Seringkali aku selalu terpana dengan eloknya pancaran jingga di kala senja. Ia mampu membius siapa pun yang melihatnya, berkilau seperti emas yang berjajar melintang di cakrawala.
Entahlah, ketika aku melihat senja, aku selalu teringat kepadamu. Sosok yang selalu menemaniku kala itu. Lengking senyummu terbias bersamanya, elok rupawan lagi menghangatkan.
Entahlah, apakah itu hanya ilusi atau rasa kerinduan yang dibalut elegi. Rasanya, seperti mimpi yang tak ingin diakhiri.
Entahlah, mengapa semua ini sering terjadi di kala engkau sudah tiada dan pergi. Rasanya, seperti rindu yang tak kunjung terobati.
Mungkin, aku terlalu terlena, terbuai dicumbu asmara, yang kini berakhir dengan luka. Pada akhirnya, senja menyadarkanku, bahwa terang itu tidak selalu menemani dan berakhir bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara Senja
PoetryMengarungi luasnya samudra imaji untuk menghasilkan suatu karya