Tandai typo
Happy Reading
.
.
.
."Bukan denganmu yang Ku impikan, tapi Tuhan tetap mengirimmu"
Sanee duduk menikmati greentea latte miliknya. Jari lentiknya mengitari cangkir di depannya. Pandangannya menerawang jauh dua Minggu yang lalu. Dia masih ingat bagaimana reaksi Shae saat dirinya mengatakan bahwa Daddy memintanya untuk menikah dengan Gusti.
Bahkan Shae yang biasanya hanya diam, kini murka. Dia bahkan berani melayangkan protes kepada Kedua orangtuanya. Dia berada di kubu Sanee jika saudarinya itu meminta bantuannya. Dia siap sedia.
Semuanya bahkan sudah di persiapkan oleh Gusti, sedangkan dirinya hanya perlu diam dan menerimanya.
Shae sempat mendatangi Gusti, dia bahkan hampir saja mencakar habis wajah Gusti kalau ira tidak datang tepat waktu dan melerainya.
"Lo punya rencana apa dengan keluarga Gue, lo punya pacar kan, kenapa Harus nikahin Sanee?". Shae menarik kerah kemeja Gusti.
"Dora pergi. Dia ninggalin Gue saat Gue mempersiapkan semuanya. Dia pergi Shae, dia pergi. Gue gak mau nikah sendiri".
"Dan elo numbalin Gue. Hebat banget Otak Lo. Gue harusnya tahu dari dulu, karena elo emang nggak pernah jadi Laki-laki yang baik". Sanee bahkan membantu Shae untuk mencekeknya.
"Udah nak, udah. Bunda yang minta kamu untuk jadi pengganti Dora. Bunda yang minta. Bunda nggak bisa jadiin Shae menantu Bunda, seenggaknya bunda punya Sanee jadi menantu". Ira menangis dan membuat Shae dan Sanee saling pandang.
"Gue janji sama lo San, Gue gak akan ceraiin lo".
Sanee mendengus sebal saat mengingat pembicaraan dengan Gusti saat itu. Gila memang.
Sanee takut dia akan jatuh cinta ke Gusti, kalau saja Gusti benar-benar akan menceraikan dirinya, atau jika Dora akan kembali. Sanee takut terluka lagi.
"Sanee". Panggilan lembut dari lelaki yang mengenalnya beberapa bulan ini.
"Haiy Ray, duduk". Rayyan duduk di depannya dan memberikan undangan pernikahan Sanee. Sanee rasanya ingin menangis saat ini juga.
Andaikan saja pernikahan ini tidak akan terjadi, mungkinkah Rayyan akan bersanding dengannya seperti Shae dan Billal.
"Kamu menikah--". Suara Rayyan nyaris bergetar, menahan sesuatu yang Entah apa membuatnya sesak. "Padahal aku ingin jujur sama kamu tentang perasaan Ku saat ini".
Sanee memandang kearah Rayyan yang diam dengan wajah Datar. Sanee bingung harus bagaimana dia menanggapinya.
"Kalau kamu tahu, aku jatuh cinta sama kamu sejak kita bertemu".
Sanee terdiam, Entah kemana suaranya itu tiba-tiba hilang. Hanya ada sedih dan sesak didadanya saat Rayyan mengatakan kalau dia jatuh cinta padanya.
Sanee bahkan ingin menjawab perasaan Rayyan. Kalau dia juga mencintai Rayyan juga. Tapi tatapan tajam dari Gusti yang ada di seberang sana membuat niatnya menciut.
Bukan dia takut ke Gusti. Hanya saja dia sudah berjanji pada Kedua orangtuanya, kalau dia akan menikah dengan Gusti. Hanya Gusti bukan abdi negara seperti Shae.
Erik Ingin Sanee menikah dengan seorang pengusaha atau dokter. Hanya itu saja keinginanya. Dia tidak ingin semua anaknya was-was jika setiap kali suami mereka berangkat tugas ke antah brantah.
"Maaf maaf". Lirih Sanee. "Maaf Rayyan". Sanee menunduk, dia menahan air matanya yang siap tumpah.
"Heiy santai, aku juga gak bisa maksa hati kamu San. Aku harap kamu bahagia dengannya". Rayyan menepuk puncak kepala Sanee lembut. "Maaf aku gak bisa datang, aku harus pergi".
Rayyan berdiri dan mengacak rambut Sanee. Lalu pergi berlalu begitu saja, membuat Sanee menangis dalam diam. Dia menunduk dan menutup wajahnya dengan Kedua tangannya. Bukan rambutnya saja yang acak-acakan, tapi hatinya juga.
💣💣💣
Sanee menatap nanar gaun putih di depannya. Pandangannya tertuju pada jendela kamarnya. Besok hari pernikahan dirinya dan Gusti.
Shae memeluk Sanee erat. Bahkan Sanee tetap menangis saat menceritakan tentang Rayyan dan perasaanya. Shae hanya diam dan mengusap kepala Shae lembut, seperti dia mengusap kepala bocah kembarnya.
"Tidur San, udah malam. Besok acara kamu". Tutur kata Shae lembut, tapi jika emosi, jangan ditanya lagi dia seperti apa. Singa betina.
Shae mengajak Sanee tidur di kasur berdua. Bahkan Shae rela bercerita tentang masa kecil mereka, hanya untuk membuat suasana hati Sanee merasa tenang.
💣💣💣
"Saya terima nikah dan kawinnya Quenby Lateshia Tasanee binti Frederick Davian dengan mas kawin tersebut dibayar tunai".
SAH
Sanee memejamkan matanya, dia ingin sekali berlari pergi Dari sini sekarang juga. Dia benci dengan senyuman Gusti , seakan mengatakan bahwa selamat datang ke neraka.
Sanee di bawa menuju pelaminan oleh Gusti. Gusti tidak main-main dengan pernikahan ini. Dia bahkan benar-benar mengundang mantan pacar Sanee yang penyanyi itu.
Gila benar-benar gila Gusti.
Bahkan si mantan kaget melihat Sanee yang menjadi mempelai wanitanya. Emang dia gak baca apa. Siwer mata dia.
"Selamat ya Sanee". Sanee mengangguk tak berminat memandang lelaki di depannya ini.
Sanee ingin Rayyan datang kesini mengucapkan kata selamat Walau hatinya akan terluka. Tapi Sanee berharap dia akan dibawa Lari oleh Rayyan. Gila memang.
"Senyum sayang. Kamu jadi ratu sehari saat ini". Sanee tak menanggapinya. "Kita sudah bicarakan hal ini San, senyum". Gusti meremas tangan Sanee keras.
Sanee memandang Gusti dan tersenyum terpaksa yang terlihat seperti seringaian orang yang akan membunuh lawannya. Membuat Gusti takut setengah mati.
Dia lupa siapa Sanee. Sanee adalah wanita yang menakutkan jika dia marah. Gusti bahkan hampir beberapa kali terancam nyawanya.
"Diam, atau Gue bakar gedung paling mahal ini". Ancaman Sanee membuat Gusti kicep.
Gusti takut.
Sanee tersenyum puas melihatnya.
💣💣💣
![](https://img.wattpad.com/cover/168914188-288-k576544.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect (Shit) Husband (Tersedia Di Ebook)
RomanceTerdapat adegan dewasa,harap bijak dalam membaca.. 22++ Sanee berdiri dan menatap nanar lelaki di depannya itu. Bagaimana pun juga lelaki yang kini bermesraan dengan perempuan lain adalah suami sahnya dimata agama dan negara. "Lo lupa kalau udah nge...