Single Parent (Osh X Kji)

프 롤 로 그 (Prolog)

Happy Reading
Typo

"Kau bercanda?!" Tanya seorang namja tidak percaya pada pria di hadapan nya

"Tidak" ucap nya santai

"Kenapa? Apa ada yang salah dengan ku"

"Aku bosan! Aku ingin kita berpisah" Raut wajah nya tidak menampakan bersalah, namja di depan nya menatap tidak percaya pada pria pale itu.

"Bosan? Apa kau gila? Kita sudah menikah, bukan berpacaran. Harusnya kau mempertahankan nya walaupun kau bosan sekalipun. Ini salah satu ujian dalam pernikahan kita, kau harus-"

"Cukup! Aku tidak mau mendengar. Tanda tangan di atas kertas ini" ucap nya dingin menyerah kan selembar kertas pada pria tan yang sudah akan menangis

"Jangan membantah! Cukup tanda tangani itu, kau boleh tinggal disini, Rumah ini untuk mu. aku pergi!" Dia melewati pria tan yang belum mengajukan protes atau bantahan.

Si pria tan meliahat punggung pria pale yang menghilang, keluar dari rumah mereka.

"Kau hiks Brengsek hiks! Kenapa kau hiks jahat padaku! Bukan kah kita saling mencintai hiks" ucap nya tersedu, entah berbicara pada siapa. dia menunduk, menatap kertas yang di tangan nya.

"Baiklah! Aku akan menanda tangani ini" ucap nya yakin, mengusap airmata nya kasar dengan lengan nya. Kalau pria pale itu meminta perpisahan, dia akan menyetujui nya. Bukan nya dia tidak mencintai nya, malahan dia sangat mencinta pria pale itu. Tapi si pria pale, sudah tidak mencintai nya, dia mencintai sepihak dan berjuang sendirian itu tidak mungkin. Dia akan melupakan pria pale, yang akan menjadi mantan suami nya.

Dia menyesal, tidak berpikir dulu sebelum mengambil keputusan. Dia menyetujui saja saat pria pale itu mengajak menikah, padahal hubungan nya baru menginjak 3 bulan kurang. Dan sekarang pria pale itu ingin mengakhiri pernikahan yang baru menginjak 5 bulan.

"Apakah aku harus mempertahan kan mu?" Ucap nya mengusap perut nya

"Baiklah" dia berdiri, melangkah ke arah kamar nya untuk mengambil pena untuk menandatangani kertas ini.

Dia membereskan semua barang-barang nya untuk dimasukan kedalam koper. Mengecek ponsel, untuk mengambil jadwal penerbangan. Dia akan pergi dari kota ini, dia akan tinggal di kota lain. Kalau di negara lain, dia tidak yakin, karena dia tidak mengenal baik negara asing. Lebih baik, dia pergi ke kota lain untuk mencoba hidup baru yang lebih baik.

"Let us go" dia menarik koper nya, tangan nya mengusap perut nya. Pergi melangkah keluar rumah yang banyak kenangan manis saat awal pernikahan, dan pahit semenjak 2 bulan terakhir.

Lanjut?

Voment