"Kok aku, sih?"
"Ayolah, Dee. Om ada kerjaan mendadak ini."
"Aku mau ke Love Anchor, Om." Deandra mencebik tak terima. Pasalnya ia terlanjur membuat janji dengan teman sesama magangnya, untuk nongkrong di Love Anchor Canggu Market karena kebetulan mendapatkan hari libur yang sama.
"Kamu kan udah sering ke sana, Dee."
Bibir Deandra mengerucut, "aku udah janjian sama Sri, Om. Jarang-jarang kita dapetin libur barengan."
Bisma meraih dompetnya kemudian mengeluarkan sebuah kartu platinum keluaran salah satu bank swasta, dan menyodorkannya tepat di depan Deandra. "Ayolah, Dee. Bantuin Om. Kasian kurt kalo dia di rumah aja."
"Hhh ... iyelah." Putus Deandra pada akhirnya. Sekeras apapun menolak, ia tak pernah bisa menolak permintaan adik Papanya itu.
Nyebelin!
"Nggak usah senyum-senyum deh!" hardik Deandra mendapati bule gondrong itu malah menukikkan kedua bibirnya ke atas, hingga menampakan lesung pipit yang justru membuat gadis itu membeku di tempatnya.
Mendadak jantung Deandra berdebar keras, seperti ada sebuah perasaaan magis tiba-tiba menyerbu masuk memasuki dadanya. Terpesona juga terpaku diam, Deandra bingung mendapati dirinya malah menatap manik biru milik Kurt. Mata biru yang begitu jernih, membuat getar tak biasa ketika Deandra menatap mata teduh itu yang Seolah menenggelamkannya ke dasar samudra hanya dalam sekali pandang.
Senyum itu ... entah kenapa membuat Kurt tampak berbeda.
"Träume nicht, Schatz. Ich fürchte, ich kann mich nicht davon abhalten, dich zu berühren." Tatapan horor dilayangkan Deandra, begitu menyadari kebodohannya karena sempat terpesona oleh senyuman Kurt.
(jangan melamun, Sayang. aku takut tak bisa menahan diri untuk menyentuhmu.)Sayangnya Deandra kalah cepat, karena kenyataannya bule gondrong itu kembali mencuri kecupan di bibir Deandra yang masih merutuki kebodohannya.
"Kuuurt!"
Sang tersangka malah terbahak-bahak mendengar jeritan tak terima Deandra, dan memilih ke kamarnya untuk siap-siap meninggalkan gadis berambut panjang itu yang sedang misuh-misuh di tempatnya.
.
.
.
"Kurt! Stop pegang-pegang!" pekik Deandra yang terlihat risih, begitu merasakan dua lengan besar membelit pinggangnya.Pasalnya mereka berdua tengah duduk di atas sebuah motor, dengan Deandra yang sabagai supir dan Kurt sebagai penumpang dan pria bule itu sengaja melingkarkan tangannya di pinggang Deandra.
"Kalo aku jatuh, bagaimana?" tanya Kurt dengan logat bule yang tak bisa disembunyikannya.
Deandra mendengus sebal mendengar jawaban bule gondrong itu. Menepikan motor matic-nya, ia menurunkan standarnya dan langsung menghempaskan lengan kekar itu. "Astaga, Kurt! Aku jalannya nggak ngebut. Jadi, stop pegang-pegang." Keputusannya untuk mengultimatum bule itu nyatanya kembali membuat Deandra semakin histeris.
KAMU SEDANG MEMBACA
Short Escape - Projek CINTA Batik Publisher (COMPLETE)
General Fiction(SUDAH TERBIT EBOOK) cover made by @henzsadewa . . . Deandra dongkol setengah mati, mendapati seorang pria asing tiba-tiba menciumnya. What the fuvk! "Dasar pria mesum!"