Bagian 3

7 0 0
                                    

Setelah perdebatan tadi malam, rasanya malas banget untuk bangun dan turun buat ketemu semua orang, terutama Ayah, gumam Keira. Pagi ini, tak ada ucapan selamat dan semangat pagi yang keluar dari mulut Keira seperti biasanya. Dia hanya tidur dan berencana menghabiskan waktunya hanya untuk berdiam diri dikamarnya. "Aduhhh, berat banget nih kepala, mata gue juga rasanya sama. Pasti gara-gara semalam nihh", ucap Keira saat berusaha bangun untuk mengambil handphone. Tampak di layar handphonenya ada 50 panggilan tak terjawab dan beberapa pesan masuk yang berasal dari tim pendukungnya.

"Mereka ini apa-apaan sih, bikin handphone gue nge-blank aja", kesal Keira. Sambil membuka satu persatu pesan dari mereka, ada yang mengetuk pintu kamarnya. "Kei, kei, buka pintunya sayang, sudah ditunggu Ayah sama Kiara", jelas suara Bunda dari balik pintu. Beberapa menit Bunda mengetok pintu, Keira masih diam tak menjawab ajakan Bundanya. Sadar tak mendapat jawaban dari sang pemilik kamar, Bunda pun memilih pergi. Selang beberapa menit dari Bunda, suara yang sangat tak asing bagi Keira berusaha untuk membujuknya keluar dari kamar. "Kei, dibawah ada makanan kesukaan lo nih, buruan turun keburu dingin ntar", kata Kiara. Setelah sang Bunda tak berhasil, akhirnya Kiara berhasil membuat Keira bersuara.

"Buat lo aja", jawab Keira singkat. "Yakin gak mau, ini mbok Nah buat special pasta loh",balas Kiara sambil terus mengetok pintu kamar saudaranya. "Gue udah bilang kan Kia, buat lo aja, dengar gak sih", jawab Keira kesal. Mendengar jawaban tersebut, Kiara pun langsung pergi meninggalkan Keira. Kiara sangat paham sifat saudaranya, jika saudaranya sudah mengeluarkan kata "dengar gak sih", menandakan dia benar-benar tidak ingin diganggu. Sementara di dalam kamar, Keira sibuk memainkan handphonenya untuk membalas pesan dari Riko dan Dini. Sesekali dia menunjukkan raut wajah berbeda-beda saat melihat layar handphone.

Fr : Riko

kamu semangat yaa, pasti Ayah akan berubah pikiran kok. Yang penting kamu sudah menjelaskan alasan kamu.

Keira:

Enggak mungkin, Ayah bilang itu tidak,

Menjamin masa depan aku.

Fr : Riko

oke, daripada ngobrol lewat chat, nanti aku jemput kamu siang setelah aku urus berkas di sekolah.

Keira:

Okelah, aku tunggu. Good luck ya.


Jam dinding pun sudah menunjukkan pukul 11:00 WIB. Sesua dengan pesan Riko, dia akan menjemputnya setelah makan siang. Keira pun langsung bergegas menuju kamar mandi untuk bersiap-siap. "Ternyata rebahan seharian bikin badan sakit semua ya, mana lapar banget lagi. Sabar ya nak, sebentar lagi kamu bisa makan (sambil mengelus-elus perutnya). Keira kamu past bisa", ucap Keira di depan cermin. Dia pun langsung turun ke bawah dengan santai seperti biasa karena dia yakin kalo semua sudah pergi. Ternyata dugaan nya salah, tanpa Keira ketahui, Bundanya masih berada dirumah untuk menunggunya keluar dari kamar.

"Selamat siang sayang, mau kemana kok cantik gini ?", ucap bunda yang membuat kaget Keira. "Loh, bunda nggak ke toko hari ini ?", kata Keira. "Enggak, bunda hari ini libur dulu. Bunda boleh ngobrol sama kamu ? Mau pergi kemana nih, pasti sama Riko yaa.." tanya Bunda. "Iya sama Riko. Mau ngobrol apa sih Bun ?". "Hmmm, pantesan cantik banget. Makan dulu ya sebelum pergi, kan tadi belum makan. Mau bunda suapin", goda Bunda. "Ntar aja makannya Bun, sekalian keluar. Pasti mau bahas soal tadi malam kan Bun ?", jelas Keira.

"Kei, apa yang Ayah kamu bilang semalam, itu semua sudah dirundingkan dengan bunda nak. Itu semua murni untuk masa depan kamu, bukan untuk Ayah sama Bunda. Kami sebagai orang tua, sangat ingin melihat kamu dan Kiara bahagia di masa depan. Jadi Bunda mohon sama kamu Kei, kamu ikuti ya saran Ayah kamu. Bunda juga percaya kalo di masa depan kelak, kamu mampu untuk mengurus usaha Ayah dan Bunda. Satu hal lagi Keira, kami berdua sayang sekali sama kamu, tidak ada yang berbeda ataupun berkurang dengan Kiara", jelas Bunda.

Cita dan CintaWhere stories live. Discover now