sebenarnya masalah apa yang kamu hadapi Na?" Aku menatap Renlad dengan tatapan gelisah namun Renald segera menenangkan ku dengan mengelus pipiku. "Boleh aku meminta bantuan mu?" Renald menganguk dan mulai menepatkan dirinya ke tempat yang pas.
"Bantu aku ingatkan masalalu seseorang."
..
Kini aku di sini bersama Renald yang mengandeng tanganku,aku tak tau apakah cara ini akan membuatnya mengingatku namun aku harus terus berusaha tidak ada yang tidak mungkin termasuk cinta ini,aku yakin itu sangat yakin.. Dito tengah tertidur pulas di ranjang rumah sakit,wajah nya masih sama tampan hahaha tentu saja dia dulu idola di sekolah nya. Di sana juga ada hanya yang tengah membuka gorden, "wah Alena datang!" Hana tersenyum mentapku dia langsung berjalan ke araku lalu memeluk ku, "seharusnya Dito sudah bangun jam segini, apa perlu ku bangun kan?" Aku segera mengeleng aku tak mau merusah tidur nyenyak sang pangeran. "Renald kamu bisa keluar mencari udara seger terlebih dahulu,aku akan menunggu di sini." Renald menganguk lalu mendekati ku dan mencium keningku. Seketika aku terkejut sama seperti Hanna bahkan aku tak menyadari jika Dito sudah bangun.
"Apa yang kamu lakukan?" Dia menggeleng kepala lalu mantanya terarah ke sisi ranjang di sana dino nampaknya terkejut. "Dito dia Renald temanku." Dia hanya mengangguk lalu mulai meminta hanna untuk mengambil kan makanan. "Bolehkan aku menyuapimu?" Dia mengeleng sambil menatapku datar.
"Aku tak mau makan makanan dari orang asing." Cinta ini hanya fana,membuatku terus berusaha namun selalu ada yang menghancurkan nya,aku tak tau ini sia-sia atau akan sebaliknya namun aku harus terus berusaha kita pernah melewati semua dengan baik!aku pasti bisa memperjuangkan nya sendiri. Ya setelah berfikir itu air mata mulai turun,bahkan dito sudah membuatku menangis dua kali, Dito ku memang jahat. Renald yang mengetahui bahwa aku menangis segera mengambil makanan yang baru saja di bawa Hana,di sodorkannya makanan itu ke diriku."Dia bukan orang asing,setiap minggu dia kesini hanya untuk mengecek keadaanmu, orang asing mana yang akan melakukan itu?"
"Namun aku benar benar tak mengenalnya." Sahut Dito kesal, "jika kamu ingin mengenalnya maka kamu harus mengingat nya dan cara yang tepat adalah menerima semua perhatian nya." Dito terdiam aku tersenyum mentap Renald. Dia menolongku sungguh tak salah aku membawanya kesini. "Aku akan menyuapimu" aku tersenyum mentapnya lalu mulai menyuapinya namun air mata ini tidak tau diri,sungguh setelah bertahun tahun aku sekarang bisa menyuapi kekasihku ini. "Kamu cengeng na, aku akan keluar." Renald langsung keluar di susul Hanna
. "Apa niatmu?"
Aku tersenyum mendengar pertanyaan Dito,"tentu saja menyuapi kekasihku tersayang ini."
"Kamu sinting." Aku tertawa jujur jika memang aku tak di takdirkan bersamanya aku sudah sangat bersyukur pernah menjadi bagian dalam hidupnya walau terlupakan. "Dito,jangan memaksa untuk mengingatku,biar aku yang berusaha dengan gigih tentu saja hahaha." Dito hanya terdiam dia masih mentapku yang menangis sambil tersenyum ini,sudah seperti orang gila.
"Aku lapar." Aku lupa bahwa dia belum makan,aku segera menyuapinya satu persatu,dia sangat lahap memakan makanannya. "Jangan sering-sering mengunjungiku bagaimanapun aku hanya sedang bersikap baik pada orang lain,aku risih." Aku menganguk lalu muali menyuapinya lagi.
Aku akan hadir di setiap mimpimu Dito,dan kamu akan merindukan ku aku yakin. Hari mulai petang nampaknya aku harus pulang. "Aku pulang ya,jaga diri baik baik semoga cepat sembuh." Dito mengangguk lalu aku menyodorkan tangan. "Ha?" Tanyanya. "Salim dulu dong sama calon suami." Aku segera meraih tangan nya lalu mencium tanganya.
"Tunggu saja nanti kamu akan mencium keningku sepeti dulu." Aku segera bergegas keluar mencari Renald. Aku terus menyusuri seluruh rumah sakit namun tak menemukan nya,hingga aku sampai di kantin rumah sakit,di sana ada Renald dan Hanna tengah mengobrol serius.
Aku segera menghampiri mereka namun saat aku datang percakapan itu terhenti. "Ayo pulang." Renald mengangguk lalu tanpa mengucapkan salam dia pergi pegitu saja. "Kak Hana aku pulang ya." Hanna menganguk,segera ku berlari menghampiri Renald yang berada di depan. "Bicara apa tadi?"
"Biasa hanya menanyakan kondisi Dito" aku menganguk lalu mulai menuju pakiran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dilema di persimpangan
Short StoryKamu yang melupakan ku,dan aku yang terus berusaha untuk menyadarkanmu. Dia yang terus menguatkan ku dan selalu mendampingi di setiap langkah. Sulit untuk memilih,cinta ini tercipta untuk dua orang berbeda. Sulit untuk ku melupakan semua kenangan in...