Aku terbangun dengan mata sembab,rasanya begitu perih aku bangun dan segera menuju kaca dan benar,mataku benar benar sembab serta hidung merah yang membuat penampilan ku semakin tidak karuan.Segera ku masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri,hari ini libur dan sepertinya aku hanya akan tiduran seperti biasa,kalian tau lah yang namanya rebahan.
Sambil mengacak tiba-tiba teringat saat Renald mengusap air mataku dia benar benar manis,tak seharusnya aku membenci pria manis itu!
Tunggu!apa yang ku pikirkan?ayolah aku harus tetap fokus jangan mencintai pria lain Alena!
Aku memukul mukul kepalaku seperti orang sinting hingga kepalaku benar benar sakit,"akh.." aku memegang kepalaku yang sakit lalu segera membasuh diri dan memakan pakaian. Segera ku ambil ponsel yang sudah ku cas dari tadi malam lalu membuka nya untuk melihat notifikasi apa saja yang ada.
Namun baru saja ku nyalakan data di ponsel,ponselku berdering menandakan ada panggilan masuk, dan tentu kalian tau siapa dia,dia Renald!
Aku mengangkatnya dan terlihat Renald dengan mata yang masih sayu sayu menatap ke arah kamera, "wow kau belum mandi?" Tanyaku dan dia menganguk sambil tertawa, "kau terlalu rajin Na,aku hanya malas jika bertemu air setiap hari." Aku tertawa mendengar lelucon nya.
"Hari ini mau ke mana?" Aku menggeleng sebagai tanda bahwa aku hanya akan di rumah seperti hari libur biasanya, "jalan jalan yuk!" Terdiam,bingung harus mengatakan iya atau tidak secara aku memang ingin namun jika nanti aku benar benar mencintai Renald akan begitu sulit. "Aku ingin di rumah saja." Ekspresi Renald nampak marah yang di lebih lebihkan,ya...bisa di bilang marah boong an lah.
"Aku jemput jam sembilan harus jadi,atau nanti aku akan mengajak kakakmu saja." Aku mengerucutkan bibirku sambil memasang wajah garang,di sana Renald tertawa lalu melambaikan tangannya di layar ponsel. "Bay!ku tunggu ya Na." Aku mengangguk lalu menutup panggilan dari Renald. Segera aku berlari ke arah lemari besar di kamarku ku geledahi beberapa pakaian lalu menaruh yang bagus di kasur.
Teringat masa di mana aku begitu bingung saat kencan dan di bantu oleh Sandra,mengapa aku harus mengingat nya?
Sekitar sepuluh baju ku taruh di kasur dan mulai mencobanya satu persatu,jam masih menunjukan jam tujuh ini terlalu pagi dan terburu turu ku rasa. "Sudahlah lagi pula aku kan butuh waktu lama untuk berdandan." Sepuluh pakaian itu sudah ku coba namun tak ada yang ku suka.
Dengan pandangan bingung aku mulai memilih salah satu yang mungkin terlihat bagus hingga aku menemukan baju pink dengan rok yang panjang nya di bawah lutut berwarna putih memiliki motif bunga yang tidak terlalu banyak namun tetap menampakan kesan anggun di dalamnya. Setelah baju selesai aku mencari sepatu yang bertali putih dan warna hitam. Aku lupa namanya namun sepatu itu tak pernah ku pakai dan baru kali ini.
Aku lagi lagi melihat jam dan nyatanya jam sudah menunjukan setengah sembilan,aku harus cepat segera ku sorot rambutku yang ku biarkan terurai lalu mulai memoles wajahku. Setelah selesai ku ambil tas berwarna pink namun lebih pudar dan keluar kamar,terlihat ayah dan kak Sandra tengah sarapan,"Alena ngak sarapan?" Aku menggeleng sambil melihat ayah lalu segera keluar saat bel berbunyi.
Ku buka pintu dan di sana ada Renald dengan wajah tersenyum, "kamu cantik." Pipiku seperti sudah pink tanpa harus memakai make up,tanpa ku sadari ayah juga mengikutiku lalu mendekati Renald,"jaga putriku ya..dia berlian ku." Renald menganguk sambil Salim ke ayah.
"Jika aku bisa menjaga Alena sampai pulang nanti,aku boleh menikahinya yah?" Ayah tertawa lalu mengangguk. Aku hanya bingung melihat dua pria ini yang baru dua kali bertemu naman terlihat sangat akrab. "Jalan yah." Renlad mulai menjalankan motornya dan aku mulai naik.
Udara hari ingin benar benar segar tak ada polusi yang membuat udara terasa alami,"kamu ngak malu Na naik motor?kalau malu kita ke rumah dulu yuk ambil mobil." Aku menggeleng sambil merekatkan pegangan ku ke Renald. "Ngak kok rasanya enak aja bisa ngerasain angin yang berhembus,apalagi udaranya." Renlad tersenyum sambil mengelus Elis tanganku yang berada di saku jaketnya.
"Besok kalau ajak jalan aku bawa mobilnya biar kamu ngak kepanasan,masak tuan putri hitam karena di ajak pangeran nya jalan jalan." Kami tertawa di sepanjang jalan Renald bisa bisa membuat ku benar benar nyaman.
-
KAMU SEDANG MEMBACA
Dilema di persimpangan
Short StoryKamu yang melupakan ku,dan aku yang terus berusaha untuk menyadarkanmu. Dia yang terus menguatkan ku dan selalu mendampingi di setiap langkah. Sulit untuk memilih,cinta ini tercipta untuk dua orang berbeda. Sulit untuk ku melupakan semua kenangan in...