Ada yang penasaran gimana logat Jerman Kurt pas ngomong pake bahasa? Tuh ... aku kasih contoh. Itu yang di atas adalah Adrian Blaster. Pria kelahiran Jerman blasteran Padang - Indonesia, dia fasih banget ngomong pake bahasa.
Jadi .... anggep aja cara bicara Kurt seperti yang di atas. Wkwkwwkwkwk. Kurt orang jerman asli, karena hampir empat tahun bergaul sama Bisma akhirnya ia belajar bahasa, meski logat bulenya gak bisa ditinggalin.
Ini part ending, sisanya bakalan ada 3 extra part tapi cuma ada di versi ebook. Jadi ... harap dimaklumin, soalnya itu udah ketentuan yang Mak Bos pintah. Hehehehehehe....
Selamat menikmati gaes, semoga kalian suka.
Selamat membaca
🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿
Setelah lamaran Kurt yang dirasa Deandra tak ada romantis-romantisnya itu, karena bule gondrong itu terlampau jujur mengatakan jika seharusnya ia melamar Deandra tepat saat matahari kembali ke peraduannya. Namun Dewi Fortuna tak memberi izin, karena lamaran itu terucap secara spontanitas Kurt.
Sedari tadi Deandra hanya memandangi cincin perak yang tersemat di jari lentiknya, ia bahkan tak berhenti tersenyum saat mengingat bagaimana wajah tegang Kurt mengatakan jika ia menjalin hubungan serius denganya.
"Kamu itu seperti magnet buat aku! Gaya tarikmu begitu kuat, sampai-sampai aku tidak bisa menolaknya. Dan ... berada di dekat kamu, aku harus menjaga kewarasanku supaya nggak macam-macam sama kamu termasuk menyeret kamu ke kamar."
Mata Deandra membulat sempurna mendengar pengakuan pria bule ini, dan reflek memukul lengan Kurt meski tak akan terasa sakit sama sekali.
"Kamu yang selalu jutekin aku, suka marah-marah, dan cerewet justru bikin kamu lebih menarik lagi di mata aku. Lagi-lagi aku nggak bisa menahan diri aku untuk nggak cium kamu, dan sex appeal kamu bikin aku nggak berkutik."
Kali ini Deandra dibuat melongo.
"Aku cinta sama kamu! Dan itu artinya aku ingin milikin kamu seutuhnya, yang itu berarti aku harus nikahin kamu."
Deandra tak bisa berkata apapun kecuali mendengarkan Kurt berbicara. Ia terlalu linglung mendapati dua hal yang menurut para wanita adalah hal teromantis, tapi tidak baginya. Mendapatkan pernyataan cinta sekaligus lamaran dalam satu waktu jelas membuat Deandra syok.
"Aku tau ini terlalu cepat bagi kamu, tapi buat aku ... lima belas tahun aku nunggu momen ini terjadi sama aku."
Apa tadi katanya? Lima belas tahun? Nggak salah?
"Kamu bilang lima belas tahun?"
Kurt mengangguk kemudian mengurai genggaman kedua tangannya pada Deandra, lalu memunguti sandal miliknya dan Deandra.
"Shall we?" Ajak Kurt yang dianguki oleh Deandra.
Selang beberapa langkah, sebuah tangan besar melingkupi tangan kecil milik Deandra. Kali ini Kurt tak lagi mengenggam melainkan saling menautkan jemari mereka.
Sejenak Deandra melihat tautan tangan mereka, membuat perasaan hangat menjalari dadanya. Tautan tangan mereka terlihat begitu pas di mata Deandra, seolah-olah jemari besar Kurt memang ditakdirkan untuk mengisi celah kosong di antara jemarinya.
Deandra tak lagi menampik debaran kuat dan desiran halus itu kembali menyeruak ke permukaan, membuat perutnya tiba-tiba saja merasakan ada kepakan sayap kupu-kupu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Short Escape - Projek CINTA Batik Publisher (COMPLETE)
Fiksi Umum(SUDAH TERBIT EBOOK) cover made by @henzsadewa . . . Deandra dongkol setengah mati, mendapati seorang pria asing tiba-tiba menciumnya. What the fuvk! "Dasar pria mesum!"