*Monica P.O.V*
Kini kita bertemu kembali.
Di tempat yang menjadi pertemuan terakhir.
Meskipun aku melihatmu dari jauh, namun yang membuat jantung ini berdegup lebih kencang adalah matamu juga melihat kearahku.
Kita dipertemukan kembali dalam selang waktu yang cukup lama.
Entah masih dalam perasaan yang sama atau tidak.
Kini kulihat sorot matamu berbeda.
Kau melihatku sejenak lalu mengalihkan pandangan.
Mulutmu bungkam seribu bahasa.
Tatapanmu dingin, tidak bersahabat.
Tidak ada sapaan hangat lagi dari dirimu semenjak hari itu.
Aku bertanya dalam hati, apakah kamu masih mencintaiku?
Ku pejamkan mata untuk menahan tangis.
Aku merindukan semua kenangan.
Kenangan yang lebih dari sekedar teman biasa.
Mengapa kita ditakdirkan harus berpisah sebelum ada sebuat ikatan?
Aku tahu, ini semua salahku.
Dulu aku meragukan cintanya.
Dulu aku menghempaskan perasaannya.
Dan sikapnya yang dingin membeku, adalah salahku.
Aku pantas menerima semua ini.
Lalu sebuah tangan menarikku menjauh darinya. "Ayo pulang, udah mau sore."
Mahsyar, tunanganku. Menggiringku menuju mobilnya.
Ku dengar suara mesin menyala. Dan mobil ini perlahan menjauh dari tempat itu.
Aku hanya bisa pasrah melihat dari jendela sosok lelaki yang dulu pernah mencintaiku.
Dia masih disana. Berdiri mematung. Melihat kearahku.
Lalu lama kelamaan sosoknya menghilang digantikan oleh pemandangan pepohonan rindang. Aku menghela napas dan memejamkan mata.
Aku berharap dalam hati, semoga ia masih mencintaiku.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
TOGETHER
Romance*** "penolakanmu bukan berarti aku harus berhenti memperjuangkan cintamu." *** Wajahmu sendu, sorot matamu menunjukkan bahwa takut padaku. Kau takut aku bersikap sama dengan si brengsek itu. Hatiku pedih, ingin sekali aku memelukmu dan memberitahum...