Triingggg...., suara jam beker berbunyi menunjukkan pukul 07:00 WIB pagi.
"Hooaamm.... Selamat pagi dunia , selamat pagi cakrwala, dan selamat pagi praha, dapat salam dari Keira".
Yaa itu ucapan selamat pagi yang hampir tiap hari aku ucapin saat jam beker bunyi. Hari ini merupakan hari yang paling aku nanti, hari paling bersejarah yaitu, hari pengumuman kelulusan SMA.
"Pagi ayah, bunda, dan kia. Semoga hari kalian menyenagkan", sapa Keira kepada ayah, bunda, dan saudara kembarnya Kiara.
"Kia, gimana persaan lo hari ini ? gue deg-deg an nih", jelas Keira pada kembarannya.
"Sama dong kei, malah semalam sampe gak bisa tidur nih mikir banget gue. Berapa nilai yang gue dapat, belum lagi nih seleksi tes masuk kampus, bikin pusing", ujar Kiara.
Dari kejauhan datang bunda sambil bawa piring dan sendok, "sudah-sudah makan dulu kalian, bunda yakin kok kalian pasti lulus. Kan kalian sudah berusaha belajar dengan baik", kata bunda sambil tersenyum.
Setelah makan selesai kita berangkat ke sekolah diantar oleh Ayah. Selama di perjalanan menuju sekolah, Ayah bilang ke kita untuk langsung daftar di salah satu kampus Negeri paling terkenal di Bandung dengan jurusan yang direkomendasikan oleh Ayah. Gue liat Kiara manggut-manggut aja waktu ayah bilang gitu yang berarti dia setuju dengan pernyataan Ayah, karena Kia pasti bisa wujudkan itu. Sedangkan gue cuma bisa diam seribu bahasa dengan pernyataan Ayah.
Walaupun gue sama Kiara kembar identik, bukan berarti kita harus memiliki sifat yang benar-benar sama dong. Sifat kita berdua bener-berbeda. Kiara tipe orang yang penurut, pintar, dan anggun banget lah pokoknya sebagai cewek, beda banget sama saudara kembarnya yaitu gue.
Aku tipe orang yang amibisius banget dalam mengejar sesuatu apalagi soal impian, terus gue orangnya yang enggak suka menye-menye gitu, dan ini nih yang paling sering jadi pembeda paling besar dengan Kiara yaitu suka gak nurut sama Ayah dan Bunda. Gimana gak nurut, kalo itu gak sesuai sama kepribadian aku. Ini poin yang selama ini menjadi masalah saat gue punya cara pandang yang berbeda sering dianggap gak nurut.
Gak lengkap dong kalo cuma bahas kelebihan tanpa kekurangan. Hal yang paling gak aku suka dari Kia adalah dia gak bisa mengutarakan pendapat dia. Dia selalu ikut apapun yang di bilang semua orang terutama Ayah dan Bunda. Padahal tuh di dalam hatinya udah bener-bener gondok banget. Kekurangan lain yang dimiliki oleh Kiara yang paling bikin aku sedih, ketika usia 5 tahun divonis oleh dokter kalau ada kelainan di jantung dan ginjalnya dia.
Jujur gue bener-bener kaget saat tau Kiara divonis seperti itu. Mungkin itu kali yang bikin dia punya sifat seperti itu dibanding gue dan membuat kedua orang tua gue lebih merhatiin dia daripada aku. Menurut temen sekelas gue si Dini, kekurangan gue cuma satu dan menurut dia nyebelin banget, tiap ada masalah gue selalu diam dan gak pernah cerita, tapi ketika udah di puncaknya. Dia bilang gue udah kayak orang gila yang nangis terus kata-kata yang aku ucapin nge-bunuh banget. Nahh, sekarang pada tau kan perbedaan karakter dari kita berdua. Gimana?? Bagai langit dan bumi kan, hahaha.
Akhirnya sampai di sekolah.
"Woeeyy Dini, Riko tungguin dong", ucap Keira sambil melambai-lambaikan tangannya.
"Apaan sih Kei. Masih pagi nihh", kesal mereka berdua. Ini nih seneng banget gue pagi-pagi udah bikin mereka cemberut, hahaaha.
Dini adalah sahabat gue sejak SMP sampai sekarang. Dia orangnya hampir gak beda jauh sama gue makanya kita cocok sampai sekarang. Dia juga tahu apapun tentang keluarga aku dan Kiara. Nahh, si Riko ini kenalnya baru pas masuk di SMA. Kenalnya pas awal MOS dulu kita sekelompok padahal beda kelas lohh. Tapi rasanya kayak udah bener-bener lamaaa banget sama dia.
YOU ARE READING
Cita dan Cinta
ChickLitKeira Natasha Sutardjo dan Keandra Nugraha, dua orang anak muda yang sedang berjuang untuk mewujudkan impiannya. Penolakan dari keluarga besar masing-masing menjadi hambatan untuk mewujudkan mimpi tersebut. Akankah mereka mampu mewujudkan mimpinya a...