5. Serius?

3.3K 486 54
                                    

"Kamu gak mau pacaran kan sama saya? Okey antar saya ke orang tua kamu, saya akan lamar kamu dan kita bisa nikah!" Kata Juna tegas membuat Luna menatapnya dengan mulut yang menganga karena kaget.

"Dasar gila!"  Bentak Luna tanpa sadar.

Juna merasakan tubuhnya menegang saat mendengar bentakan Luna. Nafasnya terasa memberat dan dadanya mulai terasa sesak. Juna memejamkan matanya mencoba mengendalikan diri, sumpah demi apapun baru kali ini Juna berusaha meredam gejolak emosi dalam tubuhnya seperti ini

Dan itu semua karena Luna, Juna sendiri bingung kenapa eksistensi gadis itu bisa mempengaruhinya sampai begini?

Sedangkan lain lagi bagi Luna, bagi gadis itu Juna adalah orang yang sangat gila dan aneh.

Bagaimana bisa pria itu mengajaknya menikah semudah itu? Juna fikir pernikahan bisa dibuat main-main? Lagipula umur Luna masih diawal dua puluhan yang artinya dia masih belum ingin untuk menjalin hubungan serius dengan orang lain terutama orang seperti Juna.

"Kamu fikir bisa bercanda tentang pernikahan?! Saya nggak habis fikir sama kamu Juna!" Lanjut Luna sembari mengusap wajahnya kasar tanpa tahu perubahan sikap dan emosi Juna.

"Saya tidak bercanda! Saya serius dengan apa yang saya ucapkan Luna, kamu harus percaya sama saya." Balas Juna penuh penekanan setelah lumayan bisa mengendalikan diri.

Tanpa Luna sadari bahkan tangan pria di depannya itu sudah mengepal erat dan berkeringat dingin.

"Maaf tapi meski kamu serius saya tidak bisa menerima permintaan kamu, saya permisi." Kata Luna cepat lalu berjalan melewati Juna keluar ruangan.

"Aluna!" Panggil Juna dengan suara meninggi, sembari menahan tangan Luna membuat gadis itu berbalik menatap kearah Juna dengan tajam.

"Biar saya antar." Kata Juna berusaha menurunkan nada bicaranya.

Saat ingin mengeluarkan penolakan Luna dibuat terdiam melihat wajah Juna yang sudah memerah dan berkeringat.

Tatapan mata yang seakan penuh ketakutan itu membuat bibir Luna tak bisa mengeluarkan sepatah katapun.

Juna yang melihat Luna hanya diam menatapnya langsung menarik tangan gadis itu dan membawanya keluar restoran.

"Saya akan antar Luna pulang." Kata Juna pada Jimmy yang mengikuti mereka dan dibalas anggukan oleh pria itu.

Jimmy pun langsung memerintahkan bawahannya untuk membawa mobil yang tadi Juna gunakan kedepan restoran.

"Pak Juna, bagaimana jika Marko saja yang menyetir?" Tawar Jimmy karena merasa keadaan Juna sedang tidak terlalu stabil.

"Tidak perlu." Jawab Juna singkat sembari membukakan pintu depan untuk Luna.

"Tapi pak-"

"Kamu mau melawan saya Jimmy?" Tanya Juna dengan nada suara rendah namun terasa mengancam.

Luna merasa semakin aneh dengan tingkah Juna. Juna seakan menjadi orang lain, dia sangat berbeda saat berbicara dengannya dan saat berbicara dengan orang lain.

Luna yang kini melihat Juna seakan sedang emosi dan frustasi, tanpa sadar memegang tangan pria itu membuat Juna tersentak dan menoleh kearah Luna.

Tatapan mata yang semula penuh emosi itu menyendu, menatap Luna dengan sangat lembut dan seakan takut akan sesuatu.

Butterfly (ON REVISI-New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang