Setelah mereka membeli semua bahan makanan, makanan ringan dan teman-temannya terus kaya sembako juga ada, Jisung markirin mobilnya disalah satu rumah kaya panti asuhan, dengan nama besar didepannya 'ʟᴀ ᴍᴀɪꜱᴏɴ'. Banyak anak-anak berbeda umur lagi bermain disana yang ada taman kaya TK itu, prosotan, ayunan, yang jungkit-jungkit dan banyak lagi itu pun yang menjadi pijakkan mereka bukan tanah melainkan rumput yang di rawat bagus pokoknya., Renjun aja gak bisa deskripsiin lagi.
"Welcome dirumah kedua gue" kata Jisung wajahnya ngebinar lihat anak-anak yang gemesin itu main."Ini panti lo?" Tanya Renjun.
Jisung ngangguk mandang berbinar bangunan di depannya, "Iya hasil uang jajan yang dikirim bapak gue" kata Jisung. Boleh gak Renjun bangga sama Jisung?.
"Kenapa lo namain La Maison?"
"ʟᴀ ᴍᴀɪꜱᴏɴ itu dari bahasa Prancis berarti Rumah, gue senang aja. Sejauh apapun kita pergi rumah tempat kita pulang, gitu juga dengan anak-anak ini, sejauh apapun mereka melangkah nantinya saat dewasa mereka bakalan ingat rumah mereka" jelas Jisung. Renjun udah berbinar dengernya, Jisung bandel-bandel ternyata dewasa dan penuh kasih sayang juga, "Yaudah ayo" ajaknya.
Mereka berdua masuk kedalam, rombongan anak-anak kecil itu menghampiri Jisung, meluk kaki jenjang Jisung.
"OPPAAA"
"HYUNGIEEEE"
Teriakkan anak-anak tersebut, Jisung ngeletakkin barang bawaan di bawah meluk satu-satu mereka, ngusap rambut mereka dan menciumi wajah anak-anak tersebut bahkan di gendong, Jisung sibuk dengan dunianya sampe ngelupain kalau dia bawa Renjun.
"Hyungie, noona canci ini siapa?" Tanya salah satunya. Jisung noleh disaat Renjun mendelik tapi wajahnya malah merona mau ngakak dia Renjun di katain cewek, "Itu Renjun noona" jawab Jisung.
Plak!
"Sembarangan! Gue masih cowok kalau lo anemia!" Sahut Renjun, "Hallo nama kamu siapa? Aku Renjun" kata Renjun lembut yang dibalas senyuman sama si manis.
"Aku Hao noona"
"Hyung sayang hyung" kata Renjun.
"Hyung? Tapi noona canci"
Terserahlah Renjun ngalah aja ya kali debat sama anak kecil. Jisung bagiin makanan ke anak-anak, rombongan tadi termasuk Hao bubar, pria bermarga Park itu noleh ke Renjun, "Gimana?" Tanya Jisung.
"Apaan?" Balas Renjun dengan muka herannya.
"Udah cocok gak gue jadi daddy-nya anak-anak kita?"
"HALU GAK TIDUR SIH LO BNGST!" Renjun pergi dari hadapan Jisung tapi wajahnya mendadak panas bahkan tawa Jisung aja masih terdengar.
"Astaga.. bingung gue lucunya" gumam Jisung.
°•°•°
Langitnya yang cerah bentar lagi ke ganti sama kegelapan, malam gitu maksudnya.
Jisung sama Renjun baru aja ninggalin panti kali ini mereka mau ke tempat kedua Jisung sering nongkrong, Renjun ngangguk-ngangguk biar cepat. Mereka juga tadi sempat masak gitu, untuk makan anak-anak, Jisung juga sempat cicipin masakkan Renjun yang emang enakkan selama Renjun tinggal dirumah, Renjun yang masak. suasana di dalam mobil hening bahkan suara radio juga enggak ada.Sekitaran 15 menitan mobil Jisung berhenti di salah satu cafe yang lumayan rame, cafe itu emang anak muda banget, mana alam gitu nuansanya, ada yang kaya tenda gitu, kesusun rapi ditambah lampu kerlap-kerlip romantis untuk yang datang berpasangan, dan Renjun baru sadar kalau yang jadi waiters atau yang menjaga bagian kasirnya itu teman-teman Jisung yang di arena balapan waktu itu.
"Wes boss besar datang" sapa salah satu diantara mereka panggil aja Minhee.
Jisung sama Minhee tos-tos ala mereka, sampe Guanlin datang ngikut gabung. "Tumben lo kesini telat" kata Guanlin.
"Biasa" jawab Jisung.
Yang lain ngangguk-ngangguk balik ke aktivitas masing-masing ninggalin mereka berdua."Kok ada mereka?" Tanya Renjun.
"Ya kan cafe punya gue" jawab Jisung santai. Kejutan apalagi yang bakalan Renjun dapat dari seorang Park Jisung. Pusing kepala Renjun kelewat kaget gitu.
Renjun sama Jisung sama-sama nikmati waktu malam berdua, mereka ambil posisi pojok gak terlalu gelap kan ada lampu. Gak usah mikir kemana-mana deh ya. Tanpa Renjun sadar juga Jisung mandangin wajah dia dari mereka diam-diaman.
"Jisung?" Panggil Renjun.
Jisung gak nyahut, Renjun noleh dan sukses ngebuat Jisung mendadak kaget ketahuan merhatiin si manis itu. "Apa?" Tanya Jisung.
"Dih, siapa yang mandang gue tadi? Terpesona kan lo? Udah ngaku aja iya" goda Renjun.
"Pedean anjir"
Mereka kembali diam-diaman, ini suasana emang bener gak enak diam-diam kaya uji nyali atau mau confess. "Jisung/Renjun" keduanya sama-sama manggil terus ngakak bareng dan berakhir mereka malah saling tolak-tolakkan siapa duluan bicara.
"Gak pulang?" Tanya Renjun.
Jisung ngegeleng, "Sesekali lo jadi anak malam gitu Ren, jangan anak rumahan mulu"
Renjun nge-geplak lengan Jisung pelan, "Kan bagus ya, emang lo berandalan tengil"
"Gue berandalan sisi setannya, sisi malaikatnya gue jadi pengusaha muda kan? Punya cafe, punya panti" jawab Jisung songong.
"Sombong kuburan lo sempit"
"Tinggal gue beli yang besar"
"Bodo amat bodo amat orang sebelah gue tuli" sahut Renjun.
Jisung ngakak, ngelihat jam udah jam 10 malam waktunya ketempat terakhir yg mau mereka kunjungin."Ayo, ada satu tempat lagi" kata Jisung, Renjun mendengus dia capek jalan kalau mau tau, "Mager" jawab Renjun singkat.
Jisung kalau malam males ngebacot jadi tanpa aba-aba dia gendong Renjun ngebuat pekikkan keras sama pukulan bertubi-tubi. "Turunin Jisung!! Turunin nanti teman lo lihattt" rengek Renjun.
"Terus?"
"IHHHHHH turunin guee, gue bisa jalan sendiri"
"Kata lo mager"
"Batu banget sialan"
"Makasih pujiannya" Yaudah Renjun pasrah aja, lagian kan dia gak capek ya. Gratisan, nikmati aja.. cuman yg jadi masalahnya jantung Renjun itu dugun-dugun gitu aja.
——
KAMU SEDANG MEMBACA
AKATALEPSI | 𝚂𝚄𝙽𝙶𝚁𝙴𝙽
Fantasy𝗣𝗮𝗿𝗸 𝗝𝗶𝘀𝘂𝗻𝗴 × 𝗛𝘂𝗮𝗻𝗴 𝗥𝗲𝗻𝗷𝘂𝗻 Dimana Renjun yang pergi dari rumah (kabur) tanpa tujuan tertentu, bertemu dengan dua orang menjadikannya baby sitter untuk anak kedua orang tersebut, lalu mengubah perjalanan hidupnya. Atau memang sen...