Bighit Junio High School
Menjadi seorang rapper ternama itu tidak mudah, butuh jutaan tantangan beserta saingan supaya bisa menjadi nomor satu di dunia. Bayangan itu saja sudah membuat Min Yoongi, lelaki pucat berambut hitam legam itu pusing. Karena dia hanyalah lelaki biasa yang berasal dari keluarga ekonomi yang rendah, tidak sekaya orang-orang diluar sana.
Ditambah biaya yang cukup besar, menyebabkan dirinya semakin lama semakin ingin menjadi seorang rapper terhebat dipenjang sejarah lagu rap.
Ia memang tampan, namun memiliki kesan yang cupu. Rambut hitam legam beserta kemeja kotak-kotak serta kacamata bulat miliknya. Ia memegang secarik kertas lirik lagu yang juga dia buat untuk diserahkan ke guru musik. Ia menginginkan reaksi yang bagus, karena hampir seminggu ia tidak tidur dan hanya fokus ke lagunya.
Buk!
Seseorang menabrak pundaknya, sampai semua kertas-kertas lirik jatuh berserakan. Yoongi terkejut, dia segera mengambil semua kertas-kertas tersebut. Namun yang menabrak hanya tertawa lepas karena kecupuan Yoongi yang terpapang di koridor kelas.
"Dasar gila."
Yoongi memejamkan matanya, meringis atas ucapan kasar yang menghantam dadanya secara kasat mata. Dia segera berdiri dan membawa kertas-kertas tersebut. Lalu dia masuk ke kelas dan duduk manis di pojok kursi paling belakang. Sesaat dia masuk, tidak ada satu orangpun yang menyapanya, bahkan mengetahui jika dirinya hidup.
Kenapa?
"Duduk semuanya!"
Guru pun datang, Yoongi membuang muka dan lebih fokus ke kertas lirik yang hanya perlu dirapikan sedikit tulisannya. Tanpa dia sadari jika ada murid baru di hadapan matanya. Yang melambaikan tangan dan memperkenalkan diri. Yoongi tidak peduli dengan murid baru tersebut.
Namun lirikan matanya sempat melihat sosok lelaki berambut cokelat. Wajahnya mochi? Ya hanya itu yang dia lihat. Ia kemudian fokus lagi ke kertasnya.
...
Yoongi tidak pernah berbicara semasa dia di sekolah. Namun dia cukup dekat dengan guru musik, karena hanya dia yang mengerti perasaan Yoongi di sekolah. Hanya dia yang ingin mendengarkan rap yang dia buat. Guru tersebut yang baik sekali kepada Yoongi, menghangatkan si pucat itu.
Namun ada satu masalah yang membaku hantam semuanya.
Guru itu di pecat.
Bagus. Sekarang siapa yang akan mendengarkan rap dan lagu-lagumu, Min Yoongi?
Ayah? Ibu? Mereka hanya berakting seakan keluarga sempurna di hadapan orang. Padahal mereka sampah yang mengotori rumah Yoongi.
Sekarang adalah pembagian partner. Banyak yang ingin bersama dengan murid baru itu, dan Yoongi terabaikan seperti terasingkan oleh kelas. Yoongi memutuskan untuk mengenakan earphone nya dan fokus ke kertas kosong. Dia sudah membuat intonasi musiknya, tinggal menulis lirik.
Terasingkan, bagi Yoongi hal itu sudah biasa.
Ia tidak mendengar langkag kaki yang mengarah ke pria pucat itu. Seseorang duduk dihadapannya dan menarik earphone Yoongi lembut. Menyebabkan Yoongi mendongak.
Untuk sekarang, dia melihat murid baru yang dimaksud. Ia memiliki wajah yang sangat amat cantik untuk seukuran lelaki. rambut cokelat muda dan eye smile yang indah. Sampai Yoongi berbinar akan kecantikan pria itu. Ia tersenyum manis dan menatap Yoongi sambil menghiraukan orang-orang di sekitarnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Shadow {Yoonmin}
Rastgele[A Yoonmin Short Story] Semakin dekat kamu berjalan ke cahaya Maka semakin besar pula bayangannya. ... Short dark story. [Finished]