CH/03

25 1 0
                                    

Nama,latar, cerita. Tidak menyangkut suatu pihak hanya ide bodo dari author:).

~~~

Bel pulang sekolah akhirnya berbunyi, para peserta mpls (masa pengenalan lingkungan sekolah) diperbolehkan untuk meninggalkan sekolah. Cakra memperhatikan gerak gerik Jonathan saat memasukkan bukunya, alat-alat seperti bulpoint, ia hanya memperhatikan nya. Jonathan selesai merapikan peralatan-nya dan meninggalkan bangkunya "inget cuma lu yang tau letak mayat ku"
"Ya" jawab Cakra dengan anggukan.

Cakra tiba-tiba teringat kejadian di kantin lalu. Dan ia dengan cepat beranjak meninggalkan bangkunya, yang ada di pikirannya hanya "Ahhhhhhh, nyusahin asli, jenis manusia apasih sumpa"

Cakra berjalan cepat, karena Jonathan sudah tak terlihat. Cakra berjalan dan menoleh ke arah semua arah mata angin. Tepat sebelum pintu keluar parkiran, ia melihat 4 orang dengan belakang jaket yang bergambarkan seperti Anoman, tetapi transparan dan bertuliskan "Rengokai" menghadap ke arah selatan. Ia menghampiri gerombolan tersebut betapa terkejutnya cakra, karena Jonathan sudah tersungkur di tanah. Dengan seorang laki-laki yang berdiri di depan Jonathan. Cakra hanya membatin "Buset tontonan nih".
Sebuah tendangan meluncur ke perut Jonathan yang tersungkur. Dan kedua kalinya pukulan akan di luncurkan ke pipi Jonathan.

Gret...gret Cakra memberhentikan pukulan itu dengan menahan lengan tangan laki-laki yang akan memukul Jonathan. Dengan bogeman, yang hampir menyentuh pipi Jonathan.

"Ngapain lu?" Sembari menoleh Cakra.

"Lu yang ngapain, beraninya main keroyok" tatapan tajam pada laki-laki itu.

"Lepasin gak"

"Lepas sendiri lah masa laki-laki, gabisa" ucap Cakra dengan tersenyum miring.

Lelaki itu terus memberontak untuk melepaskan tangannya dari pitingan Cakra, Cakra mencari waktu yang tepat untuk melepaskan tangannya, saat laki-laki itu memberontak dengan kuat Cakra melepaskan pitingannya, Alhasil laki-laki itu terjatuh ke belakang, dan menoleh kepada Cakra "anjing"

"Lu anjing, anak orang ditendang tendang in emang bola, bodo"

Cakra melirik bet laki-laki itu "warna hijau" gumam Cakra.

"Theo" terlihat nama yang terpasang di atas saku baju laki tersebut.

Bet warna hijau berarti menunjukkan kelas 11 dan warna merah untuk kelas 12, dan nantinya bet Cakra akan bewarna kuning.

**

Cakra berbalik arah dan membantu Jonathan berdiri.

"Ayo ngadek ngadek, cup cup cup"

"Cup ndasmu, aduh gegerku encok cak sumpa" Ujar Jonathan, merintih kesakitan sambil memegangi punggung nya.

Cakra mencari tempat duduk untuk Jonathan, yang tak jauh dari tempat Theo berada.

"Hei lu pada, urusan lu berdua sama gue sekarang" ujar Theo sembari melangkah mendekati Cakra dan Jo.

"Lu ngajak gimana sekarang!"ujar Theo sekali lagi.

"gimana?" saut Cakra.

"Lu mau kita selesai-in secara laki atau lu bayar uang damai" teriak Theo pada Cakra.

"Dih Uang damai, baji**an ringan bet tuh mulut" ujar Cakra sambil nyengir karena suasana aneh setelah perkataan Theo.

"ni anak"

"Wett, Bentar bos, main mukul aja seragam baru nih, mending dirundingin dulu kita duduk melingkar sini, gimana, gimana?" ujar Cakra bernada santai.

Sebuah pukulan tiba-tiba mendarat tepat di pipi kiri Cakra, yang membuatnya otomatis menoleh ke arah kanan, Cakra hanya terkekeh sembari menoleh lagi ke theo. Pukulan lagi mendarat di pipi yang sama hingga ke-3 kalinya, Cakra memasang wajah serius dan meregangkan leher, terdengar tertawa kecil. Muncul lah senyuman yang menunjukkan gigi bagian atasnya, perlahan senyuman mengerikan itu hilang berubah menjadi dingin dan penuh serius "ah sakit bngst"

Sebuah tendangan mendarat di perut Theo, dan Pukulan bertubi-tubi mendarat ke arah Theo di wajah dan perut. Theo tidak hanya diam saja ia juga membalas pukulan cakra, hingga akhirnya theo lemas, dan Cakra mengincar kerah theo dan pasrah akan pukulan Cakra yang membuatnya tersungkur ke tanah seperti yang ia lakukan pada Jonathan. Cakra berhenti sejenak, dan mulai melihati 4 teman Theo. Cakra seperti ke setanan, ia melangkah maju pada ke-4 teman Theo.

Duak

Cakra melancarkan pukulan kepada salah satu teman Theo, hingga merambah ke-4 nya. Para 4 teman Theo juga tidak diam saja membiarkan mereka terkena pukulan Cakra, hingga akhirnya mereka tumbang. Terlihat wajah para kakak kelas itu yang babak belur, karena serangan yang dilancarkan Cakra. Jonathan merinding takjub, kakinya melemas melihat Cakra yang bagai sosok singa gagah dan tegap yang melawan kumpulan para hyena.

Cakra menoleh pada jonathan, dan melihat sekeliling nya, Cakra sendiri terkejut, cakra hanya menutupi wajahnya dengan kedua tangannya,"apa itu tadi". Kepala yang terus berdengung entah mengapa ia mendapat gambaran yang muncul dari kepalanya banyak orang bergeletakan di tanah. "Apa ini?", Perlahan rasa sakit di kepalanya memudar. Air mata mengalir keluar dari mata kirinya. "Ingatan?" Gambaran ingatan itu terasa tidak asing, ia menutup mata dan kembali mencoba untuk mengingatnya, tidak ada hasil yang ada hanya nyeri yang sangat menyakitkan pada kepala. Ia kembali bangkit berjalan menuju Jonathan "udah bisa buat jalan gak?" Ujar Cakra sembari duduk dekat Jonathan.

"Cak, lu keren bet anj"

Bombastic side eye tajam dari Cakra, ahh wajah mulus merona ku tau, Cakra berdiri menuju spion sepeda motor yang ada di dekat nya, ada sedikit lebam di daerah pinggiran mulut

"Cak makasih"
"Tai berdiri lu, janjilu ayo, theo yang lainnya juga udah pada pergi" ucap Cakra sembari mengelus elus pinggiran mulut nya.

"Kok Lo tau namanya?" Tanya Jonathan yang sedikit bingung, bagaimana Cakra bisa tahu nama kakak kelas itu.

"Gila gak tahu, nama Segede itu nempel di bajunya!" seru Cakra sembari pergi menuju kendaraan nya

"Lu ngerokok cak?" Tanya jo sembari berdiri dari duduknya.

"Nggak" jawab singkat Cakra.

Jonathan tertawa keras, hingga Cakra juga ikut tertawa, Cakra udah gabisa nyembunyiin kebohongan nya.

"mampir dulu di warung depan" ujar jo berjalan mendahului Cakra dan mencari sepeda motor nya.

Cakra sudah menemukan motornya dan mulai menyalakan motornya.

Jonathan juga sudah menemukan motornya tepat pada tengah-tengah parkiran "gasakit apa tuh muka" Jonathan menyusul Cakra yang sudah menunggu nya.

"Bagus juga motorlu, tuker gih sama punya gue" ujar jo yang tau-taunya sudah di samping Cakra.

"Ogah, lebih bagusan motorlu!" Jawab balik Cakra.

"Udahlah ayo, petarung haus bet nih" ujar Cakra sembari menjalankan motornya.

Gabisa buat adegan seru-seru, maaf Ya kalo kurang, Jan lupa vote dan like


18 Januari 2020

FIST AND ROMANCE [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang