Ilyas tak pernah tahu jika putrinya tengah behubungan pria matang seperti yang ada di depannya ini, terlebih lagi dia itu pria Bule berkebangsaan Jerman bukan lagi remaja tanggung seperti yang ia temui dulu di Surabaya.
Sebagai single parent Ilyas mencoba menjadi ayah sekaligus sahabat untuk Deandra, tapi melihat bagaimana panasnya mereka berciuman tadi membuat Ilyas begitu kecolongan.
Selama dua puluh tiga tahun hidup Deandra, ilyas selalu menjaga martabat putrinya itu. Bahkan ia pun tak mengijinkan para lelaki sepantarannya untuk hanya sekedar mendekati ataupun main-main terhadap Deandra. Ia selalu menampilkan wajah garang mengintimidasi, bermaksud agar para lelaki itu tak mau lagi berdekatan dengan Deandra karena mempunyai ayah yang kereng.
Ilyas sengaja mengunjungi putrinya itu, upaya untuk mengejutkan tapi ternyata justru ia yang terkejut. Kalau saja ia tak memergoki mereka, mungkin bisa saja mereka berakhir di atas ranjang.
Siapa yang bisa memprediksi jika hal itu tak terjadi, melihat bagaimana tubuh setengah telanjang mereka saling berhimpitan. Ilyas pun tidak buta jika dia adalah pria dewasa, dan siapapun tahu bagaimana kebutuhan mereka.
Ia tak mau putri kecilnya menjadi korban. Ilyas ingin putrinya mendapatkan pria yang menjunjung tinggi martabatnya sebagai wanita. Bukan pria yang seenaknya merusak anak gadis orang lalu ditinggalkan begitu saja, meski ia tahu jika hal itu bukanlah sesuatu yang tabu dilakukan oleh orang-orang Eropa lainnya.
Ilyas ingin Deandra mendapatkan pria yang pantas.
Tak ada pembicaraan yang terjadi diantara keduanya, kediaman di antara mereka membuat suasana semakin menegangkan. Setidaknya itulah yang ingin Ilyas ciptakan, tapi sayangnya tidak bagi Bule Gondrong itu yang justru terlihat duduk santai dengan menopang dagu.
Semakin dilihat, ada ingatan samar-
samar tentang pria yang mengakui dirinya bernama Kurt Rainer Wagner sekelebat tadi. Ilyas seperti tak asing dengan wajah itu, tapi ia lupa di mana pernah bertemu dengan Kurt.Bukan dalam versi ini yang muncul dalam ingatan sekilas Ilyas tadi, tapi Kurt versi lebih muda. Semakin mengais ingatan itu, Ilyas seperti tak menemukan apa yang diinginkannya.
Tak ada banyak ekspresi yang bisa dilihat oleh Ilyas, lelaki itu cenderung tenang. Tadi ia bisa melihat setitik kegugupan, tapi hanya sebentar. Sorot matanya teduh, sekaligus menyiratkan ketegasan yang tak dibuat-buat.
Andai saja dihadapannya ini adalah sosok laki-laki sepantaran putrinya, mungkin dia akan menundukkan kepala dengan keringat dingin dan kegugupan menjadi satu hanya karena diberi tatapan mengintimidasi.
Sayangnya Pria ini benar-benar terlihat tenang, dan apa yang diupayakan Ilyas sedari tadi sama sekali tak berhasil.
"Jadi bisa jelaskan padaku, apa yang terjadi?"
.
.
.
Deandra mendapati ruang tamu sudah sepi tak berpenghuni, lalu ke mana perginya Kurt dan Papinya. Seingat Deandra, pak Ilyas Hutomo menyebutkan akan menunggunya di ruang tamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Short Escape - Projek CINTA Batik Publisher (COMPLETE)
General Fiction(SUDAH TERBIT EBOOK) cover made by @henzsadewa . . . Deandra dongkol setengah mati, mendapati seorang pria asing tiba-tiba menciumnya. What the fuvk! "Dasar pria mesum!"