2. Kecerian Yang Pudar

4.8K 75 0
                                    

Assalamualaikum Wr Wb
Happy Reading 😊.


8 tahun berlalu ,Walaupun penyakit fisya masih menyerang. Tapi itu tak menjadi masalah. Mereka punya anak kembar tidak indentik Tsafika Ramadania Akbar ( Perempuan) dan Rabbani Sablan Akbar (laki laki). Tasfika memiliki sifat periang fisya dan Sablan memiliki sifat pendiam seperti alif .

Fisya dan alif juga sudah memiliki hubungan yang harmonis sudah saling terbuka dan sudah selayaknya suami istri. Suatu ketika Tsafika pulang dengan keadaan menangis dan badan yang lecet lecet karena jatuh.


" Assalamaualiakum umma abi kita pulang " Kata Sablan

" Waalaikumusalam Nak " Alif menjawabnya

" Sablan , Tsafika kenapa ? " Kata Fisya

" Umma maafin aku , adek Safika jatuh tadi pas main . " Sablan menjawab

" Kenapa sayang kok bisa jatuh ? " Lain kali adeknya jangan di ajak main aneh aneh ya kak kasian kan adeknya kalau udah kesakitan begini . Sini biar abi obatin ya nak "

" Maaf bi , Sablan kurang hati hati. Lain kali bakalan lebih hati hati lagi kok . " Kata Sablan

" Ya udah gak papa " alif pun menjawab

" Tsafika , maunya sama umma fisya aja yang ngobatin "

" umma kan gak bukan doktee , yang ngerti kan abi , abi kalian kan dokter" fisya menjawab

" iya sini biar abi aja " alif menyahut

Alif seorang ayah yang penyayang dan protektif dengan kedua anaknya itu terutama pada putri kecilnya Tsafika.
" abi pelan pelan ya "

" iya sayang abi pelan pelan ya, biar abi basuh luka kamu dulu biar steril dan gak infeksi . " jawab alif

" abi aku peluk abi boleh ya ? , karena pasti sakit biar gak sakit "

" Iya sayang , boleh kok kalau itu bisa bikin kamu jadi gak sakit"

" Umma besok pengambilan rapot kita , Abi sama Umma bisa datang ? " Kata Sablan

" Sya , gimana aku besok ada ngisi seminar ? Kamu sendiri gak papa " sahut alif

" aku sendiri aja gak papa mas " sahut fisya

" tuh kan pasti gak bisa , abi kan selalu gitu . Selalu gak bisa . Huft " kata Sablan

" kan abi kerja nak buat kita semua gak papa ya sama umma aja ? " sahut fisya

" iya gak papa , kalau nilainya jelek kan gak bakalan di marahin ( tiba tiba datang) " sahut Safika

Sepulangnya dari pengambilan rapot Tsafika murung karena tidak mendapatkan ranking sementara kakaknya juara 2, dia berpikir umma dan abi akan marah dan ia juga kasihan sama abi udah capek buat kerja biayain dia sekolah tapi hasilnya tidak memuasakan. Dan umma nya yang selalu mengurusinya walaupun dia tau bundanya punya penyakit yang tak bisa di sembuhkan.

" Nak gak usah sedih , semester depan lebih baik lagi ya. " Kata fisya

" umma , maaf ya bikin umma sama abi kecewa . Gak bisa dibanggain sama abi dan umma" sahut Safika

" gak papa dek , abi gak bakalan marah kok kan abi gak pernah marah sama kita . Paling cuman di nasehatin aja. " sahut Sablan

" iya sayang abi gak akan marah kok sama Safika "

" tapi Safika tetep sedih "

Alif pulang dan fisya menceritakannya. Alif tidak akan marah pada anaknya dia hanya akan menasihati dan menghiburnya saja agar tidak sedih lagi.

" Tok 3x , Asslamualaikum nak boleh abi masuk "

" Boleh bi ." Sahut Safika

" Tsafika kenapa nak , cerita sama abi ? "

" Safika minta maaf sama abi ya , Safika gak bisa juara kelas kayak kak Sablan. "

" Boleh abi lihat rapot kamu "

" Emmm , Boleh bi tapi ...., "

" Tapi apa nak , kan abi gak janji akan marah."

Lalu Tsafika memberikan rapotnya dan alif pun tetap memuji anaknya itu. Karena ia tau bahwa kemampuan seorang anak bukan dari nilai akademik saja , setiap anak memiliki bakat masing masing yang tak sama.

" Nilai kamu bagus nak , jangan sedih ya walaupun kamu gak juara kelas . Abi sama Umma tetep sayang sama Safika. "

" ben... bener abi gak marah ? " sahut Safika

" Enggak sayang , tapi semester depan harus lebih baik lagi. Janji sama abi gak boleh sedih ya"

" Iya abi , makasih bi ( lalu Tsafika memeluk dan mencium pipi abi nya itu ) "

Keceriaan yang tadinya pudar telah kembali dari putri kecil kesayangan mereka itu.
Fisya sangat yakin bahwa alif adalah sesosok ayah yang sangat baik dan dia yakin anak anak mereka bangga punya ayah seperti alif.

Semoga kalian suka dengan ceritaku.

Alif & FisyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang