Akur

32 1 0
                                    

Jangan lupa vote dulu..

Happy reading..

---

Seungyoun pagi ini udah berangkat ke rumah Kyung. Di pengen ngadem disana aja biar ada temennya dari pada di apartemen soalnya kebetulan hari ini dia gak ada kelas. Sedangkan Kyung kuliah sampai jam 11 aja.

Kyung juga gak jadi nginep di apartemennya semalem. Karena gak di kasih ijin sama Seungwoo. Kayaknya Seungwoo emang masih belum bisa percaya banget sama Seungyoun. Padahal mereka udah kenal lebih dari tiga tahun.

Tapi gak apa-apa. Seungyoun punya banyak cara buat dapetin hatinya Seungwoo. Dan kalaupun sampai mati gak di restuin. Seungwoo bisa apa. Orang yang gak ngerestuinnya cuman dia doang. Masih kalah banyak sama yang mendukung.

"Bang?". Seungyoun seperti biasa nyelonong aja. Ia masih lihat motor Bang Seungwoo di garasi. Biasanya jam segini lagi di angetin buat di pake kerja.

"Hoohh..". Seungwoo nyaut dari ruang tv. Lagi males-malesan. Seungyoun ikut duduk di sofa dan mainin handphonenya sebentar. Balas chat dari Kyung.

"Ngapain? Adek gue udah berangkat ngampus". Ujar Seungwoo. Tapi matanya tetap fokus pada layar tv.

"Tau Bang. Gue kesini mau ngapel doang". Jawab Seungyoun. Ia menyimpan handphonenya di atas meja.

"Yeehh gue bilangin Kyung udah berangkat juga". Seungwoo rada kesel juga. Tuh orang budek apa.

"Gue bukan mau ngapelin Kyung, Bang". Seungwoo mengalihkan atensinya pada laki-laki yang sejak beberapa menit lalu di sampingnya. Bingung.

"Terus?". Seungyoun melingkarkan tangannya pada tangan Seungwoo yang masih dalam keadaan bingung.

"Mau ngapelin Abangnya". Ucap Seungyoun manja di buat-buat. Seungwoo meringis ngeri.

"Najis lo". Tangannya di tarik sampai pelukan Seungyoun terlepas. Seungyoun cuman bisa nyengir doang.

Beberapa saat mereka cuman nontonin tv sambil pindah-pindahin channel gak jelas. Soalnya belum ada acara yang menarik perhatian.

"Makan Bang?". Tanya Seungyoun. Nadanya persih bat kayak yang peragain si Old Lex.

"Masak sono. Males gue mau keluar juga". Seungwoo mager parah. Bahkan males banget buat berangkat kerja. Jadi dia nyuruh asistennya aja buat buka distronya.

"Delivery aja kuy lah? Nih pesen aja terserah. Gue yang bayar". Usul Seungyoun. Dia juga mager.

"Cocok". Seungwoo antusias. Menyambar handphone Seungyoun yang baru saja di sodorkan padanya. Dan selanjutnya Seungwoo asik pilih menu yang akan di delivery sesuai keinginannya.

Hampir jam 11, tapi pesanan yang di pesan Seungwoo belum juga datang. Padahal pesan setengah jam yang lalu.

Seungyoun sih udah biasa gak makan pagi. Tapi laki-laki di sampingnya ini dari tadi ngeluh lapar terus, padahal dirinya sendiri yang pesan makanannya.

"Sabar Bang". Seungyoun udah kasihan sebenernya. Seungwoo megang-megang perut kayak beneran udah gak makan tiga hari tiga malam.

"PERMISI".

"Tuh kan dateng kan Bang".

"Buka Youn buka". Seungyoun bahkan rela di tendang-tendang pantatnya saking tuh calon kakak ipar gak mau gerak. Tapi ikhlas. Ia cuman bisa geleng-geleng kepala.

Seungyoun bukain pintu dengan semangat sambil tersenyum ramah. Menampilkan si Mamang tukang Go Food yang di tunggu-tunggu.

"Ini Jang kasep pesanannya". Kata si Mamang Go Food. Seungyoun menerima satu kotak pizza besar dan sebuah keresek dengan isi minuman yang berlabel sama.

100% BUCIN [Cho Seungyoun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang