Arvian: "Jadi kapan?"
Monica: "Kapan apanya?"
Arvian: "Kapan lo mau nerima gue?"
Gadis itu hanya mengedikan bahu tanda tidak tahu.
Arvian: "Gue bakalan terus tunggu jawaban lo kok."
Monica: "Kita lihat saja nanti. Gue masih takut."
Arvian: "Takut mulu. Jangan takut dong. Tuh liat deh bintang diatas, bintang itu aja gatakut bersinar diantara gelapnya malam. Masa lo kalah sama bintang itu."
Monica hanya tersenyum menatap takjub bintang - bintang yang berkilauan itu.
Yap. Mereka sedang berada diatas bukit dan sedang berbaring diantara ilalang untuk merasakan indahnya malam.
Monica: "Vian..."
Arvian: "Ya?"
Monica: "Kenapa sih lo tetep mau perjuangin gue?"
Arvian: "Ya karena gue sayang sama lo."
Monica: "Sayang? Masa? Kan kita belum lama kenal."
Arvian: "Cause since the first time we met, I know that you'll be my favorite girl."
Arvian lalu mengambil gitarnya yang sedari tadi berbaring disamping badannya.
Ia memetikan senar gitar itu dengan sangat sempurna.
I always knew you were the best
The coolest girl I know
So prettier than all the rest
The star of my show
So many times I wished
You'd be the one for me
But never knew you'd get like this
Girl what you do to me
You're who I'm thinking of
Girl you ain't my runner up
And no matter what you're always number one
My prize possession
One and only
Adore ya girl I want ya
The one I can't live without
That's you that's you
You're my special little lady
The one that makes me crazy
Of all the girls I've ever known
It's you, it's you
My favorite, my favorite
My favorite, my favorite girl
My favorite girl
You're used to going out your way
To impress these Mr. Wrongs
But you can be yourself with me
I'll take you as you are
I know they said believe in love
Is a dream that cant be real
So girl let's write a fairytale
And show 'em how we feel
"Monica, would you be my favorite girl?"
Arvian menggenggam tangan gadis itu erat - erat seakan tidak mau melepaskannya.
Monica menangis saat itu juga.
Menangis, karena baru menyadari betapa sayangnya lelaki itu kepadanya.
Menangis, karena ia sadar bahwa ia terlalu bodoh selama ini.
"Arvian... maaf. A-aku.. A-aku g-gak b-bisa." Air mata jatuh dari pelupuk mata Monica.
Seketika hati Arvian dihujani beribu - ribu rasa sakit. Tatapannya pedih. Ia melepas genggamannya. "Kenapa? Kenapa sih lo nolak gue terus? Gue udah berusaha buktiin semuanya. Apa gue aja ya yang terlalu berharap ya? Hahahah."
"Nggak! Bukan gitu! Lo gaakan ngerti."
"Emang lo ngerti perasaan gue? Enggak kan?"
Monica terdiam. Tangisannya semakin menjadi - jadi.
"Maaf ya mon, harusnya gue sadar lo tuh gabakalan sayang sama gue."
"Arvian! Dengerin! Gue... gue sayang sama lo."
"Ya terus kenapa lo nolak gue?"
"Ya gue gakbisa. Gue gamau nyakitin lo. Gue mau jelasin semuanya. Sekarang."
Monica menyambungkan kembali genggaman Arvian dengannya. "Jadi gini ...."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
TOGETHER
Romance*** "penolakanmu bukan berarti aku harus berhenti memperjuangkan cintamu." *** Wajahmu sendu, sorot matamu menunjukkan bahwa takut padaku. Kau takut aku bersikap sama dengan si brengsek itu. Hatiku pedih, ingin sekali aku memelukmu dan memberitahum...