Renald memarkirkan motornya lalu segera menggenggam tanganku mengajak ku pergi,aku sedikit melihat ke arahnya namun dia hanya mengangguk lalu tersenyum. Kali ini Renald mengajak ku ke mall ternama di kotaku,aku pun mau di ajak kesini karena katanya dia meminta saran ku untuk membelikan adiknya baju.
Tentu aku mau,apalagi mungkin aku bisa membeli sesuatu yang ku butuhkan. Masuk di dalam mall nyatanya kami sudah di sambut oleh beberapa pelayan dengan senyuman ramahnya,ada apa ini?hari ulangtahun mall nya ya?kok mereka berbaris semua sih. Tiba di ujung beberapa karyawan terdapat wanita tua yang mendekati kami berdua lalu tersenyum, "kamu sudah mengosongkan semua pengunjung sesuai permintaan anda." Renlad langsung mengangguk lalu menarik ku. "Antar aku ke bagian baju." Wanita itu segera menganguk lalu aku di arahkan untuk mengikuti nya.
"Kamu menyewa mall ini!?" Renlad menggeleng sambil tertawa, "ini mall ku,aku bisa melakukan apa saja di sini." Aku melongo ketika mendengar perkataan Renald,dia baru SMA mana mungkin dia bisa memiliki semua ini.
"Kamu bingung? entahlah aku sudah memiliki ini dua tahun lalu dan untungnya aku bisa menjalankannya." Aku masih melongo,ini tidak mungkin!apakah Renald putra dari pak Atmojo?tidak!
Aku masi mengikuti jalan perginya Renald dengan malas,di sini tak ada yang dapat ku lihat Selian barang manusia pun hanya aku di ruangan ini dan tentunya bersama Renald.
"Kamu mau apa?" Aku hanya menggeleng menatap malas ke arah beberapa baju yang sudah di bawa Renald, "ayolah aku sudah susah susah. "Tapi aku nggak mau ngerepotin kamu,katanya mau buat adikmu?" Renald menggeleng sambil tersenyum, "aku berbohong jika aku tidak melakukan ini kamu mungkin tidak akan mau,jadi agar bohongku lebih bermanfaat pilihan." Aku menatapnya dengan tatapan datar.
Hanya untuk berbelanja setelah dia berbohong dia juga melakukan semua ini hanya untuk berbelanja?
"Em...aku pilih yang pink." Renlad segera mengambilnya lalu menyodorkan nya. "Coba dulu." Aku mengangguk lalu segera masuk ke ruang ganti, warna dan modelnya begitu bagus Renald memang tak salah pilih.
Aku segera keluar dan terlihat Renald menggunakan dengan memainkan ponselnya, tatapannya kini menuju ke arahku,dan oh astaga!aku malu.
"Kamu cantik." Ucapnya sambil terus memandangku,aku hanya tersenyum lalu Renald segera menarik ku pergi. "Eh aku mau ganti!" Gelengan di kepala nya sudah menandakan bahwa adanya penolakan di sini.
Namun aku cukup heran ketika Renald keluar dengan beberapa pelayan yang membawa begitu banyak belanjaan. Bahkan semua baju itu di bawa oleh Renald sendiri.
Kami langsung keluar dan beberapa petugas tersenyum ke arah kami. "Antar ke rumah gadis ini aku sudah memberikan alamat nya pada pak Jaksa." Mereka menganguk lalu dengan cekatan langsung memasukan banyak barang.
"Hei apa yang kamu lakukan!" Namun Renald tak merespon sedikitpun. Dia langsung menarik ku ke parkiran dan melajukan motornya.
"Belanja an semua itu buat apa!itu banyak banget." Aku memasang wajah cemberut saat Renald benar benar boros.
"Aku tidak akan bangkrut hanya dengan membelikamu semua itu,ini hanya hadiah kecil untuk calon ibu dari anak-anakku nanti."
-
"Sampai jumpa." Renlad tersenyum sambil melambaikan tangannya,lalu segera pergi menjauh dari dari pandangan ku,aku segera masuk ke rumah dan di sambut oleh dua orang yang tengah bercanda sambil makan siang,betapa bahagianya mereka setelah mereka melakukan semua hal yang membuatku selalu membenci nya. "Sudah pulang,sini makan sama ayah." Aku menggeleng lalu segera ke atas,aku atau ini semua tidak baik namun sakitku merusak segalanya."Non Alena ada yang anter banyak barang." Aku segera turun sebelum sampai ke kamar,dua orang itu pun masih melihatku terus menerus. Mereka mengikuti ku keluar dan terkejut ketika melihat banyak baju sepatu tas dan banyak lagi di bawa ke atas. "Itu semua barangmu Na?dapat dari mana." Tanya ayah menatapku ku heran namun aku masih diam.
"Paling juga minta sama om om yah."sambar Sandra berdiri di samping ayah. "Jangan sok tau,bilang aja iri lagian aku juga ngak munafik kalau kamu mau mah ambil aja banyak kok." Aku segera ke atas meninggalkan mereka berdua yang masih kebingungan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dilema di persimpangan
Short StoryKamu yang melupakan ku,dan aku yang terus berusaha untuk menyadarkanmu. Dia yang terus menguatkan ku dan selalu mendampingi di setiap langkah. Sulit untuk memilih,cinta ini tercipta untuk dua orang berbeda. Sulit untuk ku melupakan semua kenangan in...