Kembali

25 2 0
                                    

   Robby pov

       Seminggu setelah queen masuk rumah sakit, seminggu itu pula aku merindukan tawanya, kekonyolannya. Ohh... Aku sangat merindukan dia yang ceria.

       Belum ada perubahan pada diri queen masih tetap diam tapi syukurnya dia tak lagi sering mengamuk dokter mengatakan queen mengalami depresi berat. Dia tertekan dengan semua pemikirannya sendiri. Aku bingung harus bagaimana lagi untuk membuat dia kembali ceria, tapi aku tak akan menyerah.

        Seperti saat ini aku selalu mengajaknya berbicara walaupun tak direspon sekalipun.

"Queen kau tau aku sangat kesepian dikantor. Tidak ada yang ku ajak berantem, tidak ada yang ku ajak bercanda, aku rindu sifat konyolmu yang mampu membuat aku tertawa lepas. Hufftt... Benar benar melelahknan." ucap Robby.

" heii... Wake up girl, aku butuh kamu. Bukankah kamu mau tau kenapa aku selalu mengganggumu? Hmm... Ayolah sayang aku benar benar rindu akan kecerewetanmu dan kemarahanmu. Aku rindu wanitaku yang dulu." ungkap robby.

" wa... Wanitaku?" ucap queen.

"Queen kau kah yang barusan berbicara?" tanya robby.

"Kau pikir siapa? Apakah ada orang lain disini selain kita berdua" jawab queen

" oh syukurlah akhirnya wanitaku kembali terimakasih tuhan." ucap robby.

"Wanitaku? Apa maksudmu menyebutku wanitamu, hmm...?" cecar queen.

" karena kau adalah wanita yang membuat duniaku jauh lebih bermakna. Karena kau adalah wanita yang kucintai." jawab robby.

Queen tergugu mendengar ucapan robby. Dirinya berpikir apakah dirinya pantas untuk seorang robby yang sempurna, sedangkan ia hanya seorang gadis malang yang selalu dicampakkan bahkan keluarganya sekalipun. Hufftt...

"Kau mencintaiku? Benarkah? Tapi mengapa aku yang kau cintai bukan wanita lain?" tanya queen..

"Hehehe... Kau ini lucu apakah aku harus punya alasan untuk mencintaimu. Hmm... " jawab robby terkekeh.

" kau,  apakah kau mengigau? " tanya aqueenna terheran heran.

Robby pun beranjak dari duduknya dan langsung memeluk aqueenna dengan erat seakan tidak ingin melepasnya untuk esok hari tak sadar air mata queen pun mengalir membasahi kemeja putih yang digunakan oleh Robby.  Robby pun menyadari wanitanya menangis pun menjauhkan tubuhnya dan menatap wajah cantik wanitanya,  tangan kanannya terulur mengusap air mata yang mengalir dari sudut mata aqueenna.

"Kamu wanitaku... kamu takdirku. Jangan menangis lagi sayang. " ucap Robby.

Kata kata Robby meluluhkan hati queen. Haruskah ia menerimanya jika memang Robby adalah takdirnya ia merasa sangat beruntung, jika tidak mohon jadikan ini hanya sekedar mimpi yang nantinya esok hari akan hilang dalam ingatanku.  Rasanya batin queen terus bergejolak air matanya pun semakin deras mengalir tanpa bisa dibendungnya lagi bahkan suara isak tangisnya pun begitu jelas didengar oleh Robby.

Robby pun kembali memeluk aqueenna yang menangis terisak isak. Tuhan rasanya aku tak tega membiarkan wanitaku menangis seperti ini. Seraya tangannya mengelus punggung berlapis baju rumah sakit itu supaya tangisannya mereda.

"Jangan menangis sayang.  Aku ada disini bersamamu. " kata Robby.

"Rob... Rob... Robby.... I need you more Rob. Don't leave me please. "

"I promise baby. Don't cry again okay! "

Masih dalam dekapan hangat Robby serta isak tangis yang masih terdengar diam diam di dalam dekapan Robby ia tersenyum sambil menangis.

Queen berdoa semoga ini bukan hanya sekedar mimpi yang akan hilang esok pagi tuhan seraya memejamkan matanya yang sembab.

Tbc

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 13, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HANCURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang