1. Hidup Baru

7.6K 276 17
                                    

Jika hidup bisa ditunjuk ini dan itu sesuai keinginan, lalu apa arti sabar dan ikhlas?

🌱

Perempuan dengan jilbab polos berwarna hitam dipadu cardigan batik sedang membenarnya khimarnya yang berwarna toska senada dengan batiknga di depan cermin. Wajahnya hanya terpoles tipis pelembab dan bedak, tidak ada penebal alis atau pemerah pipi. Hanya ada pelembab bibir. Dirasa sudah rapi, perempuan itu meraih tas dan kunci motor di atas meja yang berada di samping lemari. Dilangkahkan kakinya keluar kamar.

"Kok cepet banget makannya, Dek?" tanya perempuan itu saat sudah mendudukkan diri di salah kursi makan. Di atas meja sudah ada dua piring nasi kuning lengkap dengan telur dadar, bihun, kering tempe, timun, dan kerupuk. Perempuan itu melirik adiknya yang sedang menyesap teh hangat.

"Iya, Mba. Dena udah nungguin di depan," jawab gadis berseragam biru putih itu sembari meraih tas dan beranjak dari duduknya. Perempuan yang sedang mengunyah nasi kuningnya segera merogoh tas dan mengambil dompet.

Gadis yang sedang mengulurkan tangan untuk salim itu tersenyum lebar saat di depannya ada uang bernominal Rp 5000.

"Jangan dihabisin semua, Dek. Ditabung..." ujar perempuan itu dibalas acungan jempol oleh gadis yang sudah memasukan uang tersebut ke dalam sakunya.

"Siap, Mba.. Nanti yang dari Ibu ditabung. Tari berangkat, ya... Assalamu'alaikum..." gadis itu berlalu dengan ceria.

Dara, perempuan bernama lengkap Udara Naefaliza itu tersenyum sembari menggeleng-gelengkan kepalanya. Dia segera menyelesaikan sarapannya. Setelah selesai, Dara membawa piring bekas makannya dan Tari untuk dicuci. Perempuan itu bercermin sebentar di lemari dapur, memastikan bahwa semua masih dalam keadaan rapi. Dara melangkah keluar rumah menuju ke warung untuk pamit kepada Ibunya yang pasti sedang sibuk dengan para pembeli.

"Mau berangkat, Mba?" tanya Ibu yang tangannya sedang memegang kertas minyak untuk membungkus makanan. Dara mendekat setelah menyapa pembeli dengan senyum simpulnya.

"Nggeh, Bu. Dara berangkat ya, Bu. Assalamu'alaikum..." Dara menyalim tangan Ibunya dan bergegas pergi menghampiri motornya yang tadi sebelum mandi sudah dia lap dengan bersih. Namun, sebelum benar-benar berlalu telinganya menangkap pembicaraan yang sampai saat ini masih mengusik hatinya.

"Mesakne yo Mba Dara. Isih enom tapi wes rondo."

*Kasihan ya Mba Dara. Masih mudah tapi udah janda*

Dara menghentikan langkahnya, perempuan itu menahan nafasnya sebentar. Hingga terdengar satu suara lain di belakangnya.

"Lha yo, mangkane nggak usah nikah nek jek sekolah. Daripada ngono kui, jek cilik wes rondo."

*Lha iya, karena itu nggak usah nikah kalau masih sekolah. Daripada kayak gitu, masih kecil udah jadi janda*

Dara tersenyum, senyum yang dia tujukan untuk dirinya sendiri. Perempuan itu melanjutkan langkah yang tertunda. Seharusnya dia sudah terbiasa dengan pembicaraan yang sama jenisnya selama hampir tiga tahun ini. Kalimat-kalimat yang sama dengan yang diujarkan teman-temannya dulu.

Dara memakai helm, menyalakan motor, dan melajukannya membelah jalanan mengarah ke Jl. Ronggowarsito tempatnya mengabdi sekarang. Membiarkan semua pemikiran negatif terbang terbawa angin. Waktunya terlalu berharga untuk memikirkan perkataan orang lain, lebih baik dia menikmati suasana Solo1 yang baru genap Dara rasakan selama tiga bulan ini.

Perjalanan memang cukup panjang, hampir 45 menit karena tempat Dara mengajar sudah berada di kota yang berbeda. Biasanya Dara berangkat lebih awal agar lebih bisa mengebut hingga hanya membutuhkan waktu setengah dari waktu normal. Namun, hari ini dia kesiangan menurut versinya. Perempuan itu baru menjalankan motor saat jam sudah menunjulan pukul 06.20. Dan beruntungnya, dia sampai di parkiran guru tepat pukul 06.55 rasanya jalanan berada di pihaknya. Lampu lalu lintas selalu memberikan warna hijau saat dia sudah hampir dekat. Sehingga, pagi ini Dara tidak perlu menghitung angka yang ada di tiang lampu lalu lintas.

PERNIKAHAN IMPIAN √(PINDAH KE DREAME)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang