Bagian 5

3 0 0
                                    


Setelah Keira kembali ke rumah, dia melihat raut wajah lelah, khawatir, dan capek pada Ayah dan Bundanya. Dia memutuskan untuk langsung masuk ke rumah dan meminta maaf kepada orang tuanya. Keira hanya berpesan kepada Ayah dan Bundanya untuk berbicara mengenai permasalahannya. Keira pun menyampaikan pendapatnya dengan mengajukan persyaratan kepada Ayahnya.

"Kenapa harus seperti itu. Beri Ayah penjelasan syarat itu Keira", kata Ayah.

"Iya memang harus ada syaratnya Yah. Supaya kita sama-sama diuntungkan. Aku mau membatalkan beasiswa ini dengan syarat pertama, aku akan mengambil jurusan yang Ayah rekomendasikan tetapi melalui jalur tes tulis, agar Ayah paham passion dan kemampuan aku di bidang itu. Syarat keduanya..", belum selesai bicara, Ayahnya memotong pembicaraan.

"Enggak, Ayah enggak mau kamu ikut tes, karena itu akan berjalan lama dan kamu terlambat masuk kuliah. Kamu harus masuk tahun ini juga. Karena Ayah tau kalau kamu tidak akan serius untuk mengejar itu Keira dan kamu masih punya ambisi untuk ambil beasiswa itu lagi.", kata Ayah.

"Segitunya ya Ayah berpikir tentang aku. Ayah gak usah khawatir atau takut aku tidak serius. Aku janji akan serius mengikuti progam yang diberikan supaya lolos tes. Karena hasil itu adalah bukti nyata apa aku mampu di jurusan itu. Syarat keduanya, untuk mengisi waktu sambil ikut program tersebut, Keira akan bekerja. Aku sadar diri karena Ayah sama Bunda gak mau kan liat anaknya sebagai pengangguran. Itu syarat yang Keira mau Yah, Bun."ucap Keira.

"Keira kamu mau kerja apa nak. Kamu gak usah kerja ya, ikut Bunda aja di toko kue. Kebetulan ada yang mau cuti melahirkan atau kamu bisa bantuin di butik. Kan Keira suka main di butik Bunda. Jadi kamu ikut Bunda aja ya.", bujuk Bunda

"Maaf Bun, Keira gak mau seperti itu. Aku mau membuat diri aku sendiri bangga sama usahaku sendiri Bun. Keira juga sudah dapat tawaran kerja kok di perusahaan desain terkenal tempat tante Maya dulu. Jadi gimana pendapat Ayah.", kata Keira sambil melirik Kiara yang sedang mengangguk setuju.

Dengan menghela napas panjang, Ayah terdiam sejenak sebelum menjawab pertanyaan dari Keira.

"Oke baiklah kalau itu memang mau kamu. Ayah akan daftarkan kamu untuk ikut program tes tulis tersebut besok di universitas yang sama dengan Kiara sambil menunggu penerimaan baru tahun depan. Lalu soal bekerja, kamu kerja di kantor saja".

"Kan tadi sudah bilang, Keira gak mau kerja ikut bareng Ayah dan Bunda", jawab Keira.

"Tenang saja, Ayah akan mempekerjakan kamu sama seperti karyawan yang lain. Kamu akan diproses sama seperti mereka. Kamu akan bekerja dari awal sebagai staff biasa. Kamu akan menerima hak kamu setiap bulannya seperti pekerja yang lain. Dan Ayah akan menmpatkan kamu di tim desain sesuai minat kamu. Itu kan yang kamu mau Keira ?", tanya Ayah.

Mendegar jawaban dari Ayah, Keira mendadak kaget dan bingung. Melihat saudaranya Nampak bingung dan kaget, Kiara yang dari tadi hanya mendengarkan pembicaraan mereka, akhirnya ikut bersuara.

"Sepertinya aku setuju dengan Ayah. Karena Ayah menempatkn lo sesuai dengan kemampuan yang lo miliki kan. Jadi lo semakin bisa belajar banyak disana", kata Kiara.

"Oke baiklah aku setuju. Terima kasih Ayah, Bunda. Keira akan bekerja keras dan bersungguh.", ucap Keira.

"Bunda bangga punya kalian semua", ucap Bunda sambil memeluk mereka.

"Yasudah sekarang sudah malam. Mari kita istirahat. Selamat malam semuanya", kata Ayah untuk menutup perbincangan malam ini.

"Selamat malam Ayah, Bunda.", jawab Keira dan Kiara bersamaan.

Sambil berjalan menaiki tangga, Kiara menanyakan pendapatnya pada Keira. "Gimana tadi pendapat gue ? bagus nggak ? Lo bisa manfaatkan semua fasilitas dan ilmu yang ada di kantor supaya karya ilmiah lo makin keren. Terus tahun depan lo bisa gampang buat daftar beasiswa itu lagi.",

Cita dan CintaWhere stories live. Discover now