Aku dan Dia (3)

12 0 0
                                    

Yogyakarta, 6 oktober 2018
Pertengkaran antara aku dan dia tidak ada hentinya. Saat itu dia selalu menyalahkanku dengan apa yang telah aku lakukan. Saat itu aku sangat hancur sehancur hancurnya. Teman teman yang lain pergi jalan dan menikmati bisa dikatakan liburan di kota jogja. Sementara aku hanya berdiam diri di kamar hotel untuk menyelesaikan permasalahan dan kesalahpahaman antara aku dan dia.

Pada malam hari semua orang pergi keluar, untuk menikmati kota jogja yang kata orang adalah salah satu kota romantis di indonesia. Tapi tidak untuk aku, aku hanya berdiam diri di kamar hotel, duduk di balkon dan menangis sejadi jadinya.

Kurang lebih 1 minggu aku di jogja. 2 minggu setelah pertengkaran aku dan dia, dia berniat membuka perasaan nya lagi dan melupakan semua permasalahan yang ada. Seiring berjalan nya waktu, aku dan dia kembali tertawa bersama, sering komunikasi dan kembali sedia kala.

Namun di akhir oktober permasalahan besar itu hadir di tengah tengah kebahagiaan kami.

Senior yang pernah dekat denganku, menghubungi pacarku dan mengatakan bahwa aku memiliki hubungan khusus dengannya. Saat itu pacarku masih percaya padaku, dan betapa bodohnya aku, ketika aku sedang chattingan dengan senior itu aku mengatakan "sayangkuh" padanya. Itulah kenapa pacarku sangat marah besar padaku.

Aku tau, aku sangat bersalah saat itu.

Namun dalam hati ku yang paling dalam, aku tidak pernah membagi perasaan kepadanya. Kata sayangkuh itu hanya sebagai ucapan terimakasih karena dia telah membuat kan tugas peta ku. Dan aku memberikan oleh oleh untuk dia.

November 2018
Adalah bulan dimana aku sangat sangat hancur. Aku tak mengenali dia lagi. Dia sudah menjatuhkan harga diriku. Dia berkata kasar kepadaku. Aku sangat sangat sakit saat itu. 3 hari aku tak keluar kamar dengan alasan aku sedang sakit. Aku menangis dan meminta bantuan kepada kakak ku. Tapi tidak di sangka dia juga membenci kakakku.

Dia memblokir semua media sosi yang berhubungan denganku.

Aku hancur saat itu, hancur sehancur hancurnya.

2 minggu aku tidak komunikasi dengannya. Suatu hari aku mengupload foto saat d jogja bersama teman temanku. Dia membalas status ku tersebut.
"Oh ini..." kata dia
Dan ku balas "iya, yang cewe murahan itu"
"Kan enak, mainnya terang terangan" balasnya lagi
Akupun sangat terpukul dengan apa yang ia kirim untukku.
Saat itu aku tidak sanggup untuk membalas pesannya lagi.

Aku selalu mengirim pesan padanya, namun tak pernah di respon. Aku senantiasa menunggu.

Beberapa hari kemuadian dia menelpon aku.

"..." aku terdiam
Dan dia hanya tersenyum. Dia ucapkan salam
"Assalamualaikum" ucapnya sambil tersenyum
"Walaikumsalam" aku masih tercengang dan degdegan
"Apa kabar?" Katanya seperti tdak ada permasalahan
"Baik.."
"Kok kurusan sih? Kok matanya bengkak? Udh makan apa belom?"
Dan aku hanya tersenyum. Dia mengatakan jika dia ingin memaafkanku dengan satu syarat
"Kalo mau aku maafin, ada syarat nya" katanya
"Apa?" Jawabku
"Kamu harus lompat lompat dari kamar ke belakang, trus ke kamar lagi?" Pinta nya
Aku terkekeh mendengar ucapan dia. Seakan tak yakin dengan apa yang dia katakan itu
"Mau ga?" Tanya nya lagi
"Serius ini?" Tanya ku
"Iyaa... kalo tak mau yaudah" jawab dia
Dan malam itu, aku lompat lompat dari kamar sampai belakang, dan ke kamar lagi.
Dia tersenyum dan tertawa kecil, meski aku tau bahwa wajahnya tidak bisa bohong. Masih ada kekecewaan dalam dirinya.

Semenjak itu aku baikan dengan dia, tidak ada permasalahan lain yang muncul. Aku sudah sangat takut terlalu dekat dengan lelaki lain lagi. Karena aku takut kehilangan seseorang yang sangat berarti untukku.

Namun ada satu hal yang berubah dari dia, cara dia berbicara padaku, dia tak lagi peduli padaku, dia tak lagi menghargai aku. Aku terima semua, dan berharap suatu saat dia akan berubah.

Juni 2019
Bulan terakhir aku menemui dia.
Karena kondisi keluarga yang tidak mendukung.

Permasalahan di keluarga ku sedang hancur hancurnya
Mungkin dia ingat bagaimana sebenarnga kondisi keluarga ku
Saat itu penyakitku kambuh
Aku sengaja menyembunyikan semua dari keluarga
Dulu aku hanya bergantung padanya

Aku tidak menemui dia kesana karena memiliki alasan,
Yang pertama, kondisi keluarga yang tidak memungkinkan
Yang kedua, aku harus bekerja karena ayahku sedang dalam keadaan yang tidak sehat
Yang ketiga, kondisi ku tidak mendukung untuk bepergian jauh
Dan masih banyak lagi yang mengharuskan aku untuk menunda menemui dia.

Aku sudah memberikan penjelasan kepada dia, ia mengatakan "ya sudah, nunggu aku keluar aja jumpanya" sambil tersenyum
Dan ku fikir kalimat itu adalah suatu pengertian dari dia

12 agustus 2019
Seperti biasa aku komunikasi dengan dia, lewat telepon tentunya. Malam itu seperti sebelum sebelumnua. Tidak ada yang beda. Aku dan dia masih membicarakan hal hal konyol yang akan membuat kami tertawa terbahak bahak. Aku menceritakan semua yang aku alami di hari hari ku. Seperti biasa, aku dan dia teleponan sampai aku tertidur.

Esok nya, dia tidak ada kabar. Aku maklumi itu, aku fikir dia tidak memegang ponsel atau mungkin ponselnya lagi di pinjam.

1 minggu berlalu, ia juga masih tidak ada kabar. Aku mencoba menelpon di kontak biasa kami telponan. Namun teleponnya tidak nyambung.

Aku chat dia di facebook. "Sayang, apa kabar?" Namun tidak ada respon dari dia

5 bulan berlalu, dia tidak kunjung ada kabar.

18 November, aku sudah berniat untuk menemui nya disana. Namun masalah keluarga ku muncul kembali. Ayahku sakit nya tidak kunjung pulih.

Awalnya kolesterolnya tinggi, dan masuk Rumah Sakit. Hari dimana ia masuk RS, aku sedang melakukan studi di kampus. Setelah mendengar kabar ayahku, aku langsung meminta izin kepada dosen untuk pulang dan menemani ibu dan ayahku.

Saat itu aku tahu, ibuku tidak memiliki uang. Syukurlah 1 minggu sebelum itu aku mendapatkan beasiswa di kampus ku.

Tanpa ragu, aku membiayai pengobatan ayahku. Ibuku menangis dan berterima kasih kepadaku. Aku hanya bisa menangis.

Saat itu, aku hanya berharap untuk kesembuhan ayahku. Beberapa bulan berlalu. Kondisi ayahku semakin membaik namun kaki kirinya masih sakit. Aku bertanya kepada salah satu saudara yang ada di jawa, dia blg ayah harus di rawat agar dapat ditangani dengan serius. Namun aku masih berfikiran positif untuk kesembuhan ayahku.

Aku bangun di sepetiga malamku. Berdoa untuk kesehata  kedua orang tua ku, kebahagiaan keluarga ku, rejeki keluarga dan ada satu nama yang tidak pernah lupa ku sebutkan. Benar... dia, dia selalu aku doakan agar dia selalu sehat dan sukses.

Aku dan DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang