Setiap petang, kududuk tepat dibawah langit tempat dimana senja menyapa. Butiran-butiran rindu yang berceceran perlahan mulai kurapihkan untuk kulempar ke barisan jingga agar ia ikut berbaris dengan indah bersama kemilau emas yang ditampakkan oleh senja.
Untukmu: Sang pujaan hati. Apakah kamu pernah berdiri beberapa menit saja untuk memandang cakrawala? Terkadang, aku ingin sesekali berbaring di atas rerumputan hijau. Menikmati ranumnya mentari pada sore hari, juga menatap bingkaian jingga di antara senja bersamamu.
Setiap malam, mataku sulit untuk sekedar memejam. Gelisah senantiasa menghampiri kala membendung rasa kerinduan ini.
Untukmu: Sang pujaan hati. Kutitipkan setiap butir aksara pada angin malam, dengan harap ia datang menghampirimu pada pagi hari dengan wujud sebuah puisi. Menyambutmu dengan sebuah diksi, yang menyelamatkanmu dari dinginnya embun pagi. Biarlah aku kedinginan disini bersama malam, asalkan kau terhangatkan walaupun tanpa sebuah percakapan.
Kupandang langit malam, kerlip bintang berkilauan bersama sabitnya bulan. Lalu, teringat padamu. Cakrawala mengingatkanku pada rinai matamu, dan lengkung senyuman di bibirmu. Sungguh indah malam ini. Pada Semesta yang mengendalikan dunia, kuselapkan namamu dalam baris doa.
Entahlah, sudah di angka berapa jarum jam menunjuk. Rasanya, waktu bergulir begitu cepat. Namun, merindukanmu tak kenal akan waktu. Rindu ini terus saja menetap sebelum kedua mata saling menatap. Kuharap, waktu bukan lagi menjadi cerita keresahan dalam belenggu kerinduan. Setia menunggu waktu, walaupun sampai tumbuh uban di gelombang rambutmu.
Jangan kau ragukan kesetiaanku, seperti halnya senja yang tak diragukan lagi keindahannya. Meskipun banyak orang yang berlalu-lalang menghampiriku, namun tetap yang kuharapkan adalah kamu. Sengaja kubiarkan setiap hari-hariku penuh dengan kehampaan, hanya untuk membuktikan bahwa rasa cintaku kepadamu begitu dalam. Sengaja kunikmati setiap perjalananku sendiri, tanpa ada seorang pun yang dijadikan tambatan hati. Hanya untukmu, dan tetap selalu bermuara kepadamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara Senja
PoetryMengarungi luasnya samudra imaji untuk menghasilkan suatu karya