Chapter 5

85 2 0
                                    

AUTHOR POV.

Mia sekarang berada di suatu tempat pub yang terkenal di sekitar tempat tinggalnya. Sebenarnya Mia sedang tidak ingin, tetapi Layla benar-benar memaksa Mia, dia tidak bisa bilang tidak kepadanya.

Mereka berdua menuju bartender yang sepertinya kenal dengan Layla. Mia merasa mereka baru tinggal di sini tapi mengapa Layla sudah kenal dengan banyak orang. Lantunan lagu yang akhir-akhir ini sering didengar dan semua member grup penyanyi ini sering dibicarakan banyak orang, "Dua Lipa;BLACKPINK – Kiss and Make Up" terdengar dentumannya memekikkan telinga.

Mia memesan jus jeruk kepada Jose. Ya bartender yang Layla kenal adalah dia. Mia tidak mendengar jelas percakapan mereka berdua. Jose menatap Mia lalu ia seperti mengatakan sesuatu. Tetapi Mia tidak mendengar ia mengatakan apa. Mia hanya mengiyakan apa yang dia katakan.

Jose memberikan jus yang Mia pesan tadi. Tanpa berpikir panjang Mia meminumnya. Mia mengikuti Layla yang sedang menari di tengah pub. Entah, seperti ada tarikan magnet apa ia merasa tanpa sadar mengikuti irama dan menari. Bukan insting karna memang Mia penari hingga terbawa suasana tapi ini berbeda tidak bisa dijelaskan dalam kata-kata.

Berangsur-angsur tubuh Mia terasa ringan, semua terlihat berputar. Di saat puncaknya Mia melihat pria berrambut pirang yang menyala, dada bidang dan badan tinggi itu berlari-lari kecil menuju ke arah Mia. Bagaikan pangeran tampan yang tidak lupa dengan kuda putihnya. Wajah sang pria buram, seketika Mia merasa pusing sehingga tak bisa menopang badannya sendiri. Sepertinya Mia akan jatuh, akan tetapi pria itu sudah menangkapnya dengan sigap. Cahaya telah menghalangi pandangan Mia dengannya.

Mia menyipitkan mata untuk memfokuskan pandangannya dengan dia. Mia merasa mengenalinya. Mia mendekatkan wajahnya kewajah pria itu agar terlihat jelas.

Mia berseringai ternyata pria itu, "Charlie pangeran tampan datang..." ucapnya dan akhirnya Mia tertidur didekapan Charlie. Setelah itu Mia kehilangan kesadarannya.

-----

Wanita itu tertidur di sebuah kasur berukur King size. Wanita itu sudah menunjukan tanda-tanda jika ingin terbangun dari tidur nyenyaknya. Dia meregangkan badannya, dengan menarik tangannya ke udara dan kakinya menendang selimut yang ada ditubuhnya.

Sepertinya kemarin malam dia sangat kelelahan sampai-sampai ia terlelap tidur kembali. Siapakah wanita itu ya tentu saja Mia, mungkin karena ranjang itu terlihat nyaman dan luas tidak seperti ranjangnya yang berukuran kecil yang hanya muat satu orang saja. Mia tidak tidur kembali tapi dia hanya bergulingan kesana kemari. Mia belum menyadari jika dia telah berganti pakaian dengan piyama.

Suara pintu terbuka membuat mata Mia menuju ke arah tersebut. Ya tentu dia sudah terbangun tapi nyawanya masih berjalan-jalan. Mia melihat sosok pria bertelanjang dada masuk hanya dengan mengenakan handuk yang melingkar dipinggangnya. Mia berteriak tercengang. Pria itu berlari menutup mulut wanita itu dengan melompat menindihi badannya.

Mia terbelalak. Dia tidak bisa berbicara karena mulutnya dibekap oleh tangan pria itu dan menerjang badannya sehingga dia berada di atasnya. Pria bertelanjang dada itu ternyata. "mmm.. mmm.." Mia berusaha bicara.

"sstt.. Mia! Mia! It's me Charlie."

Mia mengenali aksen britsh-nya itu, yang tadinya memberontak sekarang ia terdiam dan menyadari mengenal orang yang menindihinya. Charlie menurunkan tangannya dari mulut Mia perlahan.

"Charlie?" tanya Mia memastikan. Cahrlie mengangguk mengiyakan pertanyaannya.

Astaga penampakan apa ini. Sungguh ambigu, mereka dalam posisi seperti itu semoga tidak ada orang yang masuk ke dalam, agar tidak memikirkan hal-hal negatif. Charlie sepertinya selesai mandi rambutnya sempat menetes kewajah Mia. Mia menunduk melihat kebawah seketika tersadar akan posisi mereka berdua. Mia berdehem memberi kode kepadanya tanpa mengeluarkan suara dari mulutnya. Tampaknya Charlie mengerti maksud Mia.

Charlie dengan cepat turun dan berdiri di samping ranjang. "Sorry~" ujarnya.

"Pfft~ yeah," Mia menahan tawanya lalu beranjak duduk dipinggir ranjang.

"Bloody hell, kau membuatku terkejut Mia. Kau berteriak seperti itu nanti semua orang yang tinggal di mansion ini akan berpikiran tidak-tidak. Apalagi ada suara wanita di sini." jelas Charlie.

Mia menggaruk tengkuknya yang tidak merasa gatal itu. Dia merasa malu akan tingkahnya. "ah itu aku minta maaf. Habisnya kau hanya memakai sehelai handuk yang menutupi-" ucapannya terhenti dan melihat semua tubuh Charlie. Sial pemandangan yang indah. Mia meneguk salivanya.

"Itu tindakan wajar tidak usah meminta maaf kepadaku. Memang salahku sendiri lupa jika ada wanita di kamarku." Charlie yang bertolak pinggang itu menunggu jawaban Mia tapi sepertinya Mia sedang melamun menatap roti sobek milik Charlie. Dengan percaya diri Charlie berjalan mendekati Mia.

Pandangan Mia masih melekat kearahnya tidak bergeming, diposisi yang sama dia menikmati pemandang indah itu. Sampai Charlie benar-benar didekatnya, Mia masih belum tersadarkan tetapi malah membuat Mia membuka mulutnya sedikit. Tanpa sadar tangan Mia bergerak ingin menyentuh roti sobek itu.

"Mia.." panggil Charlie. Tidak terdengar jawaban dari Mia.

"Mia!" pekik Charlie yang kedua kalinya masih tak ada tanda jawaban dari Mia.

"MIA!!" yup teriakan Charlie yang terakhir telah berhasil membuat Mia tersadar.

Mia langsung mengerjapkan matanya agar tersadar dan menggelengkan kepalanya lalu mengecap-ngecap mulutnya dan mengadahkan kepalanya melihat Charlie. Dia hampir menyentuh perut itu. Mia berdehem sungguh sangat memalukan.

"m.. mm.. ma.. maaf bukan bermaksud untuk-" Mia melirik perut itu kembali lalu berdehem "menyentuhmu,"

Charlie terkekeh melihat tingkah Mia saat dilihat-lihat gadis itu memang belum sepenuhnya sadar. "Sepertinya ada yang kelaparan disini sampai ada yang tergiur menatap roti sobek milikku," Charlie mengacak puncak kepala rambut Mia.

Mia tidak membalas perkataan Charlie lagi untuk kesekian kali. Dasar gadis satu ini pagi-pagi sudah gagal fokus.

"Kalau begitu, Mia. Pergilah menuju meja makan nanti ada pelayan yang memberikanmu sarapan," suruh Charlie.

Tak disangka anggukan kepala Mia mengiyakan dan beranjak menuju ruang makan di mana tempat itu sangat terlihat dan sangat mudah ditemukan. Dia bertemu wanita paruh baya membawakan sarapan kepadanya lalu menyuruhnya duduk di meja makan yang lumayan panjang itu.

Mia tersenyum mengucapkan terima kasih atas makanannya. Wanita paruh baya itu membungkukkan badannya lalu melenggang pergi. Dia memulai makan sarapannya yang terlihat lezat itu, dikunyahan ketiga datang satu, dua dan tiga orang duduk di meja makan dengan bertelanjang dada, Mia tersedak melihatnya.

Semua pria di hadapannya seperti baru saja bangun tidur. Datanglah lagi dua pria berpakaian rapi dengan setelan jasnya yang duduk dikanan dan kirinya Mia. Dua pria itu ternyata kembar. Mia terbelalak melihat pemandangan itu sudah berapa kali dia terkejut untung saja kedua bola matanya tidak sampai terlepas dari tempatnya.

BERSAMBUNG

Untuk menunjang semangat author jangan lupa kalian dukung cerita aku ya dengan cara tinggalkan jejak vote dan komentarnya. Jika kalian tidak ingin ketinggal informasi tentang cerita Author buat atau mau bertanya-tanya boleh di follow akun watty aku.

Instagram : @afniiftah dan @iaazkey
Akun "iaazkey" isinya hobby dan kesenangan aku seperti menari dan segala macem.

Semoga setelah membaca cerita ini menambang kebahagian kalian, Terimakasih.

Het Verhaal van Mia'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang