6. Kesempatan

3.4K 480 73
                                    

Selamat malam kawan 🥰

Happy Reading 😘

.....

Sudah lebih dari satu minggu sejak pertemuan Juna dan Luna terakhir kali yang bahkan jauh dari kata baik.

Sejauh ini Juna tidak pernah menemui Luna, pria itu bahkan tak terlihat di cafe tempat Luna bekerja. Luna sendiri memilih sibuk dengan kuliah dan pekerjaannya meski sesekali gadis itu masih teringat pertemuan terakhirnya dengan Juna.

Kini Luna pun tengah melaksanakan Ujian Semesternya membuat semua fokusnya berusaha dia pusatkan untuk belajar, meski tak bisa dipungkiri bahwa ada setitik perasaan aneh saat pria yang beberapa minggu selalu dia temui menghilang seperti di telan bumi.

"Na keluar nyari makan yuk!" Ajak Biana yang kini menyumbulkan kepalanya dari balik pintu kamar Luna.

"Bentar abis baca materi ini ya Bi." Balas Luna membuat Biana berdecak malas.

"Belajar mulu kamu tuh, gak capek apa belajar mulu? Aku juga ujian tapi santai aja, malah males banget rasanya buat buka buku." Kata Biana yang kini tengah merebahkan dirinya diatas ranjang Luna.

"Ya aku kan gak kaya kamu Bi, mau belajar gak belajar tetep aja nilaimu bagus." Balas Luna tanpa mengalihkan pandangannya dari buku yang tengah dia baca, tangannya juga sibuk menandai hal-hal yang di anggapnya penting.

"Bagus apaan? Nilai rata-rata begitu."

"Rata-rata nya orang pinter iya, yang jelas kan nilai kamu lebih tinggi dari aku." Kata Luna malas.

"Jangan gitu, nilai kita bedanya juga gak jauh-jauh amat." Kata Biana lagi yang di balas deheman singkat oleh Luna.

Biana menunggu Luna sembari berbaring terlentang, matanya menatap langit-langit kamar kos Luna.

Disini tidak ada AC seperti kamarnya, kamar Luna cenderung sederhana namun nyaman. Tidak ada pernak-pernik yang berlebihan, yang menarik mata hanya rak gantung dari mika yang berisi kumpulan koleksi buku novel juga komik milik Luna.

"Na." panggil Biana yang kini berbaring miring menatap Luna.

"Hmm.. bentar Bi."

"Iya-iya, aku cuma mau nanya." Kata Biana gemas.

"Nanya apa?"

Biana menggigit bibirnya ragu, dia harus hati-hati agar tidak salah langkah.

"Gimana sama orang itu?" Tanya Biana hati-hati.

"Hah siapa?" Tanya Luna.

"Itu yang kamu ceritain, siapa sih namanya? Jono?"

"Juna." Koreksi Luna membuat Biana tersenyum tipis.

"Nah! Iya itu!"

"Ya nggak gimana-gimana." Balas Luna cuek.

"Masa dia nggak ada nemuin kamu lagi?" Tanya Biana mulai kepo.

"Nggak tuh, udah ku bilang kan? Gak ada cowok yang bener-bener tahan dan mau berjuang buat cewek sampek segitunya. Lagian...." Luna menggantung ucapannya membuat Biana gemas.

Butterfly (ON REVISI-New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang