maaf pak, anda silahkan tunggu diluar."

"Aapi sus, saya suaminya."

"Maaf pak, silahkan tunggu diluar."

Argh.. aku marah pada diriku sendiri, seharunya aku lebih bisa menjaga Rara, dan seharusnya aku tidak membentaknya tadi pagi.

Tring Tring..

"Yeobseo." seseorang menelfonku.

"eodiya?"

eomma..

Aku panik saat kulihat kembali layar hp ku, ternyata eomma.

"eodiya?"

"...."

"Eodiya choi siwon?"

"Rumah sakit eomma."

"Mwo?"

"Aku berada dirumah sakit."

"Waegeurae?"

"Rara eomma.."

"Ada apa dengan menantu eomma? katakan!"

Eomma berteriak padaku, sudah aku duga eomma pasti marah padakum

"Eomma datang saja kerumah sakit xxx."

Eomma menutup telfonnya, dia pasti menuju kesini. Ah sudahlah biarkan saja, aku masih tidak bisa tenang karena Rara masih didalam.
Seorang dokter keluar dari ruangan Tara.

"Dokter bagaimana keadaan istri saya?"

"Apa dia baik baik saja? bagaimana kandungannya? apa yang terjadi?"

Aku bertanya terus menerus pada dokter itu.

"Tenang pak, untung saja bapak langsung membawa istri bapak ke rumah sakit, saat ini dia baik baik saja."

"Bagaimana janinnya dok." Tanyaku masih belum bisa tenang.

"Janinnya tidak apa apa, hanya saja istri bapak saat ini harus dirawat beberapa hari disini." Jelas dokter itu.

"Bolehkah saya masuk kedalam dok?" Aku ingin melihat Rara.

"Silahkan."

Aku langsung masuk keruangan , kulihat Rara terbaring lemah, dia masih tertidur dan belum sadar, aku sedikit lega karena semuanya baik baik saja, aku masih mengkhawatirkan Rara.

Ceklek..

Pintu ruangan terbuka, ku lihat eomma menegang, raut wajahnya sangat marah, dia menghampiriku.

Plak..

Sebuah tamparan mendarat di pipiku,perih tapi aku mengerti mengapa eomma melakukan ini.

"Malhaebwa, waegeurae.L?"

"Eomma.." Bagaimana aku harus menjelaskan ini.

"Wae?" Eomma berteriak padakuM

"Stt eomma, aku bisa jelaskan, duduklah." Aku menyuruh eomma duduk, eomma begitu emosi padaku.

"Liu Wen datang kerumah, dan tiba tiba saat aku pulang Eara sudah terduduk dilantai, dan ada darah disela kakinya." Jelasku

NIKAH (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang