6 - Sechs

5.6K 899 79
                                    

Deandra menghembuskan napasnya guna mempersiapkan diri, sebelum ia mendekati Ilyas Hutomo sedang duduk santai di atas ayunan yang ada di teras belakang. Pria tua itu tengah asyik dengan gawainya, entah apa yang dilakukan.

"Pi," panggil Deandra seraya duduk di samping Ilyas Hutomo yang mendongak dari benda pipih itu kemudian mengantonginya.

"Kenapa?"

"Papi nggak marah sama aku?"

Mendapat pertanyaan seperti itu dari putrinya tak urung membuat Ilyas, menaikan kaki kanannya dan menyerongkan tubuhnya untuk menatap langsung ke arah Deandra.

Sejenak Ilyas menatap putrinya yang menunduk dan memainkan ujung kausnya. "Ayah mana yang nggak marah, saat memergoki putrinya lagi bercumbu sama pria asing? Apalagi dalam keadaan kamu yang cuma pake bra, sedangkan bule itu cuma pake handuk. Jelas pikiran papi ke mana-mana, Dee. "

Mau tak mau wajah Deandra memerah karena malu. Iya, sangat malu malah. Selain tiba-tiba saja ingatannya kembali pada ciuman panas mereka, juga pada keadaannya yang setengah bugil saat dipergoki Papinya.

"Ingin rasanya papi nyincang bule gondrong itu, karena berani-beraninya nyium kamu sepanas itu. Belum lagi tangannya yang udah ke mana-mana, Papi ngerasa gagal jagain kamu." Seketika kepala Deandra menunduk kembali karena selain malu juga merasa jika hatinya seakan diremas oleh tangan tak kasatmata. Ia melukai kepercayaan yang Ilyas berikan padanya.

"Maaf, Pi."

Elusan di puncak kepala Deandra membuat gadis itu mendongakkan kepala, dan menatap mata teduh papinya. "Kamu putri papi satu-satunya yang ditinggalin mami. Ngelihat kamu seperti tadi pagi, membuat papi sadar jika putri kecilnya papi sudah dewasa." Deandra menyusupkan kepalanya di antara lekukan lengan Ilyas Hutomo yang dibalas dengan kecupan di puncak kepalanya.

Perasaan hangat itu menyelimuti dada Deandra. Dua puluh tiga tahun ia hanya tinggal bersama Papinya, dibesarkan sendirian dengan penuh kasih sayang membuat gadis berperawakan mungil itu dekat dengan Ilyas meski tak ada figur ibu yang membarengi pertumbuhannya.

Mereka hanya tinggal berdua saja, setelah meninggalnya sang Mami pada usianya lima bulan karena serangan jantung, bahkan kakek nenek pun Deandra tak punya. Baik dari papi atau maminya, karena sama-sama yatim piatu saat mereka menikah. Deandra hanya punya Bisma, sebagai adik dari Ilyas Hutomo, karena maminya adalah anak tunggal. Bujang lapuk itu jugalah yang selalu menemani Deandra kecil hingga bisa mandiri untuk mengurus dirinya sendiri, itulah kenapa Deandra begitu dekat dengan Bisma yang menggantikan peran Ilyas, saat pria tua itu pergi bekerja untuk mengurus restoran keluaga yang dirintis bersama sang istri.

"Kamu cinta sama Kurt, Dee?"

Deandra menarik kembali tubuhnya dan memandang horor ke arah Ilyas. Hah! Apa tadi katanya? Cinta? Sejak kapan ia cinta sama Kurt?

Deandra bahkan tak tahu apa itu cinta. Ia sama sekali belum pernah merasakan yang namanya jatuh cinta. Jadi ... jangan tanyakan seperti apa itu cinta. Seumur hidupnya yang ia tahu adalah cinta orangtua terhadap anaknya.

"Papi nanyanya aneh."

"Bagian mana yang aneh, Dee? Papi kan nanyanya serius ke kamu."

"Ya itu ... kenapa nanyanya soal cinta?" Deandra menunduk dan memilin ujung kausnya.

"Kalo nggak cinta, nggak mungkin kalian ciuman sepanas itu?"

Telak!

Penyataan Ilyas jelas menohok ulu hati Deandra. "Aku nggak tahu apa itu cinta, Pi. Tau sendiri kalo aku nggak pernah pacaran."

Ilyas menaikan sebelah alisnya tinggi-tinggi saat mendengar ucapan lirih putrinya. "Terus hubungan seperti apa yang kalian jalani saat ini?" Gelengan Deandra membuat Ilyas semakin penasaran apa yang terjadi di antara mereka.

Short Escape - Projek CINTA Batik Publisher (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang