#4 - Perjuangan Hinata

115 8 2
                                    

Malam minggu di kamar Erin, hari ini mereka berencana nobar rame rame dikamar Erin yang super luas.

" Rin nonton apa ni? " Tanya Kaori sambil membuka snack.

" Mau horor? Action? Atau.. Romantis.. " Tanya Erin sambil membongkar DVD nya.

" Romantis aja.. Aku ada film.. Nih.. " Hinata membuka tasnya dan mengambil DVD Fortuna's Eye.

( catatan : Fortuna's Eye adalah film genre romatis juga bisa dibilang sedih gak karuan. Dlu author nonton ini sampe gk bisa berhenti 2 hari. Ceritanya bagus bgt buat kalian yang belum nonton langsung nonton deh.. )

" Fortuna's Eye! Akhirnya ada yang punya DVD " Erin langsung berseri-seri melihat DVD Hinata.

" Oya dong..ayo nonton aku udh bawain tisu nih.. "

Ketika mereka mulai menonton, baru di part tengah setengah tisu sudah habis. Ditambah lagi Kaori yang bersender di Hinata bikin suasana tambah romantis. 50 menit kemudian filmnya selesai dengan akhir yang menyedihkan.

" Aduh Hina.. Tolong tisu lagi.. "
" Nee...Kaori... Udh selesai.. Udahan atuh senderan nya.. " Hinata hampir ngeblush karena senderan Kaori.

" Kaori? "
" Kao- "

Kaori tertidur di bahu Hinata. Mungkin semenjak menjelang filmnya selesai. Pada akhirnya Kaori harus tidur dikamar Erin.

" Terimakasih untuk malam ini.. Ya.. Oya jaga Kaori ya.. " Kata Hinata dan pulang ke kamarnya.

" Iya terimakasih juga sudah mau datang ya.. " Jawab Erin kemudian menutup pintu nya. Diluar suhunya lagi dingin jadi buru-buru Hinata naik ke lantai 3 dari lantai 2.

2 menit akhirnya sampai kamar. Dia masuk dan menyalakan lampu.

" Lah? Kok lampunya gk nyala? " Hinata memencet saklar berkali kali tapi tetap tidak mau menyala. Maka begitu dia terpaksa pake senter HP nya.

" Aduh.. Dingin bgt! Apa cuman aku yang mati listrik? " Hinata membuka chatnya, tapi karena sebelum dia ke kamar Erin dia belum mengecas HP nya, sekrang hpnya lowbat tinggal 5% .

" Sial! Baterai habis lagi... " Kemudian Hinata melihat gelang nya ditangan.

" Oya aku bisa pake ini.. Tapi tunggu.. " Hinata terhenti sejenak.

" Kalau aku pakai kekuatan Zero.. Mungkin aku bisa jadi incaran.. Atau aku akan hemat baterai hpnya saja- " Dan mati, hpnya benar benar mati dan Hinata belum sempat mengirim pesan ke Erin.

" Waduh... Gmn sekarang. Mana gelap lagi.. Apa aku keluar aja kali ya.. Tapi pintunya mana? " Hinata berusaha berdiri tapi dalam gelap seperti ini memang terasa seperti ruang hampa tanpa ujung. Di meraba raba tembok dan mencari pintu keluar.

" Aih mana sih? Aduh.. Kok aku tiba tiba jadi sesak ya? Hinata.. Jangan takut.. " Hampir mendekati pintu dia malah dikagetkan dengan suara remot jatuh.

" AH! kok.. Kok.. Pintunya mana?!! Woy pintu!! "
" Ini dia!! Lah?! Kekunci!!!!! " Hinata terpaksa balik lagi sendernya di tinggal di dekat meja jadi dia gelap gelapan nyari kunci.

" Kayaknya ini kunci deh.. "
" Aku pake kristal ini dlu aja sebentar.. " Hinata menggenggam kristalnya dan kristal itu memancarkan cahaya.

" Nice.. Yak benar.. " Kemudian secara cepat dia mematikan cahaya itu dan segera membuka pintu. Hinata berhasil keluar dan ternyata memang dorm sedang ada masalah dengan listrik. Erin dan Kaori pun langsung menemui Hinata.

" Hinata! Syukurlah.. Kirain kamu pingsan karena takut gelap didalam.. "
" Enak saja! Aku gk takut ya.. "

Akhirnya dengan pakaian sweater dan syal, daripada mereka berdiri didepan dorm lebih baik pergi ke taman. Lagian disana lagi rame.

Cyber Ultra Zero The ChronicleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang